Tetesan embun di pagi hari menyambut hadirnya sang mentari yang mulai menampakan sinarnya, seorang gadis berjalan menaiki tangga dengan tergesa-gesa dengan langkah kaki mungilnya dia terus mendaki setiap inci undakan anak tangga. Hingga tiba di depan ruangan bernuansa putih gadis itu berjalan mendekati pintu meraih handel pintu kemudian memutarnya, setelah pintu terbuka Aisyah segera masuk dan tidak lupa menutup pintu kembali, Aisyah meletakan tas beserta alat Stetoskop yang melingkar di leher ke atas meja.Hari ini begitu melelahkan bagi Aisyah bukan karena pasien yang datang silih berganti, tetapi karena dia yang harus berangkat dan pulang dari rumah sampai rumah sakit setiap hari, sebenarnya Aisyah ingin menyewa rumah yang dekat dengan rumah sakit tetapi orang tua nya tidak mengijinkan bahkan Gani sang Papa rela antar dan jemput Aisyah, untuk memastikan keselamatan Aisyah.Matahari mulai naik ke atas permukaan, suasana rumah sakit mulai sedikit renggang karena waktu jam istirahat ma
"Aisyah?" "Iya, Pa." "Kamu, ga kerja?" "Libur, Pa."Gani menghampiri Aisyah yang duduk di kursi ruang tamu, Aisyah menggeser bokongnya memberi ruang untuk Gani duduk di sampingnya.Gani meletakkan secangkir kopi yang ada ditangan ke atas meja kemudian duduk bersama Aisyah yang asik menonton TV kartun kesukaannya, Gani yang mendengar tawa Aisyah hanya tersenyum gadis kecilnya kini sudah dewasa tapi sikap dan perilaku masih seperti anak kecil. "Kamu sudah dewasa, Aisyah, kenapa tontonan kamu masih anak-anak?" tanya Mariam, datang dari dapur membawa sepiring pisang goreng. "Biar awet muda, Ma." "Berarti, Mama juga harus nonton Tom And Jerry, dong biar awet muda juga?" Aisyah terkekeh mendengar ucapan Mariam. "Ga, gitu juga, Ma. Maksud aku, dengan kita nonton film yang lucu yang bisa bikin kita tertawa, dengan begitu otot-otot wajah menjadi kencang dan juga pikiran menjadi bahagia." ucap Aisyah menjelaskan kepada Mariam. "Wah, jadi Mama harus sering nonton kartun biar, awet muda,"
Senyum indah dari bibirmu Menyentuh dalam relung hati Tak ingin berpisah dengan dirimuTawa yang begitu merduPenyemangat dalam hidupkuDirimu adalah jantung dan hatikuBanyak gadis yang mungkin lebih darimuBanyak cinta yang lebih besarTetapi hati dan cinta ini tetap memilihmuDari mata turun ke hatiDari kenal menjadi sayangDari cinta ... semoga kita bisa bersama*** Pagi hari yang begitu indah, cerah dan sejuk kicau burung bernyanyi menyambut sang Surya pagi, sepasang kaki melangkah menjejakkan kaki di atas tanah. Pepohonan bergoyang mengikuti irama angin yang berhembus menciptakan udara yang sangat dingin menembus kulit, langkah kaki ini terus melangkah menelusuri jalan hingga tiba di tepi sungai yang airnya surut.Seorang pria berdiri di pinggir sungai menatap air yang jernih dan tenang, duduk di atas rumput hijau mengeluarkan benda dari dalam tasnya. Pria itu meraih Joran dan memasang umpan, kemudian melemparkannya kedalam sungai menunggu umpan tersambar ikan yang mungkin be
Sejak kejadian hari itu, Aisyah tak pernah lagi pergi ke gubuk pinggir sungai itu karena rasa takut yang terus membayangi pikirannya akan kejadian naas itu, sehingga dia memindahkan semua benda yang dia simpan dalam gubuk ke tempat baru tanpa sepengetahuan Krisna.Aisyah menyimpan semua karya lukisan tentang Krisna di gubuk tua itu, setiap pulang sekolah Aisyah selalu menyempatkan untuk berkunjung hanya sekedar melihat ataupun melukis, Aisyah selalu menuangkan semua imajinasi tentang Krisna kedalam kanvas, tak ada yang tahu semua ini termasuk orang tuanya.Aisyah sangat mengagumi sosok Krisna yang sempurna, sejak bertemu dengan Krisna yang tak lain adalah Kakak dari sabatnya Widia, Aisyah selalu memikirkan pria itu. Bagaimana tidak memikirkan? Krisna pria baik, sopan, dan juga sangat ramah, banyak wanita yang mendekatinya dan mengejar cintanya begitupun dengan Aisyah, tetapi Aisyah tidak berani menunjukkan rasa sukanya terhadap Krisna.Rasa cinta yang dalam terhadap Krisna membuat Aisy
Sebuah mobil Pick Up warna hitam melaju membelah jalan membawa kerangka jendela dan pintu yang terbuat dari kayu, dengan beban yang cukup berat mobil terus melaju dengan Hati-hati. Tanjakan dan tikungan dia lalui dengan baik pengemudi terus melaju dengan tenang dan fokus ke depan, saat akan melintasi tanjakan yang lumayan tinggi dari sebelumnya tiba-tiba. Door! Seketika mobil Pick Up itu oleng dengan berbagai cara pengemudi itu berusaha untuk mengendalikan kecepatan dan keseimbangan agar mobil tidak jatuh terperosok, pengemudi yang mengenakan kemeja kuning kotak-kotak dan celana jins botol warna hitam merapikan topi hitam yang dia kenakan karena rasa gugup yang membuat dia hilang kendali, tak ada pilihan lain yang bisa menyelamatkan dirinya jalan satu-satunya dia harus menabrak sesuatu agar laju mobil bisa berhenti. "Aa!"Bruk!Mobil Pick Up itu menabrak pohon di pinggir jalan, bagian depan mobil ringsek bahkan sampai mengeluarkan asap dari dalam mesin. Sementara pengemudi pingsan k
Krisna terus memandangi wajah Aisyah dalam posisi sangat dekat, Aisyah yang merasa risih segera memutar tubuhnya menghadap ke depan sementara Krisna tetap pada posisi. Tangan kanan Krisna menarik tengkuk leher Aisyah sehingga tak ada jarak bahkan hidung dan kening mereka saling menempel, Krisna yang tak bisa menahan hasratnya lagi untuk melumat bibir seksi Aisyah, Krisna terus melumat bibir Aisyah dengan rakus berusaha menerobos masuk kedalam mulutnya. Aisyah yang terkejut atas tindakan Krisna berusaha untuk melepaskan ciumannya tetapi usahanya sia-sia karena tenaga Krisna jauh lebih besar apalagi dengan posisi Aisyah yang berada di bawah tubuh Krisna. "Kak, lepaskan," ucap Aisyah mendorong tubuh Krisna. "Kenapa? Hah." Krisna mencoba mengatur nafas dan menetralkan degup jantungnya. "Tidak seharusnya, kita melakukan ini, Kak." "Aku cinta kamu, Aisyah," ucap Krisna kembali menindih tubuh Aisyah. Krisna tidak bisa mengendalikan nafsunya melihat Aisyah yang berada di bawahnya dengan po
"Gimana, enak ga?" tanya Krisna kepada Aisyah yang ayik memakan Gado-gado. "Enak banget, kamu sering makan disini?" tanya Aisyah sambil menguyah makanan di dalam mulutnya. " Uhuk, uhuk," Aisyah tersedak karena mulutnya penuh makanan sambil bicara. "Nih, minum dulu," ucap Krisna menyodorkan gelas yang berisi air putih ke pada Aisyah. "Makasih," ucap Aisyah menerima gelas tersebut dan meminumnya hingga tandas. "Makannya kalo makan itu pelan-pelan aja, ga ada yang bakal rebut piring kamu kok," ucap Krisna sambil terkekeh. "Habisnya enak, ga tega buat ga berhenti makan hehehe" ucap Aisyah dengan mulut penuh, Krisna hanya geleng kepala menanggapi perkataan Aisyah. "Alhamdulilah. kenyang juga, sumpah ini makanan enak banget," ucap Aisyah sambil mengelus perutnya yang rata. " Emang kamu belum pernah makan Gado-gado?" tanya Krisna heran yang melihat Aisyah seperti belum pernah makan makanan tersebut. "Ga pernah," kekeh Aisyah menggeleng pelan sambil tersipu malu. "Pantas saja, kamu la
Pagi harinya Krisna kembali ke rumah sakit, wajah Krisna terlihat menawan menghipnotis setiap orang yang melihatnya, senyuman terbit di bibir seksi Krisna. Dengan sebuah buket bunga mawar di tangannya Krisna melangkah menuju ruangan rawat Aisyah, dengan satu tarikan nafas Krisna meraih handel pintu kemudian perlahan membukanya. Krisna terkejut melihat tempat itu telah kosong, lalu Krisna mencoba mencari kesudut ruangan dan juga kamar mandi tetapi nihil tidak ada siapa-siapa. "Suster, pasien yang dirawat di sini, kemana?" tanya Krisna kepada Suster yang kebetulan bertugas untuk membersihkan ruangan itu. "Oh, Dokter Aisyah, sudah pulang," jawab Suster. "Pulang?" "Iya, semalam Dokter Aisyah dijemput keluarganya." "Baiklah, terimakasih Suster," ucap Krisna.Krisna segera melangkah keluar menuju mobil kemudian pergi.***Krisna mengendarai mobilnya melintasi jalan raya. Dengan kondisi jalan yang ramai kendaraan karena hari libur membuat laju mobil Krisna melambat, Krisna membawa mobil