Share

Bab 10 (Season dua)

POV ANGGA

“Apa? Martina kecapekkan? kok, bisa sampai kayak gini? Kalau sampai ada apa-apa dengan anak dan calon cucu saya, awas kamu!” sungut dan ancam Mami saat berada di rumah sakit tadi, ketika mengetahui kondisi anak semata wayangnya. Aku mencoba mengusap dada yang bergemuruh ini. Udah kesal sama ibu yang sifatnya kayak anak kecil, sekarang malah di depan umum Mami membentakku.

Jujur aku kesal banget dengan ibu. Karena hanya kesal dengan Martina di ajak dampingi Martina saja tidak mau. Ya, ini yang aku takutkan, orang tua Martina datang dan tahu kalau ibu tak ikut mendampingi. Entahlah, seperti apa penilaian orang tuan Martina kepada ibu.

“Mi, ini rumah sakit, jangan teriak-teriak,” Papi berusaha menegur istrinya. Ku usap keringatku yang mengalir di leher. Terasa gerah dan malu tentunya.

“Kok, malah nyalahin Mami sih, Pi! Anak kita kecapekkan dan bayak pikiran hingga akhirnya kayak gini, padahal ibu hamil itu nggak boleh capek,” sungut Mami. Aku hanya bisa diam. Aku Faham, Mami. S
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status