Share

1. Kembali

Kebijakan tentang kepemilikan lahan milik masyarakat telah di putuskan dan disebarkan kepada masyarakat melalui surat edaran yang dibagikan kepada masing-masing kepala daerah. 

Pencetusan kebijakan ini menuai banyak protes dan kritikan dari masyarakat, pasalnya kebijakan ini membatasi hak kepemilikan lahan yang mereka miliki seperti 'apabila lahan tersebut telah/akan dibiarkan kosong selama lima tahun berturut-turut maka secara resmi lahan tersebut menjadi hak milik pemerintah secara tidak langsung'. Selain itu ada pula salah satu pasal yang mengatakan bahwa rumah yang telah/akan dibiarkan kosong diatas lahan selama dua tahun berturut-turut akan menjadi hak milik pemerintah pusat dalam hal membangun fasilitas masyarakat. Berbagai protes yang disuarakan di berbagai platform media sosial tersebut berhasil mengambil perhatian banyak pihak sehingga membuat para petinggi negara ketar-ketir. Sebenarnya bukan protes masyarakat yang ditakutkan tetapi 'kuda hitam' yang mungkin akan mendengar kicauan kalangan bawah tersebut. 

'Kuda hitam' itu lebih tepatnya sebagai perpanjangan suara masyarakat kelas bawah. Mereka yang suaranya tidak didengar oleh petinggi negara merupakan salah satu alasan kuat hadirnya si 'kuda hitam'. Namun sudah tiga hari setelah kebijakan tersebut di cetuskan, belum ada pergerakan sama sekali dari si pemberontak. 

Meski demikian, para petinggi negara tetap waspada, penjagaan di buat semakin ketat saja. Bagi mereka, saat ini 'kuda hitam' itu layaknya air laut yang tengah surut begitu rendah sebelum akhirnya pasang begitu tinggi yang menyebabkan bencana tsunami. Sungguh menakutkan.

Di salah satu ruangan di suatu gedung mewah, tengah terjadi perdebatan alot antar tiga orang yang nampaknya penting melihat banyaknya pasukan penjaga yang dikerahkan di luar ruangan. Tiga orang tersebut di temani masing-masing dua orang asisten yang bertugas mencatat poin-poin penting dari pembicaraan menegangkan tersebut. 

Tanpa disadari, salah satu dari ke-sembilan orang yang ada didalam ruangan tersebut tersenyum miring sembari menyentuh kerah baju bagian kiri yang langsung berkedip sekali menampilkan warna putih yang terlihat samar. 

"Tidak! Saya tidak mau! Itu dapat merusak citra baik yang telah saya bangun selama ini" tegas pria berkepala plontos dengan jas hitam mengkilap. 

"Sudahlah, ikuti saja. Lagipula sebaik apapun citra yang telah kau bangun, kau tetaplah penjahat di masa lalu" sahut pria dengan rambut hampir memutih, mengenakan jas senada dengan pria berkepala plontos. 

"Hei, pak tua. Mendadak amnesia heh?! Lupa kalau kau juga penjahat hah?"

"Hei hei hei, setidaknya masyarakat mengenalku sebagai pahlawan mereka" balas pria beruban sambil tersenyum tengil. 

"Itu karna kau terlalu banyak manipulatif. Pokoknya saya tidak mau! Sudah cukup saya dijadikan kambing hitam" 

"Hei-

Brakk! 

Gebrakan meja tersebut langsung menghentikan kegiatan saling tuding menuding ke dua pria tadi. 

"Aish kalian terlalu banyak bicara" sahut pria paling muda diantara mereka, bermata sipit dan mengenakan jas berwarna merah maroon, pakaian yang cukup mencolok. 

"Dibanding saling menyalahkan, bagaimana kalau kalian berdua yang harus dijadikan kambing hitam hm?" tawar si pemuda jas maroon tersebut. 

"Sa-

"Husshh, jangan memotong pembicaraan pak botak, tidak baik. Dengarkan saya baik-baik, anda akan disorot dengan kasus penyalahgunaan bahan kimia di produk yang akan anda luncurkan" tunjuknya pada pria berkepala plontos. 

"Dan anda, anda akan disorot dengan kasus perselingkuhan" lanjutnya pada pria beruban. 

"Untungnya apa? Masalah tentang kebijakan yang saat ini tengah heboh dibicarakan, bisa teralihkan dengan adanya kasus kalian berdua" lanjutnya. 

"Maksud kau, kau mengorban reputasi ku begitu?!" keberatan pria beruban.

"Kau berniat menggagalkan peluncuran produk baru saya dan membuat saya rugi?" sahut pria berkepala plontos. 

"Wah, kalian sebodoh itu ternyata" remeh pemuda tadi yang disambut geraman tak suka dari dua pria di hadapannya. 

"Dengar, kasus penyalahgunaan bahan kimia yang menyeret perusahaan anda justru akan membuat produk yang akan anda luncurkan laris manis pak botak. Jangan lupa bahwa manusia-manusia bodoh itu gampang dialihkan perhatiannya, setelah kasus ini berada di puncak maka lakukan klarifikasi bahwa anda di fitnah. Dengan begitu mereka akan langsung bersimpati untuk membeli produk murahan anda" ucapnya sambil menatap remeh pria berkepala plontos itu. 

"Kemudian untuk anda pak tua, setelah kasus anda mencapai klimaks penyelidikan maka lakukan klarifikasi juga bahwa anda di fitnah dengan begitu anda akan menjadi semakin terkenal" ucap pemuda tersebut pada pria beruban.

"Dan yang paling penting, kita bisa mengambing hitamkan si 'kuda hitam' akan fitnah yang terjadi pada kalian berdua" lanjut pemuda tersebut dengan senyum sinis. 

"Saya setuju, lalu kau? Apa kasus yang akan menyeret mu?" tanya pria berkepala plontos yang diangguki pria beruban.

"Tak ada kasus karena sayalah yang akan menjadi sutradara disini" balas si pemuda.

Kedua pria itu tentu tak setuju, namun membantah ucapan si pemuda itu tentu bukanlah pilihan. Mereka berdua tau seberapa berbahayanya pemuda berwajah tengil itu. 

Diskusi kembali berjalan cukup kondusif membahas hal lain yang mungkin akan merusak rencana yang telah mereka buat. Hingga_

"Akkhh" jerit salah seorang asisten ke tiga pria tersebut. Asisten itu tertembak di bagian dada kanan. 

Hal tersebut sontak menghentikan diskusi dari ketiga pria itu. Melarikan pandangan mencari celah kosong dimana tembakan tersebut lewat namun nihil, ruangan yang mereka tempati merupakan ruangan kedap suara yang sangat tertutup bahkan sekedar fentilasi udara saja tidak ada. 

Asisten yang terkena tembakan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat oleh asisten yang lain ditemani sebagian para penjaga. 

Didalam ruangan, tersisa tiga orang yang tadi berdiskusi dan empat asisten lainnya. 

"Apa itu 'kuda hitam'?" ujar pria beruban yang mulai menggigil ketakutan.

"Hei, jangan menakuti saya pak tua" sahut pria berkepala plontos. 

'Apa mereka?' batin si pemuda. 

'Wah, baru segitu saja sudah ketakutan' batin salah seorang yang lain. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status