Share

Minta Maaf

Tak disangka, Ibas pergi meninggalkanku begitu saja. Begitu marahkah dia, padaku? Harusnya, dia bisa mengerti perasaanku. Bukan hanya menilai, dari apa yang dilihatnya saja. Toh, aku juga tidak diam saja. Aku sudah berani mengambil keputusan terbesar dalam hidupku.

"Bas, mau ke mana?" kejarku.

Dia tak menjawab, langsung menuju kamar Ibuk, lalu mengetuknya pelan.

Tok tok

"Buk, ini Ibas!"

"Ibuk istirahat, Bas, jangan diganggu!" Ucapku dengan nada khawatir. Entah khawatir karena apa, aku juga bingung.

Tanpa menunggu jawaban Ibuk, dia langsung mendorong pintu, seolah ini kamarnya sendiri. Aku mengekor di belakangnya, takut sesuatu yang tidak kuinginkan terjadi. Benar saja, Ibuk terpejam. Tapi tidak, tangannya memegang tasbih. Mulutnya melantunkan asma Allah.

"Buk, Ibas pamit. Ibuk sehat-sehat, ya!" pamitnya. Ibuk langsung membuka mata, seraya menatap heran kepada kami.

"Kenapa buru-buru?"

Ibas hanya diam, seraya memandangku jengkel. Aku semakin kikuk dibuatnya.

"Jangan bilang, kalian s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status