Share

27

"Bagaimana?"

Hening di antara kami.

"Cinta ...."

Hanya lirih, tapi membuatku tersentak kaget. "Eh, ump ... gimana, ya?" Aku menggaruk rambut. Lalu menggigit bibir. Ini kebiasaan kalau sedang gugup, amat sulit dihilangkan. Keheningan ini, terus saja membuat dada berdebar tak karuan, sungguh bingung mau bilang apa. Kembali aku menggaruk rambut. Berdiri berhadapan dengan jarak yang begitu dekat, membicarakan sesuatu yang serius pula, membuatku amat tidak nyaman.

"Aku bertanya padamu." Tatapannya begitu lekat ke wajahku, tangannya menyentuh tempurung kelapa dengan akar mengelilinginya. Satu tangannya lagi masih menggenggam pisau tajam.

"Ummp ... aku ... aku gak mungkin menikah dengan lelaki yang gak kukenal, Mas." Akhirnya ucapan itu meluncur juga, sedikit membuatku lega walau belum sepenuhnya menghilangkan gemuruh dada.

"Kita menikah, lalu baru bisa saling mengenal." Tatapannya terus terpacak ke wajahku. Aku menggeleng pelan.

"Lalu kalau gak cocok, akan bercerai, begitu?" tanyaku.

"Apa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status