Suara AI pada SKYLAR memperingatkan kami untuk kota terdekat. Aku jadi bingung memilihnya karena semuanya menunjukkan itu kota besar. Tapi akhirnya aku memilih untuk ke arah utara saja dan disana ada sebuah kota bernama X-Merank City.
"Semoga saja pilihanku tidak salah kali ini."
"Kurasa juga tidak, Artemis. Aku bisa melihatnya dari sini. Wah, ini hampir setara modernnya dengan B-Neo City!"
"Kita parkir dimana?"
Ukuran SKYLAR yang terlalu besar memang membuat kami kesulitan untuk parkir sejak dulu. Terlebih lagi ini area kota besar yang rasanya tak mungkin sembarangan meletakkan kendaraan disini. Serenada menunjukkan ada sekumpulan orang melambaikan tangannya ke atas. Mereka berdiri diatas lahan luas yang sudah diberi dasaran khusus, bukan tanah.
"Apa mereka memberi kode pada kita?"
"Bagaimana kalau mereka hanya menjebak kita agar berhenti disana?"
"Posisi di kota besar memang sulit untuk mencari parkir kendaraan sebesar S
"Ini semua salahmu, Dova!""Mana aku tahu kalau kakek ini rupanya masih jelas pendengarannya. Kupikir....""Sst...! Sudahlah diam dulu!""Tidak ada yang salah maupun benar disini, Dova.""Madeline, bisa kau jelaskan kenapa kakekmu ini bisa tahu nama kami? Bahkan kami belum berkenalan dengannya."Perempuan bernama Madeline itu agaknya bingung. Dia hanya tertawa kecil, tapi kakeknya menepuk pundaknya. Baru perempuan itu berkata bahwa sejak dulu kakeknya memang punya kemampuan spesial. Tanpa perlu orang berkata sesuatu padanya, dia sudah tahu lebih dulu."Kakekmu bisa membaca pikiran orang?""Ya, begitulah. Hehe....""Madeline sebenarnya juga bisa!""Ah, Kakek! Aku tidak se-ahli seperti Kakek."Mereka berdua aneh, satu keluarga tapi punya kemampuan yang tak biasa. Kulihat Dova sejak tadi memperhatikan Madeline terus. Dari atas ke bawah dan perempuan tadi nampaknya bingung."Jangan melihat cucuku seperti
"Dova, kau naik lagi ke SKYLAR!""Tidak! Kita semua yang naik ke sana. Rasanya sulit kalau mencari seperti ini."Kami kembali lagi ke pondok, menaiki SKYLAR dan mengaktifkan sensornya. Aku belum tahu apakah sensornya mendukung untuk pencarian orang saja atau tidak. Dova serius mengetikkan kode tertentu pada komputer utama SKYLAR."Baiklah... lakukan!""Cklik!"Pada layar komputer utama SKYLAR hanya muncul tulisan "PENCARIAN DILAKUKAN". Sampai akhirnya muncul aneka bentuk titik-titik merah di seluruh area Gunung Unagara."Apa ini Dova? Nyaris semuanya ada tanda merahnya.""Sial!""Dokk!"Dova meninju papan panel kendali. Ternyata hasilnya justru membingungkan. Semua makhluk hidup yang bisa bergerak terdeteksi dengan tanda merah. Serenada mengamatinya satu per satu. Kedua alisnya terangkat dan dia sepertinya menemukan sesuatu."Tidak! Kita bisa bedakan! Kurasa yang bentuknya aneh itu Chimaera!"
"Uuh... rasanya... aku....""Eeh... Serenada!"Hah? Kenapa dia pingsan? Eh, bukan! Serenada tertidur dengan pulas. Kulihat bekas lukanya secara ajaib langsung menutup. Bahkan benang yang aku gunakan untuk menjahit lukanya seolah ikut tertelan bersama kulitnya. Nampak dia tak pernah terluka sama sekali."Hei, apa yang kau lakukan pada teman kami!""Hihihi... tenang saja. Dia akan...aaaduh Kakek!"Kakek Z mencubit cucunya itu, wajahnya nampak kesal. Madeline hanya mengusap bekas cubitannya saja."Kakek tahu apa yang kau berikan padanya. Cepat netralkan!""Tapi, Kek. Aku memberikan sesuatu yang tepat. Lihat lukanya sudah menutup lagi.""Masalahnya kau mencampurkan sesuatu didalamnya, Madeline. Jangan bohongi Kakek."Dova ikut marah sementara aku masih menahan tubuh Serenada. Nyaris saja dia menghajar Madeline tapi ada sesuatu yang aneh menyembul keluar dari baju lengan panjangnya. Itu... sepertinya daun. Siapa M
"Ya, kita langsung mengarah ke rumah Profesor Madrosa.""Baiklah....""KEMUDI OTOMATIS DIAKTIFKAN SESUAI PETA!""Jadi, kita bisa sedikit bersantai dulu.""Ya, aku mau ke ruang pribadiku dulu Artemis."Hanya ada aku dan Serenada disini. Dia masih asik menguyah salah satu coklat pemberian Madeline. Semoga saja coklat itu membuatnya lupa atas peristiwa tadi. Tapi rasanya... jantungku berdebar kencang melihat wajah Serenada kali ini."Kenapa? Kau mau coklat juga, Artemis?""Tidak, aku mau makan yang lain saja! W115...! Buatkan aku makanan!""Baik, Tuan Artemis."Perjalanan masih lama dan aku mau menikmatinya saja kali ini. Dova sibuk mengutak-atik sesuatu di ruang pribadinya. Biarkan saja! Jangan coba ganggu dia ya!***"MENUJU KE HUTAN ALASRO!"Rasanya aku tak asing dengan nama itu. Ah, mungkin dulu pernah mendengar nama yang sama! Pemandangan disini didominasi oleh hijauan. Hampir sama sepert
"MENUJU KE HUTAN ALASRO!"SKYLAR masih mengikuti petunjuk sesuai dengan peta offline. Dova meninggalkan ruang kendali sebentar dan sepertinya meminta W115 untuk dibuatkan makanan. Dia mengambil sebotol minuman sari buah di lemari pendingin. Baru dia cium aromanya langsung isinya dibuang ke wastafel."Astaga! Pantas saja! Ini sudah melewati masa kadarluarsa.""Kalau begitu buang saja semuanya. Jadi, minuman yang baru kita beli bisa masuk juga kesini.""Eh, sejak kapan kau ada di belakangku Artemis?""Kupikir mata siberkinetikmu mampu mendeteksi pergerakanku.""Mana bisa kalau kau ada dibelakangku, Artemis. Haah...! Dasar!"Serenada ikut ke belakang, tapi dia hanya mengambil coklat pemberian Madeline tadi. Rasanya masih aneh sampai dengan saat ini melihatnya. Astaga! Tadi aku benar-benar menciumnya ya!"Kau kenapa Artemis? Aneh sekali!""Tidak apa! W115! Buatkan aku makanan yang ini saja.""Baik, Tuan Artemis."
Madrosa menghisap rokoknya, lalu mengeluarkan asapnya. Dia bercerita dulu tentang apa itu EARTHSEED Golem.Rupanya manusia yang menjadi EARTHSEED ini hanya ada satu saja setiap elemennya. Misalnya saja seperti Irana, tidak ada EARTHSEED Golem lainnya yang mampu mengeluarkan listrik dari tubuhnya."Sepertinya dari ceritamu di awal, Artemis. Kau masuk ke dalam elemen tanah. Kekuatanmu bisa menghancurkan tanah bahkan batu yang kau pukul.""Ya, itu benar.""Wah, dia yang namanya Artemis ini EARTHSEED juga ya. Berarti kita sama! Tos dulu!"Irana mengajakku tos dan tentu saja kubalas. Tapi tiba-tiba dia merasa aneh sambil melihat ke telapak tangannya."Eh, padahal aku tadi pakai tangan yang belum terbungkus sarung tangan. Tapi kenapa kau tidak kesetrum?""Karena dia berelemen tanah, Irana. Tanah menyerap energi listrikmu.""Ooh... begitu ya, Kek. Kalau begitu aku setrum yang tadi saja. Siapa namanya?""Dia na
Max banyak bercerita pada Profesor Madrosa saat aku sedang perjalanan kemari. Terutama tentang masa laluku, pantas saja tahu nama lengkapku. Sesekali lelaki tua itu menghisap rokoknya."Tidak terganggu dengan rokokku bukan?""Tidak masalah, aku sudah terbiasa."Sebenarnya dia cukup geram dengan Max dan semua yang telah dilakukannya. Menurut Profesor Madrosa, dia sudah sangat keterlaluan. Max telah melanggar etika sains dan itu sebabnya tak pernah lagi muncul. Hanya teman terbaiknya saja yang tahu posisi dia saat ini."Dome milik V-Corporation adalah tempat terbaik baginya untuk bersembunyi. Jika tidak, dia sudah ditangkap dan dipenjara.""Maksudnya ini tentang semua percobaan dia yang melibatkan manusia. Termasuk aku dan Dova?""Dova yang pakai jas laboratorium itu?""Ya, itu aku."Sedikitnya aku jelaskan tentang masa lalu Dova bahwa dia adalah manusia buatan generasi pertama. Max juga yang memimpin dan mengawasi pr
"Kau gila, Artemis!""Ya, aku memang sudah gila Dova!""Pikirkan lagi baik-baik, Artemis. Kumohon....""Semua sudah aku pikirkan dan sekarang aku sedang memutuskan itu, Serenada."Profesor Madrosa masih saja diam menatapku. Ternyata Irana punya pemikiran yang sama dengan kedua sahabatku itu. Hari ini aku sudah mempersiapkan diriku untuk itu. Satu tujuanku, ingin hidup normal. Jika memang gagal, biarkan aku menyusul ayah dan ibuku."Kemarilah kalian semua!"Profesor Madrosa menunjukkan satu alat yang ditutupi kain putih. Saat kain penutupnya dibuka, nampak tabung besar berwarna silver dalam kondisi tertutup. Tabung Penghapus, begitulah sebutan yang disematkan oleh sang pembuatnya sendiri."Seharusnya ini untuk Irana. Tapi aku tidak mau terjadi apapun pada cucu kesayanganku itu."Apapun yang terjadi, aku tidak akan mundur. Tujuan terakhirku melakukan perjalanan hanya untuk ini saja. Bertemu dengan Profesor Madrosa dan mengh