"Al, Jika aku bisa mengulang waktu atau mungkin aku punya kesempatan kedua untuk memulai semuanya denganmu maka aku jamin hanya kau satu-satunya orang yang ada di dalam hatiku. Tapi saat ini aku sudah membuat pilihan. Aku ingin kau bahagia!""Arthur, tapi bahagiaku ya bersama denganmu. Aku tidak mau berpisah denganmu. Apa yang papaku lakukan memangnya?""Al, Aku tahu kau adalah anak yang baik dan kau adalah anak yang penurut. Kau sangat menyayangi papamu dan kau juga sangat menyayangiku bukan?" mata Arthur menatap penuh kelembutan pada Alila yang kembali mengangguk meski dia sangat sedih sekali dengan pertanyaan dari Arthur tersebut."Bagus. Jika memang kau mencintai dan menyayangiku maka aku ingin kau bahagia. Lanjutkan sekolahmu. Kau harus menjadi seorang wanita yang hebat. Papamu sudah tidak mempercayai Rich. Itu artinya kau yang harus bertan
"JANGAAAAN!"Di saat yang bersamaan Arthur memekik karena dia tidak ingin mereka menyakiti Caca di saat yang bersamaan juga ada seorang gadis yang meringis karena dia dicengkeram tangannya cukup kuat oleh Arthur.Tanganku!Ada rasa sakit di dalam hatinya ketika dia mendongak menatap bagaimana Arthur memperhatikan seorang wanita yang baru saja disiram air. Terlihat kekhawatiran di wajah Arthur. Apalagi ketika wanita itu membuka mata dan dia kembali menggigil hanya saja matanya langsung tertuju pada suaminya."Arthur."Apa selama ini memang benar akulah yang berada sebagai pihak ketiga di antara mereka? Tapi Arthur sudah mencintaiku. Dan aku juga tidak masalah jika dia mau menjaga wanita itu. Tapi kenapa masih terasa sakit saat melihat mereka berdua dalam satu tempat? Apakah memang benar yang dikatakan Arthur kalau aku emang harus pergi?Meskipun dia sudah menerima dan yakin sekali kalau hatinya tidak akan cemburu pada wanita yang kini dijaga Arthur itu. Tapi tetap saja perasaan sedih d
"Tidak aku tidak begitu!" Caca menolak pernyataan Reza."Arthur apa kau mencintai wanita itu? Apa aku membuat masalah sampai hubunganmu dengannya bermasalah? Aku tidak mengingat apapun. Apa yang terjadi denganku?"Caca mulai paham sesuatu. Dia masih ingat tentang perasaannya pada Arthur meski dia tidak tahu apa yang terjadi tapi dia sudah membayangkan ke arah sana."Tidak. Kau tidak menjadi masalah. Arthur tidak mencintaiku yang dicintainya hanya dirimu."Tapi Alila kembali mendekat dan mengatakan sesuatu pada Caca dan dia juga berusaha tersenyum di saat hati Arthur juga merasa sakit. Dia belum pernah merasakan cinta sebesar cintanya pada Alila. Bahkan Arthur yang berpikir kalau dia sangat mencintai Caca dia juga tidak tahu kenapa cintanya pada Alila jauh lebih dalam. Dan ini menyakitkan untuknya. Dia tak bisa berkata-kata. Matanya menunjukkan betapa dirinya tidak menyukai jawaban Alila."Al.""Arthur, kau tidak perlu tidak enak padaku. Aku memang hanyalah seorang adik untukmu. Dan di
Sementara itu beberapa jam sebelumnya ..."Kau masih belum tahu di mana keberadaannya Amar?"Pertanyaan dari seorang wanita paruh baya membuat Amar menengok dan mengangguk."Sudah kukatakan padamu ini pasti ada hubungannya dengan Reza. Apalagi istrimu ternyata pernah punya hubungan dengan laki-laki yang dekat dengan anaknya. Dia tidak akan membiarkannya!"Kemarin keluarga Amar yang kebingungan melihat Amar terlihat stress sendiri dan mereka juga tidak melihat Caca mulai berpikir ada sesuatu yang buruk dengan Caca. Mereka menyarankan Amar untuk menghubungi polisi tapi Amar sendiri yakin kalau Caca bukan benar-benar hilang. Dia terpaksa menceritakan kepada kedua orang tuanya tentang kondisi Caca. Dan di sini adik Amar mulai memikirkan ke mana Caca pergi."Sita sudahlah. Kau hanya memperkeruh suasana saja. Dan lagi jauh-jauhlah dari Reza. Apa yang kau rasakan padanya bukan sesuatu yang harus kau biarkan. Dia punya istri dan--""Kau mungkin tidak percaya padaku tapi aku kebetulan tidur de
"Rein!"Dan sesampainya di toko sahabatnya, Amar sudah meneriakan nama itu saat dia membuka pintu."Kau mengagetkanku Amar. Ada apa?""Shaun, kau belum berangkat?"Tapi bukan Rein yang duluan ditanya oleh Amar, melainkan anaknya yang kini wajahnya sangat lesu sekali."Apa kau tahu tentang hubungan Alila dengan Arthur?"Dan Rein yang tadi sudah diceritakan lebih dulu oleh putranya tentang kejadian kemarin di sekolah dia penasaran. Mungkinkah Amar tahu sesuatu yang tidak diketahui olehnya?"Arthur? Arthur Walsh dan Alila?""Hm, kau tahu?"Bukan hanya Rein yang kini menatap Amar serius tapi seseorang yang berada di samping ibunya juga ingin tahu."Kemarin di sekolah dia mengatakan kalau dia adalah suami Alila. Shaun mengatakannya padaku.""Memang di sekolah tidak ada yang tahu? Iya itu benar. Rania sendiri yang mengatakannya padaku.""Tapi kenapa Rania tidak bilang apa-apa padaku ya?""Mungkin dia belum sempat cerita saja. Memangnya ada apa sampai Arthur datang ke sekolah Alila?"Amar se
"Baiklah Rein aku yang akan cerita padanya."Berat memang. Karena bukan hanya berat untuk menunjukkan kalau anak Rania masih hidup. Tapi di sini ada bayangan masa lalu di mana Amar mengingat betul bagaimana perlakuannya pada bocah kecil bernama Marsha.Bagaimana dulu dia hampir menjadi ayahnya dan apa yang akan dipikirkan Rania nanti."Kau percaya padaku?"Makanya Amar memastikan dulu dan tentu saja Rania mengangguk."Ya jelas.”"Rania apa kau yakin kalau aku ini orang baik?"Amar kembali memastikan. Karena dia tidak mau sampai Rania salah paham."Ya aku tahu kau orang baik. Kenapa sih? Ayolah cepat beritahukan aku apa yang terjadi!""Rania dulu saat kita sempat tunangan kedua kali dengan bantuan keluargamu itu sama sekali aku tidak tahu menahu apa yang mereka lakukan di belakangmu. Aku benar-benar tidak sengaja. Aku hanya dipengaruhi oleh perasaan sayangku padamu dan ini yang membuatku mengikuti keinginan mereka. Aku menyembunyikan semua rahasia tentang pria yang sangat kau cintai it
"Apa? Kakakku?"Berdegup jantung Rania tak tenang mendengar ini. Teringat dia pada kondisi masa lalu bagaimana keluarganya menggunakan teknik hypnotherapy membuatnya melupakan segalanya. Dan kini Entah kenapa dia mencurigai sesuatu."Apa hubungannya Caca dengannya?""Orang tuanya sepertinya berhutang dengan Giyan. Aku juga tidak tahu tapi dia berniat sesuatu pada Caca.”"Bukankah itu berarti Caca bisa saja diculik olehnya?""Kemungkinan."Dan kini Rania jadi makin gelisah."Kalau begini ceritanya aku harus minta tolong pada Reza untuk mencarinya. Bisa saja dia dibawa oleh Giyan. Reza tidak menceritakan padaku kalau dia sudah keluar dari penjara.""Rania. Istriku Caca adalah anak yang sangat manis. Dia bermain dengan dua orang keponakanku yang salah satunya sedang menyukai seorang wanita. Lalu dia menyarankan pada ponakanku untuk memberikan boneka Barbie.""Amar apa maksudnya kau ceritakan ini?"Rania masih tak mengerti. Tapi wajah Amar kembali terlihat serius sambil dia terus bicara t
"Betulkah mereka sudah kembali? Baguslah kalau begitu."Yang menjawab ini Rania. Dia begitu bersemangat. Karena dia memang ingin cepat-cepat bertemu dengan putrinya meski mereka tidak tahu di mana keberadaan Caca.Tapi mereka yakin sekali ini pasti ada hubungannya dengan Arthur ataupun Reza.Aku yakin aku tidak salah. Kalau dari cerita yang diberikan Amar sekarang Caca kondisinya dia buron. Kalau begini ceritanya polisi seharusnya sudah menemukan keberadaannya kalau tidak ada orang kuat yang menyembunyikannya.Kemungkinan adalah Arthur ataupun suamiku sendiri Reza. Tapi aku berharap sekali yang menyembunyikannya adalah Arthur. Karena kalau Reza yang menyembunyikannya aku yakin sekali dia sudah mati. Oh tidak. Akan sangat menyesal sekali saat kau tahu siapa Caca kalau sampai kau membunuhnya. Dan aku juga tidak mungkin yakin untuk memaafkanmu. Ini mungkin adalah akhir dari kebersamaan kita.Rania saat ini memang sedang terbawa emosi. Dia yang sudah sangat merindukan putrinya memang tida