Aneta masih tidak habis pikir, anak sekecil itu mau menjodohkan dirinya dengan pria asing yang sering Gabriel panggil dengan sebutan om baik.
Entah apa reaksi Reksa jika dia tahu kalau dirinya akan dijodohkan dengan wanita yang sebenarnya sudah ia kenal dari dulu itu.Seperti sekarang di taman tempat tujuan mereka jalan-jalan, tak hentinya Gabriel selalu mempromosikan tentang Reksa dengan segala hal baik yang ia ceritakan pada ibunya saat ini.''Sudah berapa kali kamu menceritakan tentang hal itu pada mama, Briel?'' ucap Aneta santai sambil menopang dagunya menggunakan tangan kanannya sambil membuang muka ke arah lain.Gabriel berdecak, ia pikir akan sangat menyenangkan jika mempunyai ayah dan ibu lengkap, tapi melihat raut wajah ibunya, ia menjadi putus asa untuk mewujudkan mimpinya itu.Gabriel terdiam, ia tidak lagi membicarakan om baik hati, dan Aneta paham akan suasana hati anaknya.Aneta duduk mendekat Gabriel, merangkul pundak anak itu, dan mengusapnya pelan.''Apa yang sedang kamu pikirkan?'' Aneta sebenarnya tahu yang ada di pikiran Gabriel, namun ia selalu menanyakan hal itu supaya Gabriel terbiasa terbuka padanya.''Aku ingin punya ayah,'' ucap Gabriel singkat.deg ….Walaupun sudah tau apa yang ada di dalam pikiran Gabriel, tapi ketika mendengar langsung pernyataan itu dari mulut Gabriel, Aneta merasa sakit.Satu hal yang tidak Aneta sadari, sekuat apapun ia mencoba menjadi ibu sekaligus ayah untuk Gabriel, itu tidak akan bisa menggantikan kasih sayang ayah yang sebenarnya untuk Gabriel, dan disitulah kelemahan Aneta, ia merasa tidak becus menjadi orang tua yang baik untuk Gabriel.''Baiklah Briel, nanti kita cari ayah untukmu, oke,'' ucap Aneta asal karena sudah melihat wajah muram Gabriel.''Bagaimana kalau aku saja yang mencari ayah untuk ibu,'' ucap Gabriel sangat antusias.Aneta kaget mendengar pernyataan anaknya itu, namun sedetik kemudian ia tersenyum hangat sambil berkata. ''Ya, terserah kau saja Briel.''Gabriel bersorak sangat gembira karena ini adalah langkah awal untuk dirinya supaya bisa mempertemukan Aneta dengan Reksa, yang tanpa anak itu ketahui kalau Reksa adalah ayah kandungnya sendiri.***Pagi harinya ketika di kantor, Aneta sudah disibukkan dengan berbagai file di mejanya, tiba-tiba konsentrasinya terpecah waktu ada teman di sampingnya mengajak Aneta rumpi.''Net, kamu tahu tidak kalau pacarnya pak Reksa baru saja datang dari Singapore?'' kata Rianti membuat Aneta menoleh ke wajah teman barunya itu, namun bukan jawaban yang didapat Rianti tapi malah helaan napas dan gelengan kepala yang membuat Rianti yakin kalau teman barunya itu belum tahu tentang gosip terpanas hari ini.''Beneran Net, aku tidak berbohong.'' Namun Aneta tetap tidak memperdulikan temannya itu berbicara.Lalu satu menit kemudian gemuruh suara mengiringi langkah Calista yang datang dikawal oleh security di sana.Dan hal itu membuat Aneta bertanya-tanya, apakah benar apa kata Rianti, Reksa sudah punya pacar, dan tanpa ia sadari hatinya sakit, sangat sakit mendengar kenyataan itu.''Ada apa ini, dia bukan siapa-siapaku, tapi kenapa hati ini sangat sakit sekali,'' ucap Aneta dalam hati.''Lihatlah, itu adalah pacar pak Reksa, cantik sekali ya? Beruntung sekali jadi dia,'' ucap Rianti tanpa memperhatikan raut wajah Aneta.Sedangkan di ruangan CEO, Reksa menghela napas panjang ketika mendapat kabar bahwa Calista menuju ruangannya.Dan benar saja, saat ini Calista sudah berada di depannya dan dengan santai mendudukan dirinya di sofa yang ada di ruangan tersebut.''Sebelum kau bertanya, aku akan menjawab, aku ada seminar kedokteran mewakili ayah di Indonesia, dan berhubung aku sudah di Indonesia, aku menyempatkan diri untuk menemuimu di rumah, tapi kata penjaga rumahmu, kau sedang berada dikantor dan aku meminta alamat kantormu,'' jelas Calista panjang lebar setelah mendapatkan tatapan tajam Reksa sesaat setelah dirinya masuk keruangan itu.''Jangan membuat kekacauan di kantorku.''''Oh ayolah Sa, sampai kapan kau akan terus bersikap seperti itu padaku?'' Calista memasang wajah sedihnya, namun hal itu sama sekali tidak di hiraukan oleh Reksa yang sedari tadi fokus pada cctv yang berada di ruangan divisinya Aneta.''Apa masih karena perempuan itu? Apa kau yakin anak itu adalah anakmu?''''Aku bilang jangan membuat keributan di kantorku,'' bentak Reksa.Calista memutar matanya jengah, sungguh menurutnya Reksa sangatlah menjengkelkan.Bertahun-tahun ia rela jadi dokter, bahkan karena Reksa lah dirinya mengubah jurusan kuliah desain grafis menjadi kedokteran, dan hal itu demi mendekatkan dirinya pada Reksa.Dan sekarang inikah balasannya?Sungguh sangat tidak adil menurut Calista.Tanpa mendengarkan semua yang dibicarakan Calista, Reksa menelpon Jasson untuk segera datang ke ruangannya.''Ada apa Sa?'' tanya Jasson, tapi matanya mengarah pada sosok yang tengah duduk di sofa yang kini tengah memainkan ponsel pintar di tangannya.''Kau panggillah manager divisi marketing, suruh dia untuk menjadikan Aneta Priscila sebagai assistenmu, karena kau akan sangat sibuk untuk menangani proyek terbaru kita, dan kau butuh seorang assisten.Senyum Jasson pun mengembang, karena sudah sejak dulu ia meminta pada pimpinan sebelumnya yaitu pak Hendarto Anderson, tapi tidak pernah di kabulkan.***Pagi ini di sekolah Gabriel mengadakan kegiatan akhir tahun ajaran.Semua orang tua diwajibkan datang untuk acara ini, tapi karena harus bekerja, maka ibunya Gabriel digantikan oleh bibi Ranti, dan bibi Ranti pun tidak keberatan karena beliau sudah menganggap Gabriel seperti cucunya sendiri.''Briel, tunggu disini dulu ya … Oma mau ke toilet sebentar,'' ucap bibi Ranti setelah keluar aula tempat diadakannya acara tadi selesai.''Baik, Oma.''Bibi Ranti pun masuk pergi mencari tempat dimana toilet berada, sedangkan Gabriel memilih untuk duduk di bangku yang berada di lobi utama.''Briel, katanya mau membawa ayahmu? Mana?'' tanya salah satu teman sekelas Gabriel.''Ayahku tidak bisa datang karena masih sibuk bekerja,'' jawab Gabriel terdengar lesu.''Jangan berbohong, Briel … ayah dan ibumu tidak datang ke sekolah karena ayah dan ibumu tidak menyayangimu,'' Rafi tertawa mengejek.''Tidak, mereka menyayangiku … akan aku buktikan kalau ayah dan ibuku menyayangiku,'' jawab Gabriel berapi-api dan segera pergi dari tempat itu untuk menghindari Rafi.Bibi Ranti sudah selesai dari toilet dan bingung ketika menyadari Gabriel tidak ada disana.Bibi Ranti pun mencari dan bertanya pada orang yang berada disana, namun sayangnya tidak ada satupun yang memperhatikan anak kecil yang ciri-cirinya disebutkan tadi, karena memang di sana di sekolah, jadi sulit mencari karena Gabriel juga memakai baju seragam sekolah.Tidak menemukan Gabriel, akhirnya bibi Ranti yang kebingungan pun menelpon Aneta yang saat ini masih bekerja di kantor.''Halo, Ta … Gabriel hilang,'' ucap bibi Ranti ketika telepon sudah terhubung dengan Aneta.Aneta yang saat ini sedang sibuk pun bingung menghadapi situasi saat ini, apalagi dirinya adalah pegawai baru dan tidak enak jika ijin terus pada atasannya.Aneta mulai gelisah, ia juga tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan yang ada di depannya.''Apa ada masalah,'' tanya Rianti yang sejak tadi melihat rekan kerjanya itu hilang fokus.''Anakku hilang, aku bingung mau ijin tapi tidak berani.''''Apa? Kamu sudah menikah, Net?''''Aku sedang tidak ingin membicarakan statusku, aku hanya ingin segera keluar dari sini.''''Aneta … kamu dipanggil pak Jasson.'' Suara manajer di divisi Aneta tiba-tiba datang dan itu sangat mengagetkan semua orang, apalagi mendengar Aneta di panggil wakil CEO, semua orang bertanya-tanya, hal apa yang membuat Aneta di panggil orang paling kece di perusahaan itu, apalagi Aneta karyawan baru.Tanpa menjawab perintah dari managernya, Aneta pun langsung pamit pada manajernya untuk menghadap pak Jasson.Aneta yang selama perjalanan menuju ruangan Jasson pun tida
''Astaga ….'' Calista nampak kebingungan, ia merasa kalau ia menyetir pelan sekali karena memang jalanan ini sedang ramai pada jam-jam seperti ini, namun seorang anak kecil tiba-tiba berlari dan hampir saja ditabrak olehnya.''Kau tidak apa-apa, Boy?'' Calista turun dari mobil lalu berjongkok dan segera membangunkan pria kecil yang sedang terduduk karena merasa sangat kaget.Takut disalahkan oleh penduduk warga setempat, Calista langsung menggendong dan membawa Gabriel menuju mobilnya, lalu mereka pergi meninggalkan tempat itu.''Kenapa Aunty membawaku, aku tidak kenal denganmu. Kata mamaku, aku tidak boleh dekat atau pergi dengan orang asing,'' kata Gabriel polos.''Lalu dimana mamamu, kenapa dia tidak menjagamu dan malah membiarkan dirimu menyeberang jalan sendirian, tidak bertanggung jawab sama sekali,'' balas Calista sambil menyetir.''Jangan salahkan mamaku, Aunty. Mamaku adalah mama terbaik yang pernah ada.''Perdebatan kecil pun terjadi selama perjalanan mereka menuju entah kema
Sampailah Calista di sebuah gedung megah yang tadi pagi didatanginya penuh semangat.Ia langsung pergi menuju ruangan CEO.''Kenapa Aunty membawaku kesini? Ini kantor Aunty kah?''''Sudah, jangan banyak bertanya. Nanti Aunty akan menjemputmu kembali.''Semua mata tertuju pada Calista, para karyawan saling berbisik dan menyangka anak kecil itu adalah anak CEO mereka dengan pacarnya itu.Ketika sudah sampai di ruangan tujuan Calista, ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.Tanpa melihat raut wajah Reksa yang sudah hampir meledak karena amarah, Calista langsung mendudukkan Gabriel di sofa.Reksa yang tanpa sadar siapa anak kecil yang dibawa Calista itu, langsung berdiri dan hendak memaki wanita yang masuk keruangannya tanpa sopan santun mengetuk pintu terlebih dahulu.''Uncle?''Sapaan pelan dari bocah kecil yang baru disadari keberadaannya itu, membuat Reksa mengurungkan niatnya untuk mengumpat pada Calista.Reksa pun merasa heran, kenapa Gabriel bisa ada di kantornya.'
*flashback onWaktu itu sepulang sekolah, pria kecil berseragam putih merah dan memakai kacamata tebal serta mempunyai bentuk tubuh yang agak tambun, bertemu dua orang teman sekelasnya di pinggir jalan pulang.''Pasti tidak dijemput lagi,'' ujar salah satunya sambil tertawa mengejek.''Tidak, mamaku dalam perjalanan kesini untuk menjemputku,'' jawab Reksa ketus, ya pria kecil itu adalah Reksa.Dua orang teman itu hanya menjawab dengan tawa yang lepas seakan menjabarkan kalau itu tidak mungkin terjadi.Seorang gadis kecil yang melihat kejadian itu pun lalu menghampiri tiga orang yang sama dalam keadaan yang sama selama lebih dari satu minggu belakangan ini.''Apa yang kalian lakukan disini, pergilah … atau aku berteriak,'' ucap gadis itu ketika sampai di hadapan Reksa.Dua teman Reksa yang mengejeknya itu lalu pergi dengan masih tertawa mengejek Reksa, apalagi mengetahui Reksa dibela oleh seorang gadis, akan jadi bertambah bahan olok-olokan untuknya besok.''Siapa yang menyuruhmu kesin
Reksa mulai bergegas dan menggandeng Gabriel keluar ruangan, dan jangan lupakan bisikan para karyawan yang ada disana, tentu saja para netizen yang budiman itu mengira kalau anak yang sedang digandeng oleh pimpinanan mereka itu adalah anaknya Calista dan anak dari CEO mereka.Namun Reksa tidak memperdulikan hal itu.Ia terus berjalan keluar menuju lobi utama.Bertepatan dengan itu, mobil mewah dengan dikawal beberapa bodyguard pun datang menghampiri Reksa dan Gabriel.Mereka berdua masuk ke dalam mobil tersebut, lalu mobil itu berjalan dengan kecepatan sedang, membaur dengan mobil-mobil lainnya yang berada di jalanan.''Kita akan kemana, Uncle? Tolong jangan bawa aku bertemu mamaku, aku sedang tidak ingin bertemu dengannya dulu, aku mohon, Uncle….''Reksa menghela napas, di satu sisi ia khawatir kalau benar Aneta adalah ibunya Reksa, maka Aneta akan kebingungan mencari anaknya.Tapi disisi lain, melihat anak ini memohon seperti itu membuatnya merasa tidak tega dengan Gabriel.Sebenarn
Aneta berlari untuk memeluk putra tercintanya.Tadi setelah ia mendapatkan telepon dari bibi Ranti, Aneta segera menuju kembali ke sekolah untuk menjemput anak yang dari tadi dicarinya kesana dan kemari.Aneta merasa lega kalau Gabriel baik-baik saja. Demi apapun ia tidak akan memaafkan dirinya sendiri kalau terjadi sesuatu pada anak kandungnya itu.Aneta menciumi seluruh wajah Gabriel. ''Kamu membuat jantung mama hampir copot, Briel. Tolong jangan lakukan lagi. Mama mohon.''Kini giliran Gabriel yang menciumi seluruh wajah mamanya. ''Maafkan Briel, Ma. Briel berjanji tidak akan membuat jantung mama hampir copot lagi.''''Dan mulai sekarang Briel berjanji tidak akan membahas tentang papa lagi, juga Briel tidak akan memaksa Mama untuk mencari seorang papa untuk Briel. Maafkan Briel, Ma,'' ucap Gabriel panjang lebar supaya mamanya itu tidak merasa tertekan akan keinginannya.Aneta merasa terharu dengan semua tindakan dan ucapan Gabriel, ia merasa Gabriel selalu mengerti akan hati mamany
Setelah seminar lanjutan selesai, Calista langsung menuju ke perusahaan Reksa, untuk apa lagi jika bukan untuk menanyakan bagaimana pria kecil yang sekarang sudah menjadi kesayangannya itu bisa sangat dekat dengan Reksa, di luar profesi Reksa yang sebagai dokter anak dan wajar bisa akrab dengan anak kecil, tapi ini terlihat berbeda, dan apakah feeling Calista tentang mereka berdua itu adalah benar adanya?Dia harus segera membicarakan hal ini dengan Reksa.Dokter cantik itu pun turun dari mobil dan ketika sampai di lobby utama, dirinya melihat papanya Reksa berjalan terburu-buru dengan muka yang merah seperti menahan marah, atau malah sudah di tumpahkan rasa marah itu, Calista tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi, yang pasti ia harus segera pergi ke ruangan Reksa untuk mengetahui jawaban dari beberapa pertanyaan yang bercokol di pikirannya.Dan disinilah dirinya berada sekarang, di ruangan CEO.''Sampai kapan kalian akan seperti ini?'' tanya Jasson yang kebetulan ada di ruangan yang
Setelah berhari-hari mencari tahu tentang informasi mengenai jati diri Gabriel lewat detektif sewaannya, Reksa mengalami kendala dalam upaya tersebut.Dan sekarang ia baru sadar kalau ternyata ada seseorang yang mencoba menghalangi upaya dirinya untuk mencari tahu siapa sebenarnya Gabriel.Dengan menahan amarahnya, Reksa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah sang ayah.Setelah sampai di rumah ayahnya, Reksa disambut oleh penjaga rumah dan beberapa maid yang menyapa Reksa namun Reksa terburu-buru dan mengabaikan semua sapaan itu.Kemudian Reksa terus melanjutkan langkahnya mencari ke setiap sudut ruangan yang menjadi tempat favorit ayahnya ketika di rumah.Namun ia tidak menemukan ayahnya di manapun, lalu Reksa kembali mencari ayahnya di tempat favorit paling terakhir yaitu di taman belakang, dan betul dugaannya ayahnya berada di sana.Seperti sedang merasakan anaknya datang, Ayah Reksa pun menoleh ke belakang dan tersenyum kepada putra semata wayangnya itu.Ayah Reks