Share

94. Gedung

Suasana kelas begitu tenang, guru menjelaskan tentang hidrokarbon dan minyak bumi, pelajaran kimia dari Pak Ridwan selalu menjadi hal paling menegangkan.

Elgar melirik Arjun, ia menyangga kepalanya malas. Sahabatnya itu terlihat antusias dalam belajar. Selalu bilang ingin ranking satu, menggeser posisinya.

Dia berbeda dengan Arjun ataupun anak normal lainnya, baginya sekolah hal yang membosankan, tidak penting. Rangking satu memang sudah seharusnya miliknya.

Semua hal terlalu mudah bagi Elgar, nilai, kepopuleran dan mendapat keistimewaan dari guru. Baginya tidak seru, tidak menantang. Dia bosan.

"Pak, izin ke toilet." Elgar mengangkat tangan.

Pak Ridwan menghentikan penjelasannya dan menjawab, "Cepat."

Elgar berjalan santai keluar kelas, suasana sekolah selalu seperti ini, tidak ada yang menarik. Andai Jexeon tidak menyuruhnya sekolah, sudah pasti ia keluar dari dulu. Tidak peduli tentang ijazah atau apapun. Baginya menjalankan misi bersama Jexeon dan Lazio jauh lebih asik.

Dia be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Queensha Amoura
semangat up datenya ya thorr tlg lanjut lg jgn kelamaan nunggu ceritanya bgus nih lg tegang2 nya jgn lama2 bs deg2 an mikirin nasib yua thorr
goodnovel comment avatar
Muchamad Ramadhan
lanjut thorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status