Share

62. Jadi gimana?

Hari sudah sore, rintik-rintik hujan mulai membasahi bumi. Tetes demi tetes, rintik-rintik yang awalnya kecil menjadi besar bak pasukan yang menyerang dengan cepat. Sedangkan itu seseorang berbadan tegap dan macho hanya menatapnya lewat jendela kaca besar sembari menyesap kopi buatan asistennya yang sudah dingin.

Jam di dinding sudah menunjuk pukul lima sore, tandanya sudah waktunya pulang ke rumah masing-masing. Namun di luar sedang hujan, beberapa karyawan pun terpaksa berdiam di kantor menunggu hujan sedikit reda.

Seperti halnya Vano. Tuan muda itu tampak tenang ketika melihat hujan yang turun lewat jendela kaca ruangannya. Suasana yang mendamaikan itu menyeret kenangan masa kecilnya tentang hujan kembali dalam ingatan.

~Flashback~

"Van, main hujan sana."

"Enggak Pah, nanti sakit."

Pak Iskandar yang mendengar penolakan anaknya segera masuk ke dalam kamar sang anak. Vano sedang rebahan di kasurnya sembari membaca buku tentan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status