Share

Lari Lari

Sudah lima belas menit mereka berjalan, dan dari tadi Naisa mengoceh terus dengan kecepatan ngomongnya yang berhasil ngalahin Eminem.

Alva terpaksa menahan penderitaannya mendengar omongan Naisa yang sama sekali gak jelas itu.

Naisa mencari-cari taksi di daerah sini, tapi masih belum muncul. Yaiyalah, disini kan daerah perumahan kecil, banyak pedagang kaki lima, jarang ada taksi yg lewat dan berkeluyuran, apalagi malam.

"Al,"

"Gue capek nih,"

"Al.. Gue capek." rengek Naisa.

"Trus?" sahut Alva malas.

"Gendong dong.."

"Jangan gila lo!" tukas Alva jutek.

"Ihh kejam banget sih, istirahat aja dulu ya, gue capek,"

"Terserah." Jawab Alva ketus.

Naisa duluan duduk di pinggiran jalan yang kebetulan ada tempat duduk kayu,pas buat dua orang. Sementara Alva hanya berdiri sambil terus diam.

"Al duduk sini!" Naisa menepuk sisa tempat duduk di sampingnya.

"Nggak!" kata Alva jutek masih fokus kedepan.

"Duduk dong al!"

"Kursinya sengaja dibuat biar orag yag berduaan kayak kita bisa mojok,"

Alva menoleh, gak ngerti dengan jalan pikiran gadis gaje di sampingnya itu.

"Udah?" tanya Alva sinis.

"Udah apanya?"

"Istirahat,"

"Belum lah!"

"Mau sampai kapan?" kata Alva malas.

"Sampai alva mau duduk disini!"

"Al... Ayo dudukkk!"

"Alva pasti capek kan??"

"All kalau lo gak dulu."

"Ck, berisik!'" dengan terpaksa Alva duduk juga di samping naisa yang sekarang udah senyam-senyum sendiri gak jelas.

Suasana masih diam,dingin malam menusuk kulit apalagi kulit sensitif Naisa.

Alva tetap tenang dengan ekspresi datarnya, tangannya masih dalam saku.

"Al,"

"Alva," panggil Naisa lagi.

"Apa?" jawab Alva malas.

"Nama tempat ini apa sih al??"

"Gak tau,"

"Hm boleh gak gue namain??"

"Terserah,"

"Namanya, jalan Alva!"

"Keren gak?? Jadi kalau orang yang mau ngedate kesini,mereka gak bingung mau tulis alamatnya apa,"

"Hm,"

"Al,"

"Apa lagi?" Alva benar-benar lelah.

"Gue lagi bingung nih,"

"Tau gak kenapa?"

"Gak,"

"Nanti kalo gue pulang. Yang bakal gue kangenin Alva atau tempat ini ya?"

Alva bergeming, ditahannya ekor mata yang mau ngelirik ke wajah Naisa.

"Yang mana al??Lo mau ngalah sama tempat ini?" Tanya Naisa dan tidak dijawab Alva.

"Kalau lo mau ngalah,yaudah terpaksa gue harus kangen sama tempat ini, karna tempat ini menyimpan dua koma tiga juga kenangan," ucap Naisa.

"Kenangan Alva dan Naisa yang mojok pertama kali disini," lanjut Naisa.

"Jangan ngayal!" Alva bangkit

berdiri, mengendikkan kepala memberi kode agar mereka melanjutkan perjalanan.

"Ish dasar batu!" Naisa terpaksa mengikutinya dengan cemberut. Alva sudah beberapa meter di depannya.

"Al tungguinnn!!" seru Naisa yang ketinggalan jauh di belakang.

Alva tidak menoleh, tetap melangkah dengan tenang di depan sana.

Naisa terpaksa berlari mengejarnya, kayaknya sebentar lagi gadis itu bakal juara lomba marathon tingkat provinsi.

"Al!! Jangan cepat-cepat!"

"Gue capek lari terus!"

"Kasi waktu buat gue di samping lo!!"

"Biar kita barengan sampai garis finish!"

Alva berhenti sejenak,

"Gue ngomong apa sih?" Gumam naisa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status