Share

BAB 127

Sebenarnya sudah lama dokter Nova seperti itu, sering sekali membawakan makan siang, tapi karena ibunya juga rutin membawakan makan siang untuknya, ada beberapa waktu juga ibunya kalau sedang sibuk sekalli maka tidak mengirim Darto makan siang, jadi makanan dari dokter Nova selalu diberikan karyawannya, tentu saja tanpa sepengetahuan dokter Nova, takutnya sang pemberi tersinggung.

“Eh ya, terima kasih dokter, biar diterima Agung, saya mau keluar, maaf terburu-buru” ujar Darto sopan, dan segera pergi terburu-buru.

Dokter Nova hanya terdiam, dia kecewa dengan sikap Darto yang datar-datar saja terhadapnya, apa aku harus mundur yah, batin dokter Nova, tapi sudah terlanjur menunggunya sekian lama, masak mundur begitu saja, salah dia sendiri juga sih, mengharapkan seseorang yang jelas-jelas tidak menaruh minat sedikitpun padanya, tapi yang namanya sudah kadung tresno (cinta), susah untuk berpaling, meski bertepuk sebelah tangan.

Dokter Nova mengehela nafas, dia sadar betul, bahwa sejak awal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status