Terlihat jelas hasil pertandingan ini. SMA Angkasa mendapatkan 35 poin. SMA Nusa Bangsa mendapatkan 31 poin. SMA Pelita mendapatkan 22 point. SMA Trisula mendapatkan 11 point. Sedangkan, SMA Trimurti mendapatkan 2 point.
Kemenangan diraih oleh SMA Angkasa. Walau ini adalah pertama kalinya mereka mengikuti pertandingan persahabatan, tetapi mereka bisa menunjukan siapalah sang juara yang sebenarnya.
"Selamat atas kemenangannya," ucap Diaz kepada Reni. Ia adalah kepala sekolah SMA Nusa Bangsa.
"Kekalahan yang manis," ejek Reni untuk Diaz. Ia sengaja memancing emosi Diaz.
"Saya ada penawaran yang b
Fanny, Pitaloka, dan Azkia berlari menulusuri koridor. Mereka sedang mencari sosok Aksa. Terlihat jelas mimik bahagia di wajah Pitaloka dan Fanny.Langkah Pitaloka dan Azkia berhenti saat sudah berada di belakang sosok laki-laki yang menggunakan hoodie berwarna biru dongker. Sedangkan, Fanny masih melanjutkan langkahnya. Ia langsung mendekap tubuh laki-laki itu dengan erat."Gua kangen sama lo," ucap Fanny dengan wajah tertunduk.Laki-laki itu tersenyum, lalu mengelus puncak kepala Fanny dengan lembut. Rasanya sudah lama sekali, ia tidak memanjakan Fanny. Dan, sekarang ia berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu memanjakan Fanny."Lihat kan, nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Semuanya sudah kembali seperti normal," ucap Aksa."Aqilla, makasih udah jagain Fanny," ucap Aksa sambil melihat Aqilla yang baru saja datang.
Hari ini menjadi saksi kepindahan Pitaloka ke rumah Reni.Perasaan canggung mulai menyerang dirinya. Sudah lama sekali, ia tidak tinggal bersama Reni. Dan, sekarang ia harus mulai membiasakan diri tinggal bersama dengan Reni.Setiap jamnya mereka lewati bersama. Seperti keluarga pada umumnya, bedanya cuman rasa canggung yang selalu mereka pendam.Mereka bertingkah seperti tidak merasakan apa-apa. Padahal, rasa canggung sejak awal menyerang mereka masing-masing.Tidak terasa hari sudah mulai malam. Artinya, sebentar lagi akan diadakan pesta. Reni menggelar pesta untuk menyambut kedatangan Pitaloka. Ia mengundang beberapa sahabatnya, sahabat Pitaloka, dan dua laki-laki yang ia rasa bisa membuat Pitaloka semangat.Para tamu undangan mulai berdatangan. Satu persatu mulai memasuki pekarangan rumah. Semua tamu undangan menggunakan setelan
Seminggu setelah acara pesta tersebut hubungan antara Pitaloka, Fanny, Azkia, dan Aqilla sudah mulai membaik. Bahkan, mereka sudah mulai sering bermain bersama.Seperti sekarang contohnya. Pada siang hari ini Pitaloka, Azkia, dan Aqilla sudah sampai di depan rumah Fanny.Tak lama kemudian, Fanny datang lalu mempersilahkan mereka untuk masuk.Mereka semua pun masuk ke dalam rumah. Dan, saat berada di ruang tamu, Pitaloka melihat Fitri sedang menyapu. Terbukti benar kalau hubungan Fanny dan Aksa adalah adik-kakak."Pagi, Bun," sapa Pitaloka sambil mendekat ke arah Fitri."Eh, ada Pitaloka," ucap Fitri."Mah, Fanny sama mereka ke atas dulu ya," ucap Fanny."Cih, ganggu aja," ucap Pitaloka."Apa lo bilang? Coba bilang sekali lagi, besok-besok nggak bakalan gua izin ke sini lagi."
Aqilla menghentikan langkahnya saat sudah berada di luar mini market. Ia baru saja membeli beberapa cemilan. Ia menatap bulan dan bintang yang menghiasi langit.Bintang dan bulan adalah tontonan favoritnya bersama dengan Acha. Setiap malam, ia akan pergi ke rumah Acha untuk melihat bintang dan bulan. Tetapi, semua itu berubah saat Tuhan mengambil Acha dari hidupnya untuk selamanya.Lamunannya buyar, saat ada orang yang berdiri di hadapannya. Dan, ternyata orang itu adalah Aksa. Laki-laki yang selama ini ia bantu untuk mendekati Acha."Kangen dia?" tanya Aksa.Aksa tau kalau Aqilla sedang memikirkan mantan pacarnya. Ia akui kalau sangat sulit melupakan perempuan itu dalam kehidupannya."Kayak lo nggak aja," ucap Aqilla lalu tersenyum.Aqilla juga tau kalau Aksa selalu merindukan seorang Achazia. Ia yakin kalau
Pitaloka langsung mengambil kunci mobil yang disimpan di atas narkas. Lalu, mengemudikan menuju rumah.Hari ini adalah hari yang sangat membahagiakan untuknya. Karena, hari ini adalah hari kepulangan Gino dari Jepang.Sesampainya di rumah, ia melihat sudah begitu banyak pengawal berada di halaman, yang berarti Gino sudah berada di dalam rumah.Ia berlari masuk ke dalam rumah. Sesampainya di ruang tamu, matanya mendapati sesosok Gino yang sedang meminum sebuah air putih dari gelas kecil yang dipegangnya.Senyuman Gino dan Pitaloka mengembang sempurna. Sudah selama dua minggu mereka tidak bertemu, dan sekarang adalah waktu yang paling berharga."Gimana? Enakan tinggal bersama mamah kamu?" tanya Gino."Enak sih. Tapi, karena belum terbiasa, jadi sering kangen rumah ini," ucap Pitaloka sambil berjalan mendekat Gino.
Siang hari ini Pitaloka sudah berada di rumah Fanny. Sebenarnya, ia tidak berniat mengunjungi Fanny, melainkan berniat bertemu dengan Aksa.Ia menaiki tangga untuk ke lantai dua. Saat sudah berada di depan kamar pintu Aksa, ia membuka sedikit pintu itu. Ia melihat ke dalam, dan ternyata ia melihat Aksa sedang sholat.Ia menunggu sejenak, sampai Aksa menyelesaikan sholatnya. Saat ia melihat Aksa selesai sholat, ia langsung berlari, lalu memeluk Aksa dari belakang."Senior," sapa Aksa."Ada banyak hal yang ingin gua ceritain sama lo," ucap Pitaloka."Salah satunya?""Ajarin gua ngaji."Aksa tersentak kaget akibat ucapan Pitaloka. Ia melepaskan pelukan Pitaloka. Ia menatap mata Pitaloka dengan saksama, sedangkan yang ia tatap hanya tersenyum."Senior lagi mabuk, atau lagi s
Ucapan syukur menggema di seluruh penjuru masjid setelah Pitaloka membaca syahadat. Tangisan Reni dan Gino tidak bisa ditahan lagi."Anak kamu udah besar," ucap Gino kepada Reni."Dia juga anak kamu. Udah, jangan nangis. Masa bos mafia nangis," ucap Reni.Setelah acara tersebut selesai. Pitaloka langsung mendapatkan pelukan dari seluruh sahabatnya. Acara yang dipenuhi oleh tangisan haru dari para mafia yang selama ini menjaga Pitaloka.Ghibran tersenyum. Perempuan yang selama ini ia jaga, akhirnya bisa memutuskan jalannya sendiri. Ia pasti akan sosok Pitaloka.Pitaloka keluar dari masjid diiringi oleh sahabat-sahabatnya, Gino, Reni, dan para mafia yang ikut serta menjadi saksi.Sesampainya di luar area masjid, mereka semua dikagetkan oleh suara kembang api yang sangat keras. Kembang api tersebut menghiasi langit mal
Sekarang di SMA Nusa Bangsa sudah dipenuhi oleh banyak orang. Sebagian murid dari SMA Pelita, Cendrawasih, Trisula, dan Angkasa memenuhi area SMA Nusa Bangsa. Karena hari ini adalah hari ulang tahun SMA Nusa Bangsa yang 17 tahun. Makanya dari pada itu, kepala sekolah mengundang beberapa murid dari SMA lain untuk memeriahkan acara ulang tahun ini.Semua murid dari SMA lainnya diharuskan menggunakan almamater sekolah mereka. Agar mereka bisa mudah dikenali dan jika terjadi apa-apa akan mudah terdeteksi siapa orang yang bertanggung jawab atas hal itu.Sebelum acara ulang tahun sekolah dimulai. Semua orang yang ada di sana berbaris rapi di lapangan baseball SMA Nusa Bangsa. Untuk melakukan upacara penyambutan.Setiap sekolah menunjuk dua orang sebagai perwakilan. Dan perwakilan itulah yang akan bertanggung jawab atas tindakan murid-murid sekolahnya. Jadi tugas orang yang ditunjuk sebagai perwakilan di sini bukan cuma mengawasi