Share

Sesosok Bayangan

JIKA pertanyaan Tumanggala tadi membuat Citrakara merasa geli, tidak dengan kalimat barusan. Ucapan itu membuatnya seolah membeku seketika, sampai-sampai hanya bisa memandangi Tumanggala yang kini telah berada tepat di hadapannya.

Di dalam hati Citrakara membatin, ternyata Kakang Tumanggala mempedulikan perasaanku. Pikiran itu membuat getar-getar di dalam dirinya semakin menjadi, membuat dadanya seolah sesak karena jantung yang mendadak berdegup lebih kencang.

Terlebih kini Tumanggala tengah menatapnya dengan dalam. Lalu Citrakara merasakan tangannya di bawah sana diraih dan kemudian digenggam erat-erat.

"K-Kakang ... a-aku ..." Citrakara juga merasakan lidahnya mendadak kelu.

"Aku minta maaf untuk kejadian tadi, Kara. Aku sama sekali tidak bermaksud membuatmu bersedih," ujar Tumanggala. Nada suaranya terdengar sendu.

Citrakara hanya terdiam, benar-benar tak mampu berkata-kata. Apalagi setelah dipikir-pikir, dalam kejadian tadi justru dirinyalah yang telah berlaku lancang. Malah b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status