"Nona, apa yang sedang anda lakukan diluar begini?" tanya Renata yang tiba tiba muncul dengan dua buah mangkuk dessert di tangannya.
Chaterine pun kaget mendengar suaranya,"Tentu saja aku sedang menunggu mu. Memangnya siapa lagi?" kata Chaterine.
"Sekarang puding anda sudah datang, ayo cepat ke dalam, kita sudah tidak punya waktu lagi untuk bersiap siap." ujar Renata dengan cepat cepat mengajak Chaterine kembali ke dalam kamar.
****
"Dimana Chatty? Kenapa belum datang juga?" Cervan khawatir dengan putrinya yang tak kunjung datang padahal waktu makan malam hampir tiba.
"Duh, sayang. Putriku pasti sedang bersiap sekarang, apa kamu tidak tau jika para wanita itu lama saat berdandan?" saut Riria yang menganggap wajar keterlambatan Chaterine.
"Tidak seperti biasanya. Apa sekarang i
Dukung author dengan cara memberikan gem serta riview dengan rate bintang 5:)
"Bukannya semua sudah selesai kita bahas saat rapat tadi?" tanya Chaterine."Sebenarnya setelah rapat, ayah segera kembali ke ruangan karna membicarakan siapa pasanganmu untuk pemotretan besok dengan anggota lainnya. Maka dari itu, ayah sampai mencarimu ke kantin karna ingin menyampaikan hal ini." kata Cervan serius.Chaterine mencoba mengingat ingat kembali kejadian saat di kantin tadi,"Ah ... benar, ayah sampai mencariku ke kantin tadi." pikir Chaterine.Chaterine malah jadi teringat dengan kejadian menyebalkan tadi siang saat di kantin,"Ah, lupakan saja. Aku jadi malas mengingatnya," batin Chaterine."Lalu?" Chaterine hanya menanggapi sewajarnya."Semuanya setuju dan sudah ditetapkan, pasangan untuk pemotretanmu besok adalah Andreas Rostin." perkataan Cervan di suasana yang hening tersebut, sontak mengejutkan Chaterine yang mendengarnya."A ... Apa?" Chaterine tercengang, nama yang tidak asing untuknya, kenapa harus pria itu yang me
Para pengawal di belakang pun langsung turun untuk menangani para wartawan yang menghalangi jalan untuk mobil masuk tersebut.Hanya dengan 6 orang pengawal termasuk Rogger, dalam waktu 10 menit, kerumunan itu bisa teratasi meskipun para pengawal yang bertugas sempat melakukan sedikit kekerasan karna geram."Ayah, lebih baik kita turun saja sekarang. Lagi pula, mereka hanya akan memberikan kita beberapa pertanyaan bukan? Mewawancarai adalah pekerjaan mereka, dari situ mereka dapat uang. Aku tidak bisa membuat mereka tidak bisa melakukan tugasnya," Chaterine menatap para wartawan itu dengan kasihan, mereka di perlakukan seperti pengganggu saja."Hah .... mereka itu sangat merepotkan. Aku saja tidak akan tahan meskipun hanya mendengarkan ocehan mereka satu detik pun," Cervan menghela nafas berat, kesannya pada para wartawan sudah terlanjur buruk.Melihat jalanannya yang mulai terbuka, Chaterine langsung meminta turun pada supir. "Jalannya sudah mulai terbuka
Andreas pun langsung tersenyum, ia sampai lupa jika masih ada Cervan di sampingnya karna terpana dengan kecantikan Chateirne yang sudah lama tidak ia lihat."Sebuah kehormatan untuk saya bisa menjalin kerja sama dengan anda hari ini, tuan." Andreas dengan cepat langsung menyesuaikan situasi, ia melupakan Chaterine sejenak agar Cervan merasa tenang terlebih dahulu."Ya, memang sudah seharusnya begitu." kata Cervan memutar mata malas.Para wartawan pun langsung mengambil gambar saat Cervan, Chaterine dan Andreas sedang berbincang dengan santai. Setelah mendapatkan gambar itu, tentu saja pihak surat kabar akan langsung membuat artikel bohong di media.Tiba tiba direktur Candra pun datang dari dalam, ia langsung menghampiri mereka bertiga yang pada saat itu tengah berkumpul."Tuan, ada hal yang perlu anda periksa di dalam." kata Candra menyela pembicaraan.Cervan langsung menatap Candra seolah berkata, apa kamu tidak tau jika aku sedang berbicara? Beran
Chaterine dan para pengawalnya pun jadi tak sengaja terkejut oleh perkataan asal Andreas.Padahal, Chaterine sudah cukup lama tak bertemu dengannya, mereka juga tidak pernah butuh waktu bersama.Bagaimana bisa Andreas membuat berita bohong seperti itu?.Kini Chaterine tidak bisa lagi menahan dirinya, ia mengungkapkan semua perasaan kesal yang menumpuk di hati."Apa apa yang kamu maksud barusan? Apa kamu sudah gila? Jangan bohong!"Chaterine membocorkan Andreas dengan penuh emosi.Namun lagi, Andreas mengatakan hal yang bisa membuat orang lain salah paham."Duh sayang, kenapa kamu malah marah begini? Media sudah terlanjur mengetahui hubungan kita, harusnya kita tidak perlu menutup nutupinya lagi sekarang."ujar Andreas bual."Rupanya kamu sudah benar-benar gila. Cepat tarik ucapanmu itu atau akan ku potong lidahmu," kata Chaterine dengan membunuh membunuh.Saat Chaterine ingin sege
**** Chaterine dan Rogger masuk ke dalam studio, menghampiri ayahnya yang tengah sibuk berbicara dengan rekan-rekannya. "Ayah!" teriak Chaterine memanggilnya. Cervan langsung menengok ke arah suara yang familiar tengah memanggil namanya,"Sayang, kenapa kamu baru menyusul? Dari tadi ayah sudah menunggumu." kata Cervan senang melihat putrinya kembali. "Tadi ada sedikit masalah. Mau tidak mau aku harus menyelesaikannya," Chaterine tidak mengatakannya dengan jelas, karna takut Cervan akan turun tangan nantinya. "Masalah? Apa para cecunguk itu mengganggumu?" ekspresi Cervan seketika langsung berubah marah, ia mengeryitkan dahinya begitu mengetahui putrinya sempat berada dalam masalah. Tentu saja Chaterine tidak bisa bilang jika Andreas lah yang menyulitkannya tadi. Mengingat sikap Cervan yang sedikit emosian jika menyangkut tentangnya, membuat Chaterine tentu
Chaterine mencoba untuk melepaskan tangan Andreas yang sedang melingkar di pinggangnya. Chaterine tak ingin membuat keributan ataupun membuat dirinya terlihat aneh. Jadi Chaterine mencoba untuk melepaskannya senatural mungkin. Namun tetap saja tangan Andreas tidak bisa lepas dari pinggangnya, Andreas sengaja melingkarkan kedua tangannya dengan erat di pinggang Chaterine sambil tersenyum seolah tak tau apa-apa. Chaterine terpaksa melanjutkan pemotretan yang sedang berlangsung itu dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Ia harus menahan amarahnya, apalagi kini ayahnya sedang tidak ada disini. “Pemotretannya sudah selesai. Terimakasih untuk kerja keras kalian hari ini.” tak lama kemudian, akhirnya pemotretan itu selesai dengan hasil yang memuaskan. Pada akhirnya, Chaterine bisa bertahan dengan baik hingga akhir. Begitu pemotretan selesai, Chaterine langsung menarik tangan Andreas dan mengajaknya untuk pergi ke sebuah ruangan yang sama sekali tidak ada o
Sebagai seorang model yang baru saja merangkak naik, tentu saja menjaga citra dan harga diri merupakan hal yang paling penting untuk Andreas. Bagaimana jadinya jika ia di kabarkan telah melakukan pelecehan, bertindak semena mena, serta membuat berita bohong soal hubungan diantara mereka? Tentu saja hal ini akan berdampak pada karir yang baru saja ia rintis itu.Setelah mengingat kembali hal itu, setidaknya membuat rasa bersalah Chaterine berkurang meskipun hanya sedikit. Chaterine merasa ia juga sudah bertindak sewajarnya dan cukup berbaik hati pada Andreas yang telah sering kali membuatnya merasa tidak nyaman.Di tengah keheningan saat itu, tiba-tiba Chaterine di kejutkan dengan lengan besar seorang pria yang seketika menariknya dari balik tembok. Tangan pria itu langsung menarik tubuh Chaterine, kemudian menutup mulutnya agar tidak berteriak sehingga menarik perhatian banyak orang.Namun anehnya, pria ini tidak menutup mulut Chaterine dengan kain yang telah di
Saat hendak menjawab bisikan Chaterine padanya barusan, Felix merasakan adanya tanda-tanda kedatangan orang dengan suara ketukan langkah kaki. Felix dengan cepat menutupi wajahnya kembali dengan mantel yang ia bawa. “Nona, sepertinya ada yang datang.” bisiknya sambil menengok ke arah datangnya suara. Mendengar hal itu, Chaterine pun panik. Ia langsung memikirkan segala cara untuk menyembunyikan keberadaan Felix. Berbeda pada saat di kamarnya, di studio ini tidak ada celah untuk bersembunyi. “Ba, bagaimana ini? Kamu harus bersembunyi!” ujar Chaterine dengan panik. Meskipun Chaterine terlihat resah memikirkan bagaimana cara agar Felix bisa tidak ketahuan, justru Felix malah terlihat santai saja. Felix tersenyum melihat nona nya yang manis itu terlihat gelisah. “Saya tidak perlu bersembunyi,” katanya dengan santai. Ekspresi wajah Chaterine langsung berubah jadi tercengang melihat Felix yang masih bisa tersenyum di situasi seperti in