Share

Pengendali emosi (1)

Seperti janjinya kemarin. Anaya tidak melepaskan hisapan Gempa pada payudaranya. Perlahan Anaya membuka matanya. Dia melihat jam yang menempel di dinding dekat meja riasnya. 04.56

"Gempa bangun," ucapnya lembut. Perlahan Anaya melepaskan payudaranya dari mulut Gempa, namun Gempa malah semakin menghisapnya kuat.

"Udah pagi, solat subuh dulu sana," lanjut Anaya. Dia mengelus dahi Gempa untuk memastikan bahwa suaminya itu sudah sehat atau belum.

"Solat dulu, gue juga mau siapin sarapan," Perlahan Gempa pun membuka matanya.

"Jam berapa?" tanya Gempa. Dia sudah melepaskan hisapannya.

"Jam lima," jawab Anaya. Dia merapihkan bajunya sebelum berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan menggosok gigi.

"Lima menit lagi," ucap Gempa. Dia kembali memejamkan matanya.

"Solat dulu, kalo lo masih pusing gak usah sekolah nanti gue izinin," ucap Anaya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Beberapa menit kemudian Gempa pun be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status