Suasana menegangkan itu juga terasa bagi bayi yg akan segera berusia setahun itu Ji Hwan yg sedang asyik bermain tiba – tiba terdiam. Ia memandang sekitar dan berusaha keluar dari tempat bermainnya.
Seolah tahu kalau ibunya sedang terancam.
“Eomma !.”
“Ahjumma, tolong bawa Ji Hwan, kalian kembalilah ke rumah belakang,” Ujar Ji Eun pelan kepada Ahjumma.
“Ji Eun-ah..”
“Pergilah ahjumma.”
“Wae, ada apa Yuri ?, kenapa kau berantakan sekali ?,” Tanya Hwan lagi.
“Chagiya,” Yuri berjalan dengan mata berkaca – kaca mendekati Hwan.
“Dia mempermalukanku di hadapan para istri presdir, aku tadi datang kesana dan Ji Eun sudah ada disana. Ketika aku datang, mereka menatapku sinis dan bilang aku jalang, chagiyaa..”
“Lalu ?.”
“Mereka menjelek – jelekkanku dan melempariku dengan barang – barang, mereka bila
Hwan menutup pintu kamarnya dengan kasar lalu menguncinya, napasnya meburu dan ia merasa begitu bimbang. Ia kini begitu kalut dan dikuasai amarah.“Choi Ji Eun, Shin Yuri...,” Gumamnya sambil menggeram.Ia mendekati meja kerjanya dan menjatuhkan semua barang di meja, mengacak – acak semua hal yg ada di hadapannya dan menendang kursi.Lalu terduduk di sudut ruangan.“Lee Hwan sadarlah !, apa yg terjadi !, ada apa dengan kedua wanita itu !?,” Pekiknya.Ia kembali tertunduk sambil mengingat apa saja yg baru saja terjadi.“Dia mempermalukanku di hadapan para istri presdir, aku tadi datang kesana dan Ji Eun sudah ada disana. Ketika aku datang, mereka menatapku sinis dan bilang aku jalang, chagiyaa..”“Lalu ?.”“Mereka menjelek – jelekkanku dan melempariku dengan barang – barang, mereka bilang kau wanita yg sangat buruk. Saat aku bertanya ap
Cukup lama Hwan terdiam namun rasa kantuk belum menguasainya. Nampaknya si kantuk terkalahkan dengan kegelisahan.Pernikahannya dengan Ji Eun beranjak ke tahun kedua. Tidak ada anniversary atau hal spesia apapun yang mereka lakukan berdua. Ia bahkan mungkin akan melewatkan ulang tahun Ji Eun juga.Hanya ulang tahun Ji Hwan, putranya, yang ia ingat.“Tok..Tok.. daepyonim.”“Masuk.”Hwan mendapati seorang wanita paruh baya berdiri tak jauh darinya ketika ia membuka mata.“Ada apa ?, Ahjumma ?,” Tanya Hwan.“Ada surat untuk Daepyonim,” Ujar Ahjumma sambil menyerahkan kertas kecil berwarna kuning.“Dari siapa ?.”“Baca saja, aku turun dulu,” Pamit Ahjumma.“Eoh, ahjumma !,” Hwan mengerutkan dahinya. Meski ahjumma lebih tua, bagaimanapun dia tuannya. Kenapa buru – buru sekali pergi ?.Hwan membuka kertas kecil itu.&
Ruang tamu bernuansa marmer dan berlian itu tampak sangat berantakan, beberapa botol whiskey dan wine berserakan.Sudah bisa ditebak siapa yg sedang dalam kondisi seperti ini, bukan ?.“Kau tidak mengawasinya saat di RS,” Ujar Jin Goo.“Itu sudah lewat !, aku sedang melakukan hal lain Ketika Ji Eun koma karena jatuh !,” Jawab Yuri kesal.“Masih banyak cara membunuhnya, sebelum Hwan menyadari perasaannya,” Ujar Jin Goo.“Yeobo, kau punya tugas juga, bagaimana bisa keparat itu mendapatkan informasi tentang kita, BAGAIMANA ?!.”“PRANNG !,” sebuah gelas pecah lagi.“Berhenti memecahkan gelas, kau bisa terluka,” Ujar Jin Goo.“Kau tidak marah, hah ?!.”“SHIN YURI !. Tidak ada yg bisa kau lakukan dalam keadaan marah seperti ini !, kau hanya akan merusak barang – barang dan tidak bisa berpikir jernih, kita harus pikirkan rencana beri
Jae Hee dan ahjumma menyusul ketika Hwan sudah terduduk di lantai.“Daepyonim, duduklah di atas, dingin,” Ujar Ahjumma.Hwan beranjak setelah Jae Hee membantunya berdiri.“Apa yg terjadi, dokternya belum keluar ?,” Tanya Ahjumma.Belum juga dijawab pertanyaan Ahjumma, seorang dokter keluar dengan pakaian bedah.“Keluarga ?.”“Ne, ada apa dok ?.”“kondisi pasien saat ini adalah,”“Terdapat genangan darah sebanyak 1,5 L di perut samunim, kami harus mengoperasinya, tolong tanda tangani berkas,” Ujar Dokter.“Ge..genangan darah ?.”Dengan tangan bergetar Hwan meraih kertas itu dan menandatanganinya.“Dokter..,” Panggil Hwan.“Ne ?.”“Tolong selamatkan istriku..,” Pinta Hwan lirih.“Ne, kami akan berusaha sebisa kami,” Ujar Dokter.Hwan kembali terduduk d
Hwan memustuskan untuk merawat Ji Eun, karena hampir semua pekerjaannya bisa diwakilkan. Ia hanya akan pergi ke kantor untuk urusan yg tidak bisa diwakilkan.Jae Hee sudah mengganti supir Hwan dengan seorang bodyguard bernama Park Taehoon.Sudah hampir seminggu Ji Eun dirawat, belum ada tanda – tanda kesadarannya, tapi kata dokter konsisinya semakin membaik meski perkembangannya lambat.“Daepyonim..”“Omo, ketuk dulu pintunya,” Ujar Hwan yang terkejut ketika pintu ruangan terbuka.“Maaf , aku membawa handuk dan baju ganti untuk samunim, ada titipan dari Yuri biseonim,” Ujar So Dam.“Apa itu ?.”“Kimbap,” Ujar So Dam.“Ah, biseonim bilang telpon dia kalau kau sudah makan kimbapnya,” Ujar So Dam.“Ne, gomawo.”Hwan sangat menyukai Kimbap meski ia terbiasa dengan makanan yg lebih mewah, kimbap selalu mengingatkannya pada suasana
Yuri memoleskan lipstik merahnya dan melihat dirinya di kaca.“Omo..”“Wae ?,” Tanya Jin Goo.“Ini baru satu bulan tapi kenapa aku sudah terlihat sangat berisi ?,” Tanya Yuri.Jin Goo tertawa kecil dan mengecup istrinya, “Wae ?, itu bukti kalau kau tidak berbohong kan ?.”“Tentu saja, aku memang tidak berbohong kan ?. Relakan tubuhmu sebentar Yuri, sebentar lagi kau akan kembali langsing setelah uang itu jatuh di tanganmu !,” Ujar Yuri yg lalu tertawa terbahak – bahak.“Samunim belum bangun ?,” Tanya Jin Goo.Yuri menggeleng, “Sekalian kujenguk saja dia hari ini,” Ujar Yuri.“Eoh, longgarkan sedikit rokmu yeobo, perutmu kelihatan kesempitan,” Ujar Jin Goo.“Eoh.”Jin Goo dan Yuri melaju ke RS tempat Ji Eun dirawat.Apa yg akan Yuri lakukan ?, kenapa tubuhnya tampak berisi ?.Yuri menuju k
Pria muda dengan tubuh bugar itu terbangun karena sinar matahari yg terasa menusuk matanya. Ia melenguh karena kepalanya terasa pusing, ia memandang sekitar dan berusaha sadar sepenuhnya.Ruang kamar Ji Eun penuh aroma alkohol, dan botol alkohol berserakan dimana mana.“Ah, mianhae noona. Kau tidak suka bau alkohol.”Ia membuka jendela agar udara berganti.“Aigoo, kepalaku sakit sekali,” Gumamnya.Ia kemudian menelpon So Dam untuk membawakannya sup Pereda pengar.“Selamat pagi noona, aku menjagamu semalaman. Aku bahkan juga menangis, tapi kau tidak akan dengar kan ?.” Jae Hee kembali duduk disisi Ji Eun, masih dengan kepalanya yang berdenyut karena mabuk.“Bahkan dalam keadaan koma seperti ini kau tetap cantik, bagaimana bisa Hwan tertarik dengan Yuri si jalang itu ?. Kau bilang kau sangat mencintainya, kan ?. Kalau begitu bangunlah, suamimu sebentar lagi tidak akan bisa kau dapatkan kembali k
Kedua pria berusia tiga puluh tahunan itu melepas kacamata hitam mereka dan berjalan memasuki perkantoran mewah 30 lantai.“Kita akan segera kembali setelah menyelesaikan ini kan ?,” Tanya Si pria berjas cokelat.“Tentu, juga setelah memastikan adikku baik – baik saja,”Sahut si sulung.Choi Jong Suk dan Choi Joon Woo baru saja mendarat 30 menit yg lalu dan langsung menuju kantor pusat Hanguk Inc. Ada sedikit keonaran yg ditimbulkan oleh adik ipar mereka.Bukan sedikit sebenarnya, adik ipar mereka hampir menghancurkan perusahaan.Mereka langsung menuju ruang pertemuan, bahkan tanpa sempat menyapa orang – orang yang menyambut mereka. Jong Suk membuka pintu ruangan dan berjalan masuk mendekati seorang wanita dalam balutan dress merah yang menegaskan kekuasaannya.“Aku dan kedua kakakku belum memberikan tanda tangan, tanda tangan siapa yg kau pakai ?,” Ujar wanita itu lantang.“Lee Dae