"Tutup?"
"Iya, Bu. Sudah lebih dari satu minggu yang lalu dia pulang kampung. Kalau pulang kampung suka lama, Bu, bisa satu bulan."
Zeta menghela napas berat. "Tukang tambal ban lain di daerah sini gak ada lagi ya, Pak?"
"Ada, tapi jauh banget, di ujung jalan situ, ke depan lagi dan harus nyebrang."
Zeta lagi-lagi menghela napas berat mendengar ucapan satpam yang berjaga di pos depan sekolah sang anak. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah Misha yang berdiri di sampingnya.
"Panas ya, Nak?" tanya Zeta lembut dengan sebelah tangan mengusap dahi sang anak yang sudah mengeluarkan keringat, sementara sebelah tangan lagi memegang grip stang motor matic putih kesayangannya.
"Enggak kok, Ma. Orang tambal bannya enggak ada ya?"
"Tutup, Sayang..."
"Mama Aya bannya kempes?"
Tubuh Zeta menegang mendengar s
"Spaghetti Tante enaaakkkk!!!! Evvan suka!"Zeta tersenyum lebar saat mendengar teman anaknya menyukai spaghetti yang dia buat.Wanita ini mengusap sayang puncak kepala Evan. "Habisin ya.""Pasti, Tante!!"Zeta tertawa renyah, lalu pandangannya beralih ke arah sang anak yang duduk di sampingnya. "Misha mau susu?""Endak ah, Ma. Di rumah ajah nanti.""Oke, Sayang...""Bisa buatkan aku kopi seperti kemarin?"Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang berada di samping Evan. Wanita ini menyandarkan punggungnya, lalu menaikkan sebelah alis sambil bersedekap. "Itu kan sudah ada di depan Anda, Papanya Evan." Zeta melirik kopi yang ada di depan mantannya itu."Tapi ini bukan buatan kamu.""Sama-sama cappucinno kok.""Rasanya beda, aku nggak suka. Aku nggak mau
"Mama, akuh mau lagi!!!""Habis itu, Evvan ya, Tante!!"Ucap dua bocah yang duduk berdampingan ini heboh."Iya-iya gantian ya."Daru tersenyum sumringah saat melihat dua malaikat cilik itu saling berebut meminta Zeta yang duduk di samping Misha menyuapi mereka. Zeta terlihat telaten dan sangat sabar menghadapi keceriwisan dua bocah yang sejak tadi bermain beragam jenis permainan di sini tanpa kenal lelah."Uhuk!""Hati-hati makannya, Evan... Minum dulu ya.""Ehm..."Setelah memberikan minum pada Evan yang tersedak makanan, Zeta mengalihkan pandangan ke arah pria yang sejak tadi duduk di depannya, karena mendengar suara yang keluar dari mulut Daru. Sejak mereka selesai memesan makanan di sebuah restoran cepat saji yang berada di area taman bermain yang mereka datangi, Daru tak pernah mengalihkan tatapannya dari w
"Maaf ya, Mas, aku lupa banget.">"Tidak apa-apa, Zetaya.""Ini sebentar lagi mau sampai rumah kok. Aku tutup dulu ya.">"Baiklah."Zetaya menjauhkan ponsel dari telinganya, setelah panggilan terputus. Wanita ini mengalihkan pandangan ke arah sampingnya, tempat di mana sang mantan kekasih mengemudi. Pria itu terlihat mengeraskan rahang, yang membuat Zeta mengernyitkan dahi bingung."Udah selesai mesra-mesraannya sama si Mas Mantan?" tanya Daru sinis. Pria ini menoleh sekilas ke arah Zeta dengan wajah dingin, yang semakin membuat Zeta tak mengerti.Bukankah tadi Daru bersikap sangat bersahabat? Bahkan mereka beberapa kali saling menertawakan karena kekonyolan yang pernah mereka lakukan di masa lalu, yang tanpa sadar membuat Zeta kembali nyaman pada sosok Daru. Tapi kini, pria itu malah terlihat menyeramkan. Apa Daru salah makan?"Mes
Mereka masih saling terdiam dengan tatapan yang sama-sama sulit diartikan. Tak berapa lama, Zeta menghela napas panjang. Wanita manis ini memalingkan wajah ke arah rumahnya."Memposisikan diri seperti apa? Apakah dengan menjauhiku?" tanya Zeta sambil memalingkan wajah kembali ke arah Daru."Bisa jadi seperti itu. Aku gak mau berharap terlalu banyak, kalau memang kamu dan Bang Fahri ada hubungan lebih selain hubungan mantan suami istri. Aku juga gak mau jadi orang ke tiga di antara hubungan orang lain. Kamu tentu tau, kalau aku mendekati mu karena ingin kembali mendapatkan hatimu dan kembali bersama."Zeta menelan saliva susah payah. Pria ini masih seperti dulu, tidak pernah bertele-tele dan selalu to the point. Dulu, saat pria ini cemburu pada salah satu teman sekelas Zeta yang berjenis kelamin laki-laki, Daru dengan lantang mengatakan jika dia cemburu."A-aku udah pernah bilang, kalau kita gak
Tubuh Daru mundur beberapa langkah karena tinjuan seniornya. Pria ini merasakan pipi kanannya memanas. Daru juga merasakan sudut bibirnya mengeluarkan cairan kental. Pria ini menyeka sudut bibirnya, dan menemukan darah menempel di kulit tangannya.Daru menegakkan tubuh, lalu menatap Fahri yang menatapnya nyalang dengan rahang mengeras. "Ternyata kamu yang memutuskan Zetaya dengan cara yang tidakgentlesama sekali itu kan?" tanya Fahri.Tubuh Daru menegang seketika. Jantungnya berdetak tak karuan. Seniornya tahu tentang masa lalu Zeta? Zeta menc
Daru tersadar dari lamunan, saat mendengar suara besi bergesekan, menandakan pagar rumah seseorang yang sejak tadi dipantaunya terbuka.Daru merapatkan tubuh pada tiang listrik yang berdiri kokoh tak jauh dari rumah seseorang itu. Matanya memperhatikan setiap gerak gerik seseorang yang berjalan kembali ke arah motor matic berwarna putih setelah membuka pagar bercat hijau muda. Kalau Daru tidak salah ingat, motor itu bernama Shiro. Motor yang sempat membuat Daru cemburu karena sang pemilik terlihat sangat menyayangi motor itu.Daru menggelengkan kepala guna mengeny
"Ini pesanan Anda." Zeta segera meletakkan cappuccino buatannya di atas meja di depan Daru. Wanita ini bertolak pinggang dengan sebelah tangan, sementara sebelah tangan lagi memegang baki coklat. "Silakan dihabiskan, lalu setelah itu silakan pergi dari tempat ini. Kopi itu gratis!" ucap Zeta ketus, lalu wanita ini membalikkan tubuh untuk segera pergi dari hadapan Daru. Di samping dia kesal dengan mantan kekasihnya itu, jantungnya pun tak bisa ia kendalikan jika berhadapan dengan Daru. Selalu, sejak dulu sampai detik ini. Dan Zeta tahu, jika usahanya untuk melupakan Daru selama sepuluh tahun ini tak pernah berhasil. Bagaimana Zeta bisa yakin? Tentu saja dia sangat yakin dan memahami dirinya sendiri. Apalagi setelah kejadian Daru tak menampakkan diri sejak wanita ini sengaja membuat Daru mundur untuk mendekatinya. Hidup Zeta seperti tersiksa. Ralat, buka
*REBECCA WIRYAWAN TERLIHAT SEMAKIN SERING BERKUNJUNG KE RUMAH KELUARGA BRATADIKARA. APAKAH KABAR YANG MENGATAKAN ANDARU BRATADIKARA DAN REBECCA WIRYAWAN AKAN RUJUK BENAR ADANYA?*TAK!!Zeta meletakkan kasar ponselnya ke atas meja kasir setelah membaca judul berita terpanas yang tiba-tiba saja muncul di layar ponselnya.Hati wanita ini memanas hanya karna berita itu. Andaru dan Rebecca