Anderson kembali ke rumah lamanya. Rumah yang kecil tapi memiliki beberapa potongan sederhana mengenai kenangan yang indah. Kenangan bersama dengan Guinea, tempat tidur yang masih belum dirapikan dan juga lilin yang sudah habis karena lupa dimatikan. Kehangatan masih dirasakan oleh Anderson, tapi jika Anderson tahu kebenarannya mungkin saja Anderson akan sangat membenci Guinea yang pada dasarnya memiliki dua suami berbeda jenis.
Rumah dibiarkan begitu saja, kosong tanpa mengubah atau membersihkannya terlebih dahulu. Tempat tidur yang dingin, tapi masih kusut, juga pakaian pernikahan yang berada di dalam rumah tergantung dengan baik dan tidak akan tersentuh oleh tangan orang lain. Anderson mengunci rumahnya hingga tidak ada siapapun yang bisa masuk ke dalam kecuali dengan cara paksaan yang akan merusak pintu.
“Guinea sayang, beristirahatlah. Aku akan mencari Enzo dan membalas apa yang dia lakukan padamu sayangku,” kata Anderson memegang pintu rumahnya dan pergi ke ist
Enzo tertangkap dan kehilangan banyak tenaga setelah anak panah mengenai beberapa bagian tubuhnya.
Anderson masuk lebih dalam menuju hutan, melewati batas hutan dan akhirnya menemukan gua yang dulunya pernah dilihatnya saat bertemu dengan Guinea. Tidak ada yang menarik, tapi ada bau darah yang menyengat pada gua itu. Anderson masuk dengan perlahan, untuk tidak mengejutkan Enzo jika dia datang ingin membunuhnya. Ada bayangan dari balik kain tipis yang menjadi tempat tidur Enzo sebelumnya. Anderson dengan sigap menembakkan anak panah hingga tembus, tapi ia tidak mendengar suara teriakan terkena panah. Anderson langsung maju dan memeriksa, bayangan itu hanyalah setumpuk bantal yang disusun rapi, tidak ada Enzo di sini dan ini membuat Anderson marah dan kecewa tidak dapat menemukan Enzo. Anderson menggeledah gua ini tapi tidak menemukan Enzo, melainkan hanya menemukan setumpuk tulang yang beberapa masih melekat dengan dagingnya. Terkejut melihat itu, Anderson langsung melihat tumpukan tulang itu, dengan anggapan jika Enzo sudah meninggal dan membusuk, atau mungkin saja sekawa
Setelah pernikahan ini, ada hadiah menarik lainnya yang akan diberikan pangeran Cedric pada Anderson orang kepercayaannya. Semua orang sibuk mempersiapkan pernikahan, dan pernikahan ini lebih megah dan mewah dibandingkan pernikahan pertama Anderson bersama dengan Guinea dulu. “Gugup?” tanya pangeran Cedric yang duduk bersama Anderson pada sebuah taman kerajaan. “Tidak, hanya saja. Apakah tidak masalah jika aku menikahi putri keluarga Monuver? Mereka adalah orang baik, dengan kehormatan yang tinggi. Aku sepertinya tidak pantas untuk bergabung dengan keluarga mereka.” Pangeran Cedric bersimpati pada Anderson yang bisa merasakan perbedaan diantara kedua keluarga yang mana sama sekali tidak bisa bersama jika itu dari keluarga bangsawan sombong yang mementingkan kehormatan dan gelar. “Katakan yang sejujurnya Deson,” kata pangeran Cedric yang menepuk pundak Anderson dan membuat Anderson tersenyum tipis. “Anda menang pangeran. Aku memikirkan istriku Guinea.
Rumah tua antik yang membawa keuntungan jika dijual. Kakek dan nenek Grizell sudah meninggal, dan akan susah jika hidup sendirian mengurus rumah yang begitu besar, tangan Grizell tidak bisa mengelola kebutuhan rumah ini sendirian. Lagipula tidak ada yang memedulikan jika Grizell menjualnya dan membeli rumah sederhana. Orangtuanya juga tidak pernah peduli dengan apa yang dilakukan Grizell. “Halo?” “Bagaimana kabarmu? Pindahanmu sudah selesai? Mau aku bantu beres-beres?” Telepon berdering dan itu dari Davian pacar Grizell sedang meneleponnya. “Em, tidak usah. Tidak banyak yang aku pindahkan, aku tidak membawa banyak barang. Bolehkah aku curhat?” tanya Grizell yang agak takut tinggal sendirian di rumah yang besar seorang diri. Setidaknya berbicara dengan orang yang disayanginya membuatnya lebih tenang. “Kau ketakutan tinggal sendirian? Bicaralah padaku atau kau mau lihat wajahku?” tanya Davian yang berusaha membuat Grizell sedikit terhibur dengan itu.
Davian tetap memaksa untuk bisa mendengarkan apa yang akan dikatakan Grizell. Matanya penuh dengan tatapan menginginkan kepercayaan Grizell terhadap Davian. Grizell menatap mata Davian dan menghela napas untuk memulai menceritakan apa yang ditemukannya di rumah. “Ikut aku pulang ke rumah, tapi kau yakin tidak alergi lagi dengan bulu anjing?” tanya Grizell memastikan sekali lagi jika Davian tidak alergi dan hanya mengatakan alasan ini untuk bisa melihat apa yang disembunyikan Grizell. “Aku yakin, aku sudah mendapatkan obat untuk itu.” Grizell naik motor bersama dengan Davian yang memboncengnya. Grizell menunjukkan arah rumahnya dan Davian mengikutinya dengan baik tanpa menggunakan kacamata yang malahan membuat Grizell agak khawatir dengan itu, tapi mungkin selama dua tahun tidak bertemu, ada banyak perubahan yang terjadi pada Davian yang tidak diketahuinya, dan Davian sengaja untuk tidak memberitahu Grizell untuk sebuah kejutan kecil. “Itu rumahmu?” ta
“Tidak usah, kami akan tidur di ruang keluarga dekat televisi, itu lebih nyaman dibandingkan dengan tidur di dalam kamar,” kata Davian yang tahu kalau ini adalah rumah dari nenek kakeknya Grizell dan tidak ingin tidur di dalam kamar yang mungkin saja ada hal yang seharusnya tidak diketahui Davian bahkan untuk Grizell. “Kenapa? Sebaiknya kan tidur di dalam kamar, itu lebih am-” Davian langsung menutup mulut Jonas dan menatapnya seperti sebuah telepati anak cerdas lainnya. Grizell menatap mereka berdua dan tahu jika Davian hanya ingin menjaganya karena itu menginginkan tidur di ruang keluarga yang mana berada di depan kamar tidur Grizell. Grizell hanya tersenyum dan membiarkan saja mereka tidur dimana pun mereka inginkan. “Kalau begitu, tidurlah di mana saja.” Davian langsung berjalan ke ruang keluarga dan tahu sedikit mengenai denah rumah karena sebelum kembali pulang untuk mengambil pakaian, Davian berkeliling sebentar sementara Grizell merawat serigala tadi.
Davian pulang ke rumahnya dan ingat kalau dirinya hendak menemani Grizell untuk pergi berbelanja, sayangnya itu tidak dapat dilakukannya karena walaupun masih awal pembelajaran sudah ada kerja kelompok untuk membuat sebuah penelitian, kelas A memang tidak menunda-nunda waktu dengan perkenalan seperti itu. Mereka langsung dihadapkan dengan tugas dan juga kerja kelompok untuk lebih mengakrabkan diri dengan teman baru, seperti itu perkenalan mereka.Di rumah Davian, orangtuanya sedang berkebun dan senang melihat teman-temannya yang datang berkunjung. Penampilan orangtua Davian memang sederhana tapi sebenarnya mereka memiliki pekerjaan yang hebat dengan gaji yang hebat juga. “Aku pulang.”“Vian, ajak masuk teman-temanmu. Tapi Grizell mana? Ibu kira kau satu sekolah dengan Grizell lagi kan sekarang?” tanya ibu Davian yang sering mendengar Davian menceritakan mengenai Grizell padanya, bahkan hubungan mereka sudah diketahui oleh beberapa kerabatnya, ma
Enzo menatap mereka berdua tapi merasa tidak suka pada Davian yang bersikap seperti pria sempurna, padahal semua orang memiliki kekurangan masing-masing. Tidak mau tahu urusan lebih dalam lagi, Enzo mendekat pada Grizell dan mengelus-eluskan badannya pada lengan Grizell yang membuat Grizell kembali melihat apa yang telah dilakukannya. “Sebaiknya kau pulang, belanjanmu belum kau berikan pada ibumu,” kata Grizell yang menggendong Hopi dan turun bersama karena lantai atas tidak begitu sering didatangi Grizell saat nenek kakeknya masih hidup, ada banyak hal yang aneh pada lantai dua rumah dan Grizell tidak ingin masuk ke dalam keanehannya. “Ini bukan ungkapan untuk mengusirku bukan?” tanya Davian yang tersenyum pada Grizell dan Grizell membalas senyumannya. “Ini kekhawatiran orangtua.” Davian dengan berat hati pulang kembali ke rumahnya. Sebenarnya jika ingin Davian mau menginap tapi apakah tidak masalah jika seperti itu terus? Sepertinya tidak baik untuk
Ezno duduk dan masih mengamati kotak besar yang berisi banyak gambar bergerak yang sangat menginspirasi. Tapi Enzo sendiri masih berusaha untuk bisa berubah menjadi manusia tapi sayangnya tenaganya masih belum cukup untuk itu, entah sudah berapa lama dirinya tidak makan dan menghirup sedikit udara yang bisa membuatnya gila, tapi karena sudah mendapatkan jantung manusia Enzo kebal dengan semuanya walaupun tenaganya terkuras habis. Karena tidak dapat membunuh Grizell, Enzo hanya bisa berpikir untuk menghilang dan meninggalkan Grizell, karena jika dirinya masih tetap tinggal di sini saat dirinya berubah menjadi manusia akan gawat. Enzo memang monster tapi tentunya monster itu bukan dalam pikiran manusia melainkan hal yang bagus dalam pikiran makhluk sepertinya. Enzo membuat rumah menjadi berantakan, bahkan kamar Grizell sendiri sudah sangat kotor dengan tebaran debu yang dibawa Enzo dari selimut kotor yang ada diruang bawah tanah. Seisi rumah terkhusus lantai dasar kotor dan se