Share

83

Sore telah berganti menjadi malam di dalam rumah yang kini menjadi milik Bulan. Keduanya masih bingung harus melakukan apa, bahkan ketika Bulan berbaring dan Angkasa ikut, gadis itu bangkit kembali.

“Kenapa?” tanya Angkasa yang tak merasa berbuat kesalahan.

“Ehm, tidak ada. Aku mau ke belakang sebentar, perutku sakit.” Bulan berkilah.

“Perlu ditemani, di luar gelap.” Sebagai suami yang baik Angkasa takut Bulan pergi sendirian.

“Jangan, tidak perlu di temani.” Secepat kilat Bulan ke luar meski tujuannya bukanlah bagian belakang.

Ia jongkok di dapur tanpa melakukan apa pun dan bingung harus apa. Tidak ada petunjuk sama sekali. Jalan buntu. Sibuk perang membuatnya tak sempat mengurus asmara.

“Jadi nanti aku harus apa di kamar?” Bulan menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia dengar dari para ulama, kalau sudah menikah Bulan boleh melepas kerudungnya.

Itu Bulan tahu karena ibunya begitu di depan ayahnya. Nah, sisanya ia disuruh belajar sendiri harus bagaimana jadi istri.

“Aku harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status