"Berapa lama aku tidur?"
Sesaat sebelumnya saat seorang wanita baru saja membuka matanya dan dia agak sedikit menyesal karena bisa-bisanya tidur seperti orang mati. Bahkan dia tidak menyadari kalau langit sudah berubah gelap. Dan tentu yang tidak disadarinya juga kapan pria yang ada disampingnya tadi bangun.
Apa itu isinya bajuku?
Dia sudah mengubah posisinya jadi duduk dan melihat satu paper bag yang ada di ujung tempat tidurnya. Hanya sekedar ingin tahu saja apa isi paper bag itu, makanya dia mengulurkan tangannya dan melihat isinya yang tentu saja membuat dirinya meringis.
Hanya ini yang harus kupakai? Aish, kenapa tak memberikanku kaos dan celana training saja?
Melihat isinya, dirinya agak sedikit kecewa. Tapi dia tetap memakainya ka
Sadarlah Alila. Kau lihat sendiri, cintanya pada Caca membuatnya melihat semua wanita mirip dengan Caca. Termasuk dirimu. Tidak ada yang lebih penting baginya daripada Caca dan mungkin saja dia melakukan denganmu saat dia memikirkan Caca!Alila sebetulnya ingin menangis mendengar ini. Tapi rasa di dalam hatinya yang sudah sangat perih sekali membuat dirinya malah tersenyum."Ya mungkin saja. Karena setiap wanita yang kau lihat memang mirip seperti dirinya karena kau mencintainya."Alila berbicara dengan sangat santai. Meski hatinya memang berdebar dan penuh dengan rasa marah.Ini juga yang membuat pria di sampingnya manggut-manggut."Betul juga. Bisa jad
"Dasar gadis bodoh!"Makian seseorang di dapur yang sedang memindahkan makanan dari panci ke mangkuk yang sudah kosong.Suara itu hanya terdengar oleh telinganya sendiri karena dia mengumpat dengan suara yang pelan. Tangannya masih tetap bekerja memindahkan makanan dengan hatinya yang terasa sesak."Kenapa kau tidak kembali ke apartemenmu saja? Dia sendirian malam ini. Bukankah seharusnya kau menemaninya? Cih. Pertanyaan apa yang kau berikan padaku? Dia sendirian malam ini memang malam-malam kemarin aku tidur dengannya? Dua malam dia tinggal bersama denganku, tapi setiap malam dia tidur di kamarku sendirian. Apa kau tidak berpikir dimana aku tidur selama dua malam ini? Heish, bocah. Punya otak tak bisa berpikir." Sambil menggerutu sendiri pria itu membawa panci ke tempat cucian piring.Dia tidak langsung menc
"Sssh, memang siapa yang bilang kalau aku akan punya anak denganmu, Al? Mimpi saja dirimu ini!"Dan lagi-lagi Arthur menanggapi Alila dengan jawaban-jawaban merendahkan macam ini seakan-akan dia tak peduli ke Alila yang masih berharap untuk bersama dengannya."Kau melakukannya denganku tadi. Kemarin juga. Bukankah itu bisa membuat kita punya anak?""Hm. Kau jangan khawatir. Aku sudah mengikat diriku. Jadi kalaupun cairan itu keluar dan masuk padamu hanyalah cairan saja. Tidak ada bakal benihnya. Jadi kau tidak akan hamil Al," dusta Arthur.Dan jujur hatinya juga ketak-ketir ketika mendengar jawaban Alila ini.Bagaimana jika dia punya anak? Duh. Gak mungkin aku meninggalkannya. Dan bagaimana Caca? Apa tega aku menyakiti Alila seumur hidupnya? bingung Arthur. Tapi d
"Arthuuuuur, ampuuun dingin!""Hah, sudah kusuruh kau tidur tadi kau tidak mau tidur. Sekarang rasakan sendiri hukumanmu!""Aku maunya hukuman seperti di novel-novel, dapet itu ....""Cih. Kau pikir aku mau memberikan yang enak-enak untukmu sebagai hukuman? Mimpi kau."Alila disuruh tidur malah menggoda Arthur terus. Lagi-lagi dia membuat masalah pelik hingga pria itu membawanya ke kamar mandi, menanggalkan semua pakaiannya dan menyiram dengan air shower dingin.Ini sudah jam dua malam. Bagaimana Alila tidak kedinginan?"Hhhh, Arthur, aku menggigil.""Masih berani menggodaku seperti tadi?" tantang Arthur yang belum mematikan showernya."Mm-masiiih."
"Tapi aku menginginkanmu Arthur.""Al--""Heuheuheuuuu ... Aku janji, aku akan pergi jauh! Suatu saat nanti kau akan melihatku tidak lagi mengejarmu! Aku akan meninggalkanmu bersama dengan wanita yang kau cintai yaitu Caca! Aku tidak akan berlama-lama denganmu! Tapi biarkan aku mendapatkan sedikit kelembutanmu. Aku akan menjadikannya sebagai kenangan dalam hidupku dan aku tidak akan lagi mengganggumu. Aku akan pergi dan kau tidak akan pernah melihatku lagi seperti Alila yang sama! Aku tidak akan lagi mengganggumu."Alila tahu dia tidak seharusnya berkata begini dan merendahkan dirinya sendiri!Ini menyakiti hatinya! Apalagi kalau sampai Arthur menolaknya tentu dia tidak akan pernah melupakan hal ini.Tapi bukan kah Alila mencari alasan kenapa dia harus melupakan Arthur? Bu
Belajar? Aku juga tidak tahu dari mana Aku belajar. Aku hanya menggunakan instingku saja. Aku memang bukan wanita yang kau inginkan dan kau cintai karena aku hanya kau anggap sebagai adik dari sahabatmu saja tapi apa yang kulakukan sekarang padamu kuharap ini tidak akan pernah kau lupakan. Aku bukan orang yang akan kau puaskan tapi aku yang akan memuaskanmu. Kau akan tergila-gila padaku. Tapi saat itu mungkin kita tidak akan lagi bersama. Setidaknya ada sedikit kenangan manis yang tidak akan kau lupakan dariku.Alila sadar kalau yang dia lakukan ini di luar dari batas yang bisa ditoleransi oleh dirinya.Tapi Alila memang tulus mencintai Arthur. Ada rasa ingin untuk tetap bersama dengan pria itu, hanya saja Alila semakin lama bersama Arthur semakin kehilangan kepercayaan dirinya sehingga dia lebih memilih untuk pergi.Merasa tersakiti terus-menerus apalagi membayangkan Arthur bersama dengan Caca membuat dirinya tidak kuat. Tapi Alila juga tidak bisa membohongi dirinya kalau tubuh Arthu
"Al, kenapa kau tidur dengan posisi seperti ini? Apa badanku tidak terasa berat bagimu?""Oh ya ampun, akhirnya kau bangun juga. Aku sudah sesak napas. Tadi baru tidur sebentar aku sudah kayak kehilangan napas karena kau menindihku. Yang ada aku tidak bisa tidur.""Jadi dari tadi kau tidak tidur?"Pria itu bergeser tak lagi menindih tubuh Alila dan kini menatap wanita di hadapannya yang juga sudah mengangguk.Sungguh rasa bersalah sangat besar sekali di dalam hatinya. Dia tak menyangka kalau dirinya bisa kehilangan kesadarannya dipengaruhi oleh alkohol dan rasa lelahnya. Biasanya dia tidak seperti ini."Bagaimana caranya aku tidur kalau kau masih tetap berada di sana?"Sebetulnya Arthur menunjukkan wajah bersalah. Cuma Alila sedang tida
"Kurasa kau masih mabuk!"Tentu saja ucapan Arthur ini hanya dianggap angin lalu oleh Alila yang tidak pernah berharap kalau dia memiliki kakak seperti Caca."Hei aku serius. Kau memiliki wajah yang mirip dengannya, ditambah lagi dia lebih tua darimu dan Rich. Kalau tidak salah, kalian punya keluarga yang hilang bukan? Maksudku anak pertama dari orang tuamu? Apakah dia seumuran dengan Caca?"Kalau dia adalah kakakku, maka aku tidak akan pernah berharap bisa hidup di dunia ini. Melihat kakakku bersanding denganmu dan kau sangat mencintainya akan membuat hidupku seperti di neraka!Itu kata hati Alila yang kini tersenyum menatap Arthur seakan-akan merendahkan pikiran pria itu"Bilang saja kau melakukan denganku karena kau merindukannya. Kau menganggapku seperti dia. Makanya kau bicara begini. Tapi kau jangan khawatir, aku akan pergi. Dan disaat itu kau!" seru Alila menekan di kata terakhirnya."Aku pastikan lagi kalau melihatnya pasti akan seperti melihatku.""Hahaha."Malas Arthur memba