Share

Semakin Tua Semakin Menjadi

Tiba di rumah utama, Darren mengantar Sadewo untuk beristirahat di kamar. Ia sangat mengerti dengan diamnya sang ayah.

"Ayahmu bagaimana?" tanya Rossi ketika melihat Darren hendak ke kamarnya.

"Tampaknya ayah sedikit syok, Bu."

Rossi menganggukkan kepalanya, kemudian berkata. "Ge, Ibu mau kembali ke desa."

"Kenapa? Ibu tidak kasihan sama ayah?"

Rossi mengernyit. "Kita bukan siapa-siapa lagi, Ge. Dan tidak baik juga kami yang bukan suami istri tinggal dalam satu atap, bukan?"

Setelah menimbang, akhirnya Darren menyetujui keputusan Rossi.

"Baiklah, mari Ge antar."

"Tidak, Ibu diantar Bimo saja."

"Biar Ge sa-"

Rossi menimpali ucapan Darren dengan menempelkan jari telunjuk di bibirnya pertanda sang putra berhenti bicara. Spontan saja membuat Darren membisu.

"Kamu istirahat saja," kata Rossi, kemudian berlaku dari hadapan Darren.

Rossi mengambil kopernya di kamar, lalu menghampiri Bimo di garasi. Tanpa canggung wanita paruh baya itu meminta Bimo untuk mengantarnya pulang. Darren hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status