Share

Panti asuhan

Mia terus terbayang wajah Gilang yang begitu frustasi, dia tak menyadari kalau mobilnya terus melaju hingga ke pinggiran kota, saat itu ia memang tidak ingin pulang ke rumah. Dia terus mengikuti jalan yang entah nanti akan tiba di mana.

Hari semakin sore, ia menepikan mobil berhenti untuk melepas lelah, tenggorokannya terasa kering karena dari pagi belum makan dan minum.

Beberapa anak pria tengah bermain bola di lapangan, Mia tersenyum membayangkan kelak saat putranya besar pasti seperti mereka, akan kah dia bisa melihat masa-masa Bintang seperti itu.

Lamunan Mia buyar saat sebuah bola mengenai kaca mobilnya, dia turun lalu mengambil bola itu, seorang anak berlari mendekat dengan wajah cemas.

"Maaf Tante, kami tidak sengaja." Anak itu menunduk takut.

"Tidak apa-apa, ini bolanya. Eh ... ini sudah hampir Magrib kenapa kalian masih main jam segini?" Mia menyerahkan bola itu, anak itu tersenyum senang saat menerima bolanya.

"Iya Tante, ini kami

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status