Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part49Ternyata benar pepatah bilang, ikatan batin itu sangat kuat, meski kadang jarak atau keadaan yang tak berpihak. Sama seperti halnya ikatan batin antara suamiku dengan kekasih gelapnya, meski sekarang suamiku mengidap penyakit amnesia, nyatanya tak menutup kemungkinan bahwa hati suamiku merasakan hal aneh dan merasa tak asing dengan tempat ini. Tempat dimana biasanya suamiku habiskan untuk memadu kasih bersama Riska, kekasih gelapnya.Aku masing menguping pembicaraan antara mereka. Ku lihat mas Dirga masih menatap Riska tajam, mencari jawaban atas apa yang telah di lontarkan Riska." Ris...kenapa kamu memanggilku dengan sebutan ayah?" Tanya mas Dirga sangat penasaran." Hemm...itu...ehmm...maksudnya kamu pernah kesini sama ayahnya Aliya, si Toni...maksudku begitu pak Dirga..." Sergah Riska.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part50Ya...Seperti cinderella yang akan menghilang. Kini tiba saatnya untuk aku menghilang.Ku lirik mas Dirga. Seketika wajahnya berubah pucat, bahkan seketika itu juga dia melepaskan genggaman tangannya padaku. Ada apa ini? Kenapa ekspresi mas Dirga berubah drastis saat melihat kebersamaan Rama dan Riska? Jelas sekali mimik muka mas Dirga terlihat kaget, bahkan gerak - geriknya pun nampak gusar. Apa mas Dirga sudah kembali mengingat semuanya?" Hallo..pak Dirga, mbak Sekar...kalian sudah lama?" Sapa Riska." Udah lumayan lama Ris, oh iya kok om Rama ada disini?" Jawabku, aku berusaha terlihat seakan baik - baik saja.Padahal hatiku kini bergemuruh resah, atas perubahan drastis sikap suamiku. Ku lirik wajahnya, hanya menunduk. Seakan enggan menatap Ris
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part51" Pllaaaaaaaaaaaaakkkkk....!!!!"Satu tamparan mendarat di pipiku. Dan untuk pertama kali seumur hidupku, aku harus merasakan sebuah tamparan....dari suamiku...!!Pipiku terasa panas, seperti panasnya hatiku. Sungguh, aku tak menyangka mas Dirga akan menamparku.Sekita suasana berubah hening. Ku tatap mata mas Dirga tajam, sedangkan tangan kananku masih memegang pipiku bekas di tamparnya.Mas Dirga terduduk dilantai, kedua tangannya mengacak rambutnya sendiri. Bahkan kepalanya kini di bentur - benturkan ke dinding kamar ini.Aku masih mematung, masih terdiam belum percaya apa yang barusan suamiku lakukan padaku. Sebuah tamparan, mas Dirga berani menamparku hanya karena aku menyebut Riska pelakor!! Dia tak terima wanita pujaannya di sebut pelakor olehku. Aku harus merasakan
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part52" Apa? Berbagi suami?"Aku menatap mata Riska tajam. Ingin sekali aku menamparnya. Seperti yang di lakukan oleh suamiku padaku. Agar dia segera sadar bahwa dia adalah sumber masalah ini. Tapi, ku redam egoku, aku tidak mau mengotori tanganku." Iya mbak, mari kita berbagi suami. Tolong...aku akan bersujud jika kau menginginkannya mbak."Aku menampis kasar tangan Riska." Kau pernah merasakan punya suami kan? Kau juga pernah merasakan bagaimana sakitnya di khianati. Jadi pertanyaanmu kepadaku itu adalah pertanyaan retorik, kamu pasti tau jawabannya!!"Aku pergi meninggalkan mereka. Riska terus saja memanggil namaku, tapi sedikit pun aku tak bergeming.Riska pernah bersuami. Riska juga pernah mengalami jadi di posisiku. Suami Riska berselingkuh, tapi memang itu sudah menjadi hobi bagi suaminya ya
AkuPertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part53Video berdurasi 19 detik itu kini viral? Aku hanya bisa menutup mulutku dengan kedua tanganku." Sudah puas kamu sekarang? Puas menghancurkan karir suamimu? Tega kamu Sekar...!!!" Mas Dirga meneriakkiku, bahkan tangan kanannya telah terangkat.Aku hanya memejamkan mataku. Aku takut untuk kedua kalinya mas Dirga akan menamparku.Tapi, ternyata tidak untuk kali ini. Mas Dirga akhirnya mengepalkan tangannya. Memukul dinding ruang tamu berkali - kali untuk melampiaskan amarahnya. Bahkan tangan mas Dirga sampai lecet dan berdarah.Sungguh, aku takut melihat amarah suamiku. Tapi bukan aku pelakunya!!!" Tolong percaya..bukan aku pelakunya.." Sergahku.'' Kau sendiri kemarin yang bilang punya bukti video perselingkuhanku di apartement Riska, dan sekarang viral di kantorku. Hebat sekali kamu ingin
AkuPertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part54Sudah ku putuskan untuk menggugat cerai suamiku. Karena meminta suamiku untuk menalakku sampai mulutku berbusa pun mas Dirga tak akan menurutiku.Memang benar, perceraian pasti akan meninggalkan bekas luka. Tapi untuk apa bertahan jika batin ini terus tersiksa.Aku hanya ingin berdamai dengan keadaan, berdamai dengan lukaku, jika semakin di pelihara maka akan semakin perih.Memang dalam agamaku, laki - laki bisa beristri lebih dari satu. Tapi tentu ada hukumnya.Memang untuk sementara ini mas Dirga dan Riska sudah cukup dengan status kekasih gelap. Tapi apa mungkin berlaku untuk selamanya? Tidak mungkin. Sebagai wanita normal, tidak akan merasa cukup hanya berperan sebagai bayangan, bahkan statusnya di sembunyikan. Saat ini Riska selalu merengek padaku agar mau berbagi suami. Alibinya hanya meminjam ragam. Saat ini c
AkuPertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part55Aku meremas secarik kertas itu. Hatiku remuk tiada tara. Pada akhirnya memang ini harus terjadi. Tapi mengapa hati kecilku tak bisa menerima kenyataan ini? Bukankah aku sudah membulatkan tekadku untuk bercerai dari suamiku. Tapi mengapa aku tak rela saat membaca secarik kertas itu?Memang aku masih menjadi istri sah suamiku saat ini? Tapi benar, kenyataanya kehadiranku sudah ditiadakan.Ingin aku menjerit dan menumpahkan tangisku. Tapi anehnya, aku tak bisa. Rasanya air mataku sudah kering. Ingin mencaci maki, toh percuma. Semua sudah terjadi. Dan akhirnya aku hanya bisa terdiam. Apa ini arti dari makna "pasrah" sesungguhnya?Kembali lagi ku baca tulisan pada secarik kertas yang telah usang bekas remasan tanganku itu.Secarik kertas foto copy bukti bahwa suamiku sudah nikah siri bersama kekasihnya. Ya, Nikah siri tanpa sep
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku.#Part56Aku memalingkan wajahku. Aku hanya bisa memejamkan mataku. Sedangkan wajah mas Dirga semakin mendekati wajahku hanya satu jengkal tangan saja jarak di antara kami.Namun...tiba - tiba ponsel mas Dirga berdering. Sekali, mas Dirga mengabaikannya. Tapi ponsel itu terus menerus berdering.Mas Dirga melirik ponselnya di atas meja. Saat cengkeraman tangan mas Dirga mulai melemah, sekejap itu juga aku meloloskan diri dari pelukannya.Aku berhasil kabur dari pelukan mas Dirga, lolos dari suasana menyebalkan ini.Mas Dirga berdiri lalu mengambil ponselnya yang masih terus menerus berdering. Sesekali dia melirik padaku. Seakan ada rasa segan ingin mengangkat telpon itu. Apa kehadiranku menganggu?" Angkat saja." Celetukku.