Share

58. Pecel Lele

Mereka kembali berjalan, menelusuri trotoar dengan hati-hati. Lazio melambatkan jalannya. Menunggu Yua, dalam hati kecil ingin membantu membawakan tas. Gadis itu sudah susah jalan memakai tongkat, tetapi harus menanggung beban tas juga.

Ingin membantu tapi gengsi, begitulah yang dirasakan Lazio sekarang. Ia hanya bisa melihat Yua dengan meliriknya, pura-pura tidak peduli.

"Kita makan di sana," ucap Lazio setelah melihat warung pecel lele.

"Tapi bentar lagi sampai."

"Aku lapar." Lazio menunjukkan wajah tak bersahabat. Tidak mau dibantah. Satu hal yang tidak bisa ditunda, yakni rasa lapar. Dia tahu Yua sedang lapar. Kalau pingsan bisa repot.

Dia berjalan lebih dulu menuju warung, Yua hanya bisa mengikuti dari belakang. Duduk berhadapan dengan Lazio. Mereka memesan pecel lele.

Mungkin karena kelaparan atau pecel lele yang lezat, Yua makan dengan sangat lahap. Lazio kenyang hanya dengan melihat gadis itu.

Seperti anak kecil yang imut, Yua sangat lahab hingga mulutnya penuh.

"Pelan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Dian Uswati Dewi
sepertinya zio juga menyukai yua.
goodnovel comment avatar
siti yulianti
tenang zio jodoh mu jg seperti nya d apk sebelah
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status