Share

Gagal Lembur

Jarum kecil dipergelangan tangan melewati waktu biasanya. Aku telat.

Tergesa-gesa menuju kursi kerja, kulihat oppa berdiri di depan meja Arimbi yang tertunduk. Aku duduk perlahan. Kurasakan mata elang oppa tertuju ke arahku. Oooh Tuhan.

"Kamu yang bernama Firda?" Oppa bertanya, begitu kakiku mendarat manja di lantai bawah meja kerja.

"Iya, Pak!" jawabku pelan.

"Suara yang cempreng, mata yang minus, ditambah suka terlambat! Apa masih ada yang lain?" sindirnya sinis.

"Maaf, Pak!" Hanya kalimat itu yang bisa aku keluarkan dari bibir mungilku ini.

"Saya minta laporan klien yang dari kota Magelang, itu bagian kamu, kan?"

"I—iya, Pak! Tapi …."

"Kamu mau bilang kalau belum selesai?" selanya diantara kebingunganku.

"Hari ini, kamu pulang tidak seperti jam biasa. Setelah jam pulang kantor, kamu keruangan saya." Oppa berjalan angkuh meninggalkan aku yang masih syok sambil terduduk.

"Mampus deh!" sungutku frustasi.

"Tenang! Jajanan nanti aku yang siapkan!" Arimbi menyambung perkataanku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status