Share

48. Dikira Pembantu

"Tau ga kenapa saya cemburu?"

"Ya tidak tahu, Mas. Saya mah, bukan

Mamah Dedeh." 

Mungkin maksud istriku, Mama Loren kali ya. Lagi-lagi salah sebut dia. Saaabbbaaarrr.

"Kenapa mas cemburu?"

"Karena...saya cinta sama kamu."

Tttuuuuuiiitttt!

Wajah Anton memerah. "Pantat laknat!"

"Mas, denger suara balon kempes gak? Tapi kok bau WC ya." Parmi mengendus membaui aroma busuk yang menyeruak di dalam kamarnya, lalu dengan sigap menutup hidungnya dengan telapak tangan.

"Bukan balon kempes, Bu. Ini pantat saya."

"Pantat Mas, bisa kempes juga?" tanya Parmi polos, sungguh ia tidak paham pembicaraan suaminya. Perasaan tadi bilang cinta, trus apa hubungannya dengan pantatnya yang kempes?.

"Saya kentut," ucapAnton sambil menahan tawanya.

"Oh, pantesan. Pasti tadi Mas lupa cebok ya? jadi bau bangke begini."

Anton kembali tergelak.

"Maaf ya, Bu." Anton menyeringai, mengambil jemari Parmi lalu mengusa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status