"Kalau begitu, sampai jumpa Fall, aku ingin kembali ke mate-ku, nikmati malammu dengan pandangan yang begitu menakjubkan di sana," pamit Emely, meninggalkan Fall yang memutar bola matanya, dan tidak peduli dengan perkataan wanita itu.
Aralt memandang Emely yang kini duduk di samping dan bersandar di bahunya. "Dari mana?"
"Menghampiri Fall, ternyata dia menonton juga di tempat ini."
"Fall?"
"Yah, omega yang bekerja di sini."
Wanita itu menjadi perbincangannya bersama Reinard di siang tadi dan ia harus mempercayai perkataan betanya dengan cara, tidak mendekatkan Emely dengan Fall, beserta dirinya yang akan bertanya langsung ke omega itu, apakah dia benar-benar menyukai dirinya atau tidak.
Latihan warrior pun telah selesai, beberapa omega lainnya dipanggil oleh Aralt untuk menemani Emely sampai di istana, karena ia ada sesuatu yang harus diselesaikan, sesuai perkataannya pada siang hari tadi.
"Aralt, kau ingin ke mana? Aku ikut juga, boleh?"
"Tidak sayang, aku ada urusan dengan pasukanku, yah ... biasa, aku akan memberi tambahan keahlian," jawab Aralt, Emely pun mengangguk kemudian berjalan pulang bersama para omega.
Sementara Aralt, dengan cepat menuju kamp warriornya dan membuat mereka terkejut di sana.
"Alpha."
"Kalian ingat apa yang kukatakan tadi siang bukan?"
Para warrior mengangguk, mereka pun menantikan kedatangan alphanya yang sungguh mengejutkan ini, padahal mereka pikir, jika sang pemimpin pack akan datang esok hari karena hari sudah gelap.
"Maafkan kami yang begitu teledor membiarkan Luna Emely memegang senjata, kami siap dihukum untuk itu, Alpha." Semuanya mengikuti Aralt ketika pria itu langsung keluar tanpa membalas perkataan mereka. Kembali di lapangan, sebuah hal yang tidak mereka sangka, membuat para pria itu meneguk ludah agak kasar karena mendengar permintaan alphanya. "Pasang kuda-kuda, dan bertarunglah denganku, kuharap kalian semua mengerahkan kemampuan karena kekuatanku sudah kalian ketahui betapa besar dahsyatnya."
"Me-mengerti, Alpha."
Sesuai perintah alpha mereka, para warrior itu memasang kuda-kuda dan menunjukkan keseriusan mereka serta memanfaatkan moment ini agar mengukur seberapa meningkatnya perkembangan mereka setelah latihan.
"Tiga ... dua ... satu ... , serang diriku dan tunjukkan kemampuan kalian," ucap Aralt.
Tak ada yang namanya satu per satu, ratusan warrior kelas S menyerangnya begitu semangat. Kobaran dalam diri Aralt pun membara ketika salah satu warrior mengenainya di bagian perut, dan ia terkesan.
"Bagus, teruslah menyerang!"
Pertempuran terus berlangsung hingga orang-orang berjatuhan secara pelan-pelan dan bergantian, sementara sang pemimpin tertinggi tetap kokoh dalam tumpuan kakinya ketika berdiri, walau luka di sekujur tubuh sudah nampak berdarah-darah. Aralt puas, puas bertarung dengan pasukannya yang kian hari semakin membuatnya takjub dengan kemampuan mereka dalam bertarung dari segi tangan kosong, ia belum melihat seberapa kuatnya mereka dalam mode serigala.
"Berdiri, dan berganti shift-lah."
Apa ini? Kira-kira, inilah pertanyaan dari mereka semua ketika mendengar ucapan Aralt, mereka sudah lelah dan mati-matian untuk melumpuhkan alpha mereka dalam mode manusia, tapi dia tetap kuat walau terdapat banyak luka di tubuhnya, bagaimana denyan mode serigala? Apakah mereka akan tercabik-cabik ketika Jason-serigala Aralt-membabi buta menyerang mereka? Apalagi serigala pria tersebut, berkali-kali lipat lebih besar di banding mereka dalam mode serigala.
"Matilah kita."
Geraman kini terdengar, kilauan berwarna hijau, begitu terang menatap mereka satu per satu, dan para warrior itu merasa takut dan tertekan dengan aura alpha mereka yang kini menyeruak. Tubuh Aralt dikendalikan oleh Jason sekarang ini, dan suaranya pun telah berubah menjadi agak berat.
"Lawan aku, dan tunjukkan kekuatan serigala kalian, sebelum aku tak dapat mengontrol diri lagi."
Satu kata, merinding, itulah yang dirasakan oleh semuanya. Para warrior saling memandang dan masing-masing dari mereka mengangguk-angguk sebagai tanda, bahwa mereka harus lebih serius sekarang.
"Aralt!" teriakan kecil itu, menyadarkan Jason dan mereka yang ingin berganti shift. Otomatis, pertarungan tidak dilanjutkan karena Luna Canavaro Pack sedang berlari menghampiri mate-nya.
"Kecurigaanku ternyata benar, bahwa kau ingin menghukum mereka padahal ini adalah kesalahanku sendiri. Berhenti melakukan ini, bahkan .... ." Emely melototkan mata, tubuh mate-nya berdarah-darah, bukan hanya Aralt, tetapi, ia pun melihat bahwa para warrior keadaannya lebih parah lagi.
"Astaga, kau dan para warrior kenapa menjadi seperti ini?"
Kepanikan Emely semakin menjadi ketika ia menyentuh cairan yang memekat dan berbau anyir, dirinya mengusap lembut tubuh Aralt karena takut membuat pria itu kesakitan. Jason, dia tersenyum kecil karena mate-nya masih mengira bahwa yang di hadapannya adalah Aralt.
"Aralt, hentikan semua ini dan kembali di istana bersamaku, karena aku harus mengobatimu," lirihnya. Tak lama kemudian, luka yang dimiliki oleh pria tersebut perlahan menghilang, begitupun para warrior lainnya karena para kaum serigala terkenal akan kemampuan regenerasi mereka yang cepat sehingga luka mereka pun akan sembuh segera.
"Bagaimana bisa?" tanya Emely terkejut.
"Bisa, karena Aralt merupakan setengah serigala, kami akan sembuh sendiri secepatnya. Jadi, jangan terlalu khawatir mate, aku mencintaimu," jawab Jason, membelai pipi wanitanya dengan pelan kemudian mengecup air mata yang menitik.
"Ja-jason?"
"Tentu."
Emely menggeleng pelan lalu memeluk pria itu dengan erat, kemudian mengatakan, "Kumohon, jangan menghukum mereka atas kesalahanku sendiri. Aku akan semakin bersalah jika kau meneruskannya, maaf, lain kali takkan kuulangi," ucapnya begitu meminta, dan Jason menghela napas karena ia benci jika mate-nya seperti ini, memohon karena untuk orang lain.
"Baiklah, dengan syarat tepati janjimu, mate, karena aku takkan segan jika mereka hampir membuatmu terluka, paham?"
Emely mengangguk, tak mau membalas lagi walau ia ingin menyanggah perkataan Jason bahwa para warriorlah yang hampir membuatnya terluka, padahal tidak, ia sendiri yang murni melakukan itu, atas keinginannya.
"Kembali ke kamp kalian."
"Baik, Alpha." Serentak, mereka kembali ke kamp tersebut dan membatin berpuluh-puluh kali mengucapkan terima kasih kepada Luna Emely.
Di perjalanan, Emely tak henti-hentinya tersenyum karena bersama Jason sekarang ini. Sampai di istana dan berada di kamar, Emely memeluk tubuh Jason dengan erat dan tidur di sampingnya, sedangkan pria yang dipeluk, tentu merasa senang menerima pelukan tersebut, ia mengusap-usap rambut mate-nya, dan menghirup aroma yang menjadi candu, yaitu sweet alyssum.
"Jason, kenapa kau jarang muncul? Padahal aku sering mengharapkan kehadiranmu dan ini membuatku sangat senang, tapi ... bukan berarti aku tak mengharapkan kehadiran Aralt, andai saja kalian bisa berpisah menjadi dua manusia dan memelukku di sini, hm ... aku tak dapat membayangkannya, betapa bahagianya diriku," ujar Emely, Jason tertawa kecil, ia pun ingin sering muncul. Namun, tidak bisa karena takdirnya sudah menjadi wolf untuk Aralt. Dan, apa yang dikatakan oleh Emely takkan pernah terjadi, kecuali Dewi Bulan memberikan sebuah keajaiban untuk mengabulkan permintaan kecil mate-nya.
Aralt, dia hanya dapat mendengar percakapan mereka dan ia langsung tertawa geli mendengar ucapan Emely yang begitu unik, seandainya bisa, ia akan cemburu karena Jason akan mengganggu waktu berduanya dengan sang mate.
"Aku pun mengharapkan hal itu mate, tapi maaf, aku tidak bisa melakukan itu, jadi ... bersabarlah, aku akan datang sewaktu-waktu jika Aralt ingin istirahat," balas Jason dan Emely menghela napas berat.
"Ish, aku akan merindukanmu kalau begitu."
Jason langsung menggeram, ia pun amat merindukan mate-nya yang menggemaskan, rasa-rasanya, ia ingin turut membawa Emely dalam dunianya yang sepi dan gelap, agar dia tak kesepian di sana ketika Aralt telah kembali.
Tiba-tiba, Emely mengecup bibir Jason, terus menerus hingga Jason membalas kecupan tersebut dan akhirnya mereka saling mencumbu. Sementara Aralt, dia mengembuskan napas karena hal yang terjadi selanjutnya adalah .... .
"Eum, Jason."
"Hm?"
"Eungh, yah ... a-"
"Apa sayang?"
Emely tak dapat mengungkapkan apa-apa, karena Jason benar-benar membuatnya melayang sekarang ini.
Ke esokan hari, yang terbangun adalah Aralt, pria itu sudah menebak bahwa dirinya akan bangun dalam keadaan telanjang bersama sang pasangan yang sedang memeluknya sekarang ini. Ia tersenyum, membelai lembut rambut Emely kemudian beranjak ke wc karena ia harus membersihkan diri.
Tak lama kemudian, Emely pun menyusul dengan memakai pakaian Fasha sembari menunggu mate-nya yang sedang mandi. Aralt pun selesai dan mendapati Emely yang sedang menatap arah luar melalui jendela kamar, ia memeluk mate-nya kemudian bertanya, "Apa yang kau perhatikan di luar sana?""Hanya memandangi orang-orang yang tengah bekerja, rasanya damai sekali di sini dan membuatku dengan pack-ku yang dulu. Oh iya, aku ingin kembali ke sana, menyampaikan hal ini kepara Glourius karena aku telah mendapatkan kebahagiaanku," jawabnya membuat Aralt mengerutkan kening dan sedikit takut jika mate-nya ini ingin pergi."Benarkah kau ingin kembali ke sana?""Benar, Aralt. Aku mendapatkan kebahagiaanku, dan aku telah berjanji pula dengan Glourius jika aku akan kembali," jawabnya lagi."Siapa itu Glourious?""Dia alpha di red moon pack yang sebelumnya seorang beta karena telah kuangkat
"Glourius, terima kasih telah mengurus pack ini, aku akan tinggal dalam beberapa waktu lama. Namun, aku pun harus kembali pula di sana, karena diriku telah memiliki mate, jadi ... otomatis aku selalu mengikutinya pula.""Saya mengerti, Luna. Namun, jika luna tak memercayakan pack ini kepada saya, saya tidak akan pernah tahu bahwa saya biss mencapai hal ini, terima kasih, terima kasih banyak," balas Glourius menunduk hormat."Sama-sama, Glourius."Glourious atau pun Glourius tentu berbeda, tapi, Glourious memilih yang simple saja jadi dirinya menyuruh orang-orang untuk memanggilnya dengan nama kedua, dan lunanya pun seperti itu, karena dialah yang merekomendasikan nama Glourius, dan satu hal yang ingin ia katakan. Saya suka nama itu.Memandang Emely, Glourius sedikit terpana dengan kecantikan lunanya yang begitu natural, apalagi dengan pakaian yang ia pakai sekarang, menampakkan kemolekan t
"Ampun, Bi!" Aralt pun berlari menuju kamarnya, banyak orang yang mengetahui ini. Tapi, tak banyak pula yang tidak tahu jika Jason pun takut kepada bibinya itu.Jika Fasha sudah membentak, dia akan menghukum Aralt mau pun Jason menjadi melayang di udara dan takkan mau menurunkannya sebelum mereka menyerah atau mengakui kesalahan. Mengapa Fasha dapat melakukan hal tersebut? Karena dia merupakan blasteran dari werewolf dan wizard, yang kekuatannya tidak diketahui orang-orang kecuali Aralt seorang.Dan kapan itu terjadi? Ketika Aralt berani berbohong kepada bibinya karena telah mencuri makanan sewaktu kecil, sehingga Aralt mau pun wolf-nya tidak akan berani berbohong dan sangat benci jika menemukan orang yang suka berbohong. Bukan Aralt saja yang takut, tapi Reinard pun juga, karena pria sering dicubit oleh Fasha yang cubitannya sangat sakit ketika Reinard remaja dan melakukan kenakalan saat ia membuat anak kecil mena
Salah satu omega tiba bersama warrior yang dikerahkan oleh Aralt untuk melakukan tugasnya agar menemani Fall ke perbatasan pack. "Cepatlah, kau merepotkanku saja," ucap warrior, dia merupakan laki-laki yang menikmatinya semalam dan Fall menatapnya sinis. "Dasar bajingan, kau tak menghargaiku sama sekali."Warrior itu pun lebih menyiniskan matanya dan membalas, "Kau siapa? Dari seluruh omega, kaulah yang paling rendahan, terima kenyataan itu," ledeknya dan Fall menitikkan air mata ketika harga dirinya sudah tak ada lagi di hadapan warrior dan salah satu teman seperjuangannya di pack canavaro."Fall, sudah kubilang bukan? Jangan berperilaku yang membuatmu rugi di sini, karena ... heuft, percuma kujelaskan, kau keras kepala, dan ini barang-barangmu, aku hanya ingin menyampaikan pesan omega lain yang mereka titipkan padaku, bahwa; jaga dirimu baik-baik, selamat tinggal," ujarnya, kemudian meninggalkan Fall yang berteriak menyesal. Namun dia tak
"Tolong, hiduplah karena rakyatmu, jangan serahkan nyawamu kepada dewi bulan dengan alasan; ditinggalkan oleh mate yang lebih memilih pria lain, karena dia tidak akan suka," lanjutnya membuat pria itu tersenyum kembali."Terima kasih, Luna. Perkenalkan, namaku Zhaks.""Salam kenal Alpha Zhaks."Zhaks tersenyum, ia pun bertanya karena sudah merasa nyaman dengan wanita yang membuat hidupnya kembali cerah. "Kenapa kau di sini? Bukannya di sini dingin?""Aku memilih di sini sekadar menyejukkan diri," jawab Emely. Wanita itu pun melanjutkan perkataannya kemudian, "Mari masuk ke istana, kau harus menghibur dirimu dan membuat mate-mu itu menyesal. Ngomong-ngomong, dia me-reject-mu di mana?""Di sini, tepat setelah pertunjukan besar-besaran tadi."Emely menghela napas lega, sebenarnya ia curiga bahwa ia salah jika menebak pria itu ditolak di tempat ini, dan ternyata be
"Tolong, hiduplah karena rakyatmu, jangan serahkan nyawamu kepada dewi bulan dengan alasan; ditinggalkan oleh mate yang lebih memilih pria lain, karena dia tidak akan suka," lanjutnya membuat pria itu tersenyum kembali."Terima kasih, Luna. Perkenalkan, namaku Zhaks.""Salam kenal Alpha Zhaks."Zhaks tersenyum, ia pun bertanya karena sudah merasa nyaman dengan wanita yang membuat hidupnya kembali cerah. "Kenapa kau di sini? Bukannya di sini dingin?""Aku memilih di sini sekadar menyejukkan diri," jawab Emely. Wanita itu pun melanjutkan perkataannya kemudian, "Mari masuk ke istana, kau harus menghibur dirimu dan membuat mate-mu itu menyesal. Ngomong-ngomong, dia me-reject-mu di mana?""Di sini, tepat setelah pertunjukan besar-besaran tadi."Emely menghela napas lega, sebenarnya ia curiga bahwa ia salah jika menebak pria itu ditolak di tempat ini, dan ternya
"Sayang, keluarlah, mereka telah kuurusi."Aralt mengerukan kening, mate-nya di mana? Ia mencari-cari dan tidak menemukan Emely."Emely?!"Jason sialan, bangun! Emely menghilang!Kau ke manakan mate-ku bedebah?Dia mate-ku juga, aku harus mencarinya cepat.Argh, berganti shift!Aralt dikuasai Jason begitu saja dan berlari dengan sangat cepat dalam mode serigala. Jason masih dapat menghirup wangi mate-nya yang sedikit jauh di depan."Hmrgh, kembalikan mate-ku!" Jason melihat sosok pria yang bertudung hitam sedang menggendong mate-nya yang tak sadarkan diri.Pria itu tetap berlari dan sekejap melemparkan serangan yang berupa kristal biru ke arah Jason. Jason menghindar dan kembali mengejar pria itu, akan tetapi ... langkahnya terhenti ketika seseorang membekukan kakinya."Owh,
"Makanlah, perjalanan jauh tadi dan mengajar warrior setelahnya, pasti menguras tenaga dan kemungkinan besar membuat perut kalian menjadi keroncong, apakah benar?""Aku malu, tapi harus kuakui bahwa iya," jawab Freeze."Gotcha, tepat sekali!""Silakan dinikmati, kuharap kalian senang atas sambutan kecil-kecilan ini.""Kami sangat senang, terima kasih, Alpha. Aku kesal kepada diriku, kenapa kami baru bertemu dengan kalian kalian? Mengapa tidak dari dulu?""Sepertinya ini takdir," jawab Aralt dan keduanya mengangguk, lalu memakan jamuan tersebut.Setelah acara makan-makan, Emely menunjukkan kamar yang akan ditempati oleh Ace dan Freeze yang tentu berbeda, sementara omega lainnya, menyiapkan banyak pakaian pria untuk dipakai kedua penyihir tersebut."Wah nyaman sekali, jauh berbeda dengan Ice Moon Pack yang sangat jelek kamarnya, apalagi banyak hewan-hewan yang menjiji