Pitaloka menggenggam erat tangan Aksa. Agar mereka tidak terpisah, karena sekarang kondisinya sangat ramai dan sangat berdesak-desakan. Bisa gawat kalau mereka sampai terpisah.
Aksa sudah tidak memakai masker dan topinya lagi. Karena sekarang, ia sedang menemani kekasihnya itu bersenang-senang. Malahan akan terlihat aneh jika ia memakai penyamaran saat sedang bersenang-senang dengan kekasihnya itu.
Minuman, permen kapas, sebuah gelang berwarna hitam. Mereka sudah membeli itu semua. Dan tentu saja mereka juga sudah menikmati hampir seluruh stand yang ada di halaman sekolah.
Sekarang hanya tersisa satu stand. Sebuah stand yang sangat luas. Dan di dalam stand tersebut ada sebuah tempat seperti cafe mini.
Mereka berdua masuk ke dalam stand tersebut. Dan kebetulan ada satu buah tempat yang masih kosong.
Tidak lama setelah mereka berdua duduk, ada sebuah perempuan datang mendekat ke arah mereka.
Hari sudah menjelang sore. Tanda kalau acara sekolah yang sedari tadi para murid nikmati, sebentar lagi akan selesai. Dan para murid bisa kembali ke rumah mereka masing-masing.Aksa mengumpulkan semua murid yang satu sekolah dengannya. Mendata mereka semua, agar bisa ketahuan siswa yang pergi sebelum waktunya.Dan ternyata benar, ada beberapa siswa yang pergi dari tempat ini sebelum waktunya. Ia mencatat nama siswa-siswi itu, agar besok mereka mendapatkan hukuman dari guru BP."Woi, Aksa. Lo pulang kagak?" teriak Cakra dari kejauhan. Membuat kegiatan mencatat Aksa terhenti."Ya pulang, lah. Masa gua mau tidur di sini. Kan nggak lucu," teriak Aksa sambil mengalihkan pandangannya ke arah Cakra."Ya udah. Ayo pulang.""Mata lo rabun atau gimana? Gua masih ngecek bawaan gua, nih."Cakra pun berjalan santai mendekat ke arah Aksa. Menghentikan langkahnya tepat d
Aksa sedang menikmati keindahan bulan dan bintang dari balkon kamarnya. Dengan mata telanjang, ia menatap bintang-bintang yang sedang bersinar terang di langit malam.Sebuah senyumannya terukir, saat ia teringat dengan kejadian pertama kali ia bertemu dengan Pitaloka dan sahabat-sahabatnya.Saat itu, ia berpikir kalau ia harus menjauh sejauh-jauhnya dari ketiga perempuan itu. Karena perempuan itu akan terus-menerus membuat dirinya dalam masalah.Tetapi sekarang kondisinya malah terbalik. Fanny, perempuan yang dulu pernah sangat membencinya, sekarang menjadi kakak perempuannya. Dan sekarang perempuan itu sangat menyayanginya. Bukan sebagai laki-laki. Melainkan sebagai adik.Pitaloka. Perempuan yang dulu sangat menyusahkannya dan pernah berencana untuk membuatnya sebagai bahan pelampiasan. Sekarang menjadi seorang kekasih yang sangat perhatian dan sangat mencintainya.Azkia. Perempuan
Aksa mengendarai motornya dengan kecepatan yang kencang. Membelah keramaian jalan bersama para sahabat-sahabatnya.Di belakang Aksa ada dua devisi dari geng Heaven yang sedang mengikutinya ke suatu tempat. Dua devisi itu adalah devisi Salamander dan devisi Natch. Kedua geng itu sekarang-sekarang ini memang selalu terlihat muncul di jalanan. Membuat semua geng jalanan yang lain ketakutan.Mereka berhenti tepat di depan basecamp Laskar. Mata mereka membulat sempurna, saat melihat semua barang yang ada di basecamp tersebut sudah hancur tak berbentuk.Basecamp yang dulunya selalu rapi. Sekarang sangat berantakan. Seperti habis diterjang sebuah badai kencang.Aksa dan yang lainnya pun berjalan mendekat ke arah para anggota devisi Laskar yang sedang menatap basecamp mereka dengan tatapan penuh kesedihan."Siapa yang ngelakuin?" tanya Aksa saat sudah berada di samping Elvano."Gu
Aksa dan Elvano menghentikan motor mereka di depan rumah besar yang di dalamnya terdapat banyak mafia. Mereka turun dari motor, lalu masuk begitu saja ke dalam.Kedatangan mereka mendapatkan banyak perhatian dari banyak mafia yang ada di dalam. Para mafia yang tadinya sedang berlatih tanding, langsung menghentikan pertandingan saat melihat mereka berdua datang.Tentu saja, kejadian ini adalah kejadian yang paling langka. Karena sekarang Aksa datang bukan sebagai pacar Pitaloka. Tetapi sebagai sang raja jalanan.Sang raja jalanan datang ke tempat sang raja malam. Tentu saja hal yang menarik untuk dilihat. Karena tidak ada yang tau, hal apa yang akan terjadi. Bisa saja akan terjadi pertarungan. Atau mungkin saja akan ada sebuah deklarasi perang.Langkah Aksa dan Elvano berhenti tepat di depan sebuah pria paruh baya. Pria itu adalah orang yang memimpin para mafia. Siapa lagi kalau bukan Gino. Sang raja malam.
Di dalam ruang kerja Gino. Ada dua orang yang sedang duduk berhadapan saling membicarakan hal yang sangat penting.Sebuah pertemuan yang sangat penting. Sang raja malam dan sang raja jalanan, sekarang sedang ada di ruangan yang sama."Kemungkinan mereka para mafia baru. Mereka sudah ngehancurin salah satu basecamp Heaven. Dan saat saya kemari, saya sempat dicegah oleh mereka. Mereka bilang kalau mereka ingin menghancurkan Heaven dan Dragon, agar mereka bisa berkuasa penuh di kota ini," ucap Aksa menjelaskan tentang apa yang ia ketahui."Mafia baru, ya. Kemungkinan mereka sudah tau banyak tentang Heaven dan Dragon. Makanya mereka berani menyerang," ucap Gino dengan santainya."Terus, apa rencanamu?" tanya Gino sambil menatap Aksa."Saya harus menghancurkan mereka secepat mungkin. Karena semakin lama dibiarin, mereka bakal bikin onar lebih banyak lagi. Dan saya harap Dragon akan mendukung He
Aksa mengendap-endap masuk ke dalam rumahnya. Karena ia tidak ingin ada orang rumah tau, kalau dirinya pulang tengah malam. Bisa-bisa ia dihukum kalau sampai ada yang mengadu ke Fitri.Aksa menghela nafas lega. Saat ia sudah ada di depan pintu kamarnya. Sepertinya rencananya masuk ke dalam rumah tanpa seorang pun tahu berhasil dengan begitu mulus.Aksa membuka pintu kamarnya, lalu masuk ke dalam kamarnya dengan santai.Ia melepaskan jaketnya, lalu menaruh jaket tersebut di atas meja belajarnya. Karena kamarnya begitu gelap, ia pun menghidupkan lampu kamarnya. Agar terang.Saat lampu kamarnya hidup, ia melihat ada seorang perempuan cantik sedang tertidur pulas di atas kasurnya. Perempuan cantik itu sepertinya sedang menunggunya sampai pada akhirnya perempuan itu tertidur.Aksa naik ke atas kasurnya. Tangannya menjulur ke arah muka perempuan itu. Saat tangannya hampir menyentuh pipi perempua
Fanny mengusap matanya pelan lalu membuka matanya lebar-lebar. Ia melihat ke arah sekitarnya dan ia pun langsung merasa aneh. Karena kamar yang sekarang ia gunakan tidur bukanlah kamarnya.Fanny merangkak turun dari kasur. Saat kakinya mau menginjak lantai, ia melihat ada seorang laki-laki tidur pulas di lantai.Sebuah senyuman muncul di bibir Fanny. Ia baru ingat, kalau kemarin malam ia menunggu Aksa di kamar laki-laki itu dan tidak sengaja ketiduran.Fanny pun turun dari kasur. Lalu merebahkan tubuhnya tepat di samping tubuh Aksa.Ia menatap secara saksama wajah Aksa yang sedang tertidur. Walau sedang tertidur, adik laki-lakinya itu masih terlihat tampan.Tangannya mulai menjulur, menyentuh pipi Aksa. Dengan sengaja, Fanny menusuk-nusuk pipi Aksa dengan pelan menggunakan jari telunjuknya.Aksa yang sedang tertidur, terlihat tidak terganggu dengan apa yang sedang Fanny la
Lagi-lagi terjadi hal sangat membuat para anggota Heaven geram. Kali ini basecamp Dixie yang jadi sasaran amukan para mafia yang entah dari mana asalnya.Aksa, Elvano, Putra, Nova, Cakra, dan Alka sedang menatap semua anggota Heaven yang sedang berusaha membenahi basecamp Dixie.Tentu saja, mereka ber-enam sudah sangat muak dengan kelakuan para mafia itu. Tetapi, mereka juga belum bisa menyerang para mafia itu. Karena mereka belum mendapatkan informasi tentang titik perkumpulan para mafia-mafia itu. Jadi mereka tidak tau harus menyerang para mafia itu di mana.Kalau mereka bergerak secara asal. Pasti mereka sendiri yang akan dirugikan. Dan pasti para mafia akan memanfaatkan kerugian itu untuk mengalahkan mereka.Jadi satu-satunya cara terbaik untuk saat ini hanyalah tetap tenang dan bersiap untuk menghadapi serangan selanjutnya yang entah akan datang kapan."Kita nggak tau, basecamp