Share

Saatnya Jujur

"Ya ampun, cocok banget di badan kamu, Cindy. Gak ada gatal-gatal, kan?"

Retno mengulum senyum. Mereka duduk sebentar di musalla pom bensin sembari menunggu mobil yang satu lagi.

"Kalau saya itu beli baju yang penting adem. Entah kenapa, ya, meskipun saya belum punya anak, tapi selalu mikir kalau beli pakaian harus bisa dipakai saat punya anak nanti. Sebagai ibu, memberi ASI itu adalah kewajiban kita. Jangan sampai karena ingin terlihat gaya sampai zalim sama anak. Padahal disambut bahagia saat baru lahir," imbuhnya.

Cindy menganggukan kepala dengan kaku. Ucapan perempuan yang sedikit lebih tua darinya itu ada benarnya.

"Sudahlah, Re. Jangan bicara begitu lagi. Kasihan Nak Cindy," bisik Bu Wati, menyenggol adik iparnya.

"Biarin aja, Mbak. Yang aku katakan bener kok. Biar dia tidak terlalu sombong."

"Tapi, kan …."

Bu Wati tak meneruskan ucapan karena melihat rombongan telah sampai.

"Tadi hampir mau nabrak anak kecil yang ngejar bola ke tengah jalan. Untung saja Pak Dimas bisa ng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status