Tangis pilu Kia pecah saat melihat kondisi sang ayah yang saat itu sedang di bisikan ayat-ayat Alquran oleh sang ibu. Sudah tak ada lagi alat bantu yang terpasang di tubuh pria tercintanya, menandakan jik para dokter sudah angkat tangan.Kia segera menghampiri tubuh yang terbujur dengan mata terpejam itu, memanggil dengan lirih orang yang begitu ia cinta. “Bapak, bangun!” ucap Kia dengan bibir bergetar. “Pak, maafin Eneng!” sambungnya sambil menggenggam erat telapak tangan yang begitu kasar itu.Gery pun tak kalah sedih melihat pemandangan memilukan di hadapan matanya itu. Kumohon jangan seperti ini.Ya Allah, biarkan aku meminta maaf secara langsung padanya. Akhirnya pria itu meminta bantuan Penciptanya.Beri kesempatan aku untuk meminta maaf secara langsung!Kumohon. Apapun yang dia inginkan, pasti akan kukabulkan. Batin Gery lirih.“Pak, tunggu anak-anak datang ya, Pak. Izinkan mereka meminta maaf pada Bapak!” ucap i
“APAAA?” seru Gery sambil berjingkat dari duduknya, kemudian mendengarkan orang yang berbicara di seberang telepon dengan seksama.“Kenapa? Ada berita buruk apa sampe muka kamu begitu?” tanya Mommy Rossi.“Pak Kusdi…” tenggorokannya tercekat saat harus melanjutkan ucapannya.“Kenapa dengan Pak Kusdi?” kali ini Papi yang bertanya dengan wajah yang tak kalah panik.Gery langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas sofa dengan pandangan menerawang jauh ke depan. “Mom, ini pasti mimpi. Ya kan?” ucapnya pelan.“Emang ada apa dengan Pak Kusdi? Bukannya dia udah baik-baik aja, tadi siang waktu Mommy datang jenguk, dia udah keliatan jauh lebih sehat dari dua hari lalu, bahkan sempet nitip jagain Kia ke Momy,” ujar Mommy Rossi, meskipun hatinya khawatir tapi ia tetap berusaha untuk berpikiran positif.“Ger, jangan bilang kalau Pak Kusdi…” terka Papi sambil mencengkram kedua bahu putranya.Gery mengangguk perlahan dengan wajah tertunduk, wajah putihnya tampak merah dengan ur
Kedua pemeran utama kini sedang duduk bersebrangan di sebuah kafe yang jaraknya tak jauh dari tempat Gery berada. Rasa canggung dari keduanya membuat menit-menit pertama mereka hanya diisi oleh suara hembusan napas. Hingga akhirnya Gery sebagai seorang laki-laki memberanikan diri untuk membuka percakapan mereka.“Sorry soal ucapan saya di kafe tadi. Saya gak bermaksud merendahkan kamu, saya cuma terlalu-”“Saya ngerti maksud Pak Gery,” potong Kia seperti yang sudah-sudah. Wajahnya masih tertunduk, dengan hati yang terus saja mencemooh dirinya sendiri, karena bisa-bisanya dulu dia berpikiran naïf bahwa bos tampannya itu jatuh hati padanya yang hanya anak seorang tukang ojek online. Dan saat mendengar ucapan Gery tadi, Kia seperti ditampar oleh kenyataan bahwa memang tak seharusnya dia bermimpi terlalu tinggi. “maaf kalau Bapak udah nyusahin keluarga Pak Gery,” lanjutnya.“Bukan itu yang jadi masalah, karena saya emang gak terlalu memikirkan ucapan Pak Kusdi
Pukulan kembali mendarat di wajah tampan pria keturunan Cina-Indonesia itu saat ia sedang berusaha mengumpulkan kepingan nyawa yang masih berceceran entah dimana.Bughh…bughh…bughh…Tiga kali pukulan yang langsung membuat tubuh Gerry ambruk di lantai yang begitu terasa dingin saat menyentuh kulitnya.Tunggu, tunggu, kenapa bisa kulit bokongnya merasakan dinginnya lantai?Gery langsung membelalakan wajahnya kala menyadari dirinya jatuh di lantai tanpa sehelai pakaian yang menempel di tubuhnya. “Emang Anjing, lu! Bener-bener bejat lu jadi cowok!” Suara baritone Satria menggema mengisi ruangan itu. “Najis gue punya temen kayak elu!” lanjutnya dengan wajah penuh kebencian.Tapi kenapa?Apa salahnya hingga membuat Satria murka?Dan saat dia masih berusaha mengingat-ingat kesalahannya, Satria kembali terlihat akan kembali menghajarnya. Buru-buru saja Gery menyembunyikan wajahnya dengan cara melipat tubuhnya, sambil t
Malam itu, saat Kia sedang kebingungan akan dibawa kemana tubuh bosnya yang mabuk berat sambil terus saja menatap wajahnya dengan begitu mesra, tiba-tiba saja ponsel dalam saku pria tampan itu bergetar. Awalnya Kia pikir itu hanya sebuah notifikasi chat yang masuk, tapi ternyata itu adalah sebuah panggilan telepon saat Kia memeriksanya, karena ponsel itu tak henti bergetar. Buru-buru gadis cerdas itu menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu, karena mungkin saja orang yang menelepon bosnya bisa membantunya untuk membawa pergi tubuh Gery yang begitu membebani tubuhnya.“Nyet, elu masih di klub?” tanya suara pria yang menelepon Gery.“Maaf, ini dengan Pak Thomas ya?” terka Kia saat melihat nama ‘Onta Jawa’ tertera di ponsel sang bos.“Eh, iya. Sorry, ini dengan siapa ya?”“Saya Kia, Pak. Sekarang Pak Gery lagi sama saya, dia mabok berat di klub. Tadi juga dia sempet berantem sama pengunjung lain,” ujar Kia masih kebingungan apa yang
Meskipun sebetulnya Gery tak ingat betul apa yang ia lakukan malam itu, tapi dia hanya bisa pasrah saat semua orang memperlakukannya seperti seorang penjahat, bahkan sang ayah langsung mendaratkan tongkat golf ke tulang keringnya saat mengetahui perbuatan bejat yang ia lakukan kepada Kia, hingga beberapa hari ia harus pasrah saja berbaring di tempat tidur karena cedera yang cukup parah di bagian kakinya itu.Mommy Rossi bahkan langsung meminta asisten pribadinya untuk memesan kamar rawat inap kelas suite setelah mengetahui apa yang Gery lakukan pada gadis yang beberapa bulan lalu baru saja berduka karena ditinggal sang ayah. Sebab ia tahu jika beberapa saat lagi tensi darahnya akan naik.“Ckck, ketampanan yang gue jaga selama ini harus berakhir tragis,” keluhnya saat menatap pantulan wajahnya lewat layar ponsel.“Bener-bener gak punya hati emang lu, di saat perempuan itu hancur atas apa yang elu lakuin, bisa-bisanya lu masih mikirin muka lu? Bener-bener ti
Entah berapa kali panggilan dari nomor telepon yang sama masuk ke ponsel Kia, meskipun dia tidak menyimpan nomor telepon tersebut dalam phonebook-nya, tapi Kia tahu siapa yang meneleponnya. Yang tak lain dan tak bukan adalah ibu dari pria yang kini begitu ia benci dalam hidupnya.Sejak mengetahui kejadian yang menimpa mereka Mommy Rossi langsung menemui Kia, yang sejak hari itu berada dalam pengawasan Amora istri Thomas. Wanita tua itu tampak begitu menyesali perbuatan bejat sang putra pada Kia. Terbukti dengan caranya yang terus meminta maaf hingga hampir bersimpuh di kaki Kia, karena Kia tidak mengindahkan permintaan maafnya. Tapi buru-buru Kia meraih tubuh tua itu untuk kembali bangun. Karena bagaimana pun dia masih sadar jika tak ada kesalahan apapun yang Mommy Rossi lakukan kepadanya, harusnya Gery yang melakukan itu, meskipun pada akhirnya apapun yang akan mereka lakukan untuk mendapatkan maaf darinya tak mungkin mengembalikan apa yang telah Gery renggut dari gadis it
Tak disangka doa Kia benar-benar dikabulkan, karena terbukti sejak menghilangnya gadis itu, menghilang pula keperkasaan sang Casanova. Awalnya Gery pikir itu hanya bentuk rasa bersalah yang ia miliki untuk gadis itu, karena tiap kali ia akan bersenggama dengan wanita haram yang ia jumpai di klub atau para wanita yang memang mengagumi dirinya, milik Gery selalu kehilangan keperkasaannya meski awalnya semua baik-baik saja. Tapi di detik-detik terakhir ia akan melancarkan aksinya, wajah penuh derita dengan lelehan air mata di kedua pipi gadis itu selalu datang dan melemahkan syahwat Gery.Berbagai macam obat ia minum, berbagai terapi pun ia lakukan , namun hasilnya tetap sama, karena sejatinya bukanlah adik kandungnya yang tak memiliki kekuatan, tapi karena wajah gadis itu yang seperti menghantui hidupnya atau lebih tepatnya menghantui acara bersenggamanya, sebab hanya di saat seperti itu wajah menyedihkan Kia muncul hingga kemudian melemahkan apa yang tadinya kokoh.Jika awalnya Gery pi