Share

Bab 36

"Wah ..., ini bagus banget, Yah," ucap arbi dengan binar kagum, menatap mainan baru yang dibawa sang Ayah.

Setelah banyak menghabiskan waktu bersama, bermain, ngobrol bahkan jalan berdua. Arbi sudah terbiasa menyebut Dana dengan panggilan Ayah. Dana yang minta, lama-lama jengah juga dipanggil "Om" anak sendiri.

"Kok Ayah?" tanya Arbi bingung. Dia yang selama ini terbiasa hidup berdua dengan uminya tanpa sosok ayah, tentu saja kaget saat Dana memintanya memanggil "Ayah".

"Karena Om ini, memang ayahnya Arbi?" jelas Dana sekenanya.

"Umi bilang ayahku nggak mau punya anak reseh dan cerewet kayak aku. Terus, kalau memang Om Dana ayahku, kenapa baru sekarang datang? Teman-temanku lho, ayahnya tinggal di rumah, antar jemput sekolah. Tapi Om Dana kok, enggak?" Dana garuk-garuk kepala sambil nyengir lebar.

Benar kata Puspita, Arbi memang cerewet. Persis Puspita.

"Itu karena Ayah harus kerja, cari duit yang banyak buat beli mainan untuk Arbi." Bocah itu memegang dagu, kepalanya terangguk-
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status