“Eh, saya mau ke Toilet dulu.”“Mau ngapain?” tanya Cheryl dengan menggunakan nada bicara yang terdengar begitu polos, bahkan ekspresi yang Cheryl saja terlihat seperti tidak tahu apa pun.“Menurut kamu, saya ke Toilet mau ngapain?” tanya balik Dirga.Tawaan Cheryl dengan seketika keluar, karena sebenarnya dia tidak sepolos itu, hanya saja dia ingin tahu bagaimana respons Dirga kalau dia mengajukan pertanyaan seperti itu dan sekarang Cheryl dibuat puas saat melihat ekspresi kebingungan dari Dirga.“Kalau mau tahu apa yang akan saya lakukan di Toilet, mari ikut dengan saya.”Kedua bola mata Cheryl dengan seketika membulat, dia mendadak panik dengan hal ini, bahkan dia terlihat jelas mematung, apalagi saat dia melihat Dirga yang menaikkan sebelah alisnya.“Ish! Enggak ah! Dah sana pergi! Kalau kebelet di sini nanti repot!” ucap Cheryl yang setengah mengusir Dirga.“Gak jadi ikut?” tanya Dirga yang menjadi begitu enteng menggoda Cheryl.“Enggak ah! Gak mau! Mau ngapain coba?”“Agar tahu
“Lho, kok bisa kamu datang ke sini?”Kening Cheryl mengernyit, sampai kemudian dia mengalihkan pandangan dan dia menatap dengan serius wanita yang ada di hadapannya sampai kemudian dia menghembuskan napasnya dengan begitu kasar.“Kenapa dunia mendadak sempit sih?!” Cheryl merasa begitu kesal dengan hal ini, karena dia harus bertemu dengan orang yang jika dia bisa memilih takdir, maka dia tidak ingin bertemu dengan orang itu.“Kenapa sih nyamperin terus saya? Penasaran banget kayaknya kalau gak nyamperin saya?” Cheryl benar-benar merasa kesal dengan hal ini, dia memandangi wanita di hadapannya dengan sangat serius.“Singkatnya saya ingin membuat kamu berhenti mengejar Mas Dirga, karena saya ingin kembali dengannya dan juga ingin bisa kembali bersama dengan El.”“Ingin kembali bersama dengan El, karena sekarang El sudah tumbuh menjadi anak laki-laki yang pintar, ganteng, dan juga tahu kalau El akan menjadi pewaris?”Kedua bola mata Novita dengan seketika membulat, karena dia merasa tida
“Tidak bisa Bu, karena masing-masing dari penjemput semua Anak yang ada di sini sudah mempunyai akses untuk menjemputnya, jika Ibu tidak mempunyai aksesnya, maka kami tidak akan memberikan izin untuk Ibu menjemput Anaknya, apalagi di waktu yang belum seharusnya keluar.”Mendengar pembahasan yang sedari tadi tetap sama membuat Novita merasa kesal, dia sudah mempunyai niat untuk mengajak El keluar agar nantinya Dirga mau menemui dirinya, tapi ternyata tidak bisa.“Tapi dia anak saya Bu, masa saya tidak bisa bertemu dengan Anak saya sendiri, hanya karena saya tidak mempunyai Akses untuk menjemputnya?”“Jika memang Ibu adalah Ibunya, maka Ibu bisa menunggu nanti. Tunggu sampai waktunya El pulang sekolah dan nanti Ibu bisa mengajak El secara langsung untuk pulang.”“Saat nanti El mau pulang bersama dengan Ibu dan mengakui bahwa Ibu memang Ibu kandungnya, maka pihak kami juga tidak akan mempersulit hal tersebut.”Bagaimana El mau bersama dengan saya kalau terakhir saya mengajak dia saja dit
“Rean, Kakak mau bicara sama kamu.” Dirga berucap penuh dengan keseriusan sampai kemudian membuat Rean menutup apa yang tengah dia baca, dia mengalihkan pandangannya dan memperhatikan Sang Kakak dengan penuh tanda tanya.“Mau bicara serius dengan kamu,” ucap Dirga memperjelas yang kemudian membuat Rean bangkit, dia melangkah dan berdiri tepat di hadapan Dirga.“Ya, ada apa?” tanya Rean dengan nada yang sangat santai.Tidak langsung mengucapkan apa yang ingin dia bicarakan, karena Dirga malah memperhatikan Rean dengan tatapan yang sangat serius sampai membaut Rean mengernyit.“Mau bicara apa? Katakan saja, kenapa malah terdiam bengong?” tanya ulang Rean yang mulai merasa kebingungan.“Sebenarnya alasan yang membuat kamu akhir-akhir ini mendekati Cheryl apa?” tanya Dirga yang sudah merasa tidak bisa menahan rasa tanda tanya ini lebih lama lagi, karena dia sudah sangat curiga dengan alasan di balik Adiknya yang mendekati Cheryl.“Memangnya aku mendekati dia?” tanya balik Rean dengan eks
Sebuah senyuman terukir dengan sangat jelas di bibir Novita. “Sepertinya seorang Dirga tidak mungkin selugu itu, sudah pasti kamu mengetahui jelas apa yang aku inginkan.”Novita bukan hanya melepaskan outer piyamanya, melainkan sampai melepaskan piyamanya yang membuat bra yang dia gunakan dan juga celana dalamnya nampak dengan sangat jelas.“Kamu jangan gila!”“Aku memang sudah tergila-gila sama kamu Mas,” jawab Novita dengan senyuman yang terlihat sedang memancing Dirga.Secara perlahan tangan Novita mulai menyentuh-nyentuh bagian tubuh Dirga dan sudah jelas kalau sentuhan yang Novita berikan adalah sentuhan yang sangat sensual, karena tujuan dari Novita menyentuh Dirga adalah memancing Dirga.Berapa kali Dirga menepiskan tangannya, karena dia merasa tidak ingin disentuh sejauh itu oleh Novita, hanya saja bukan Novita jika dia tidak kehabisan cara untuk bisa lebih dekat dengan Dirga.“Sudah berada di tempat ini, lagi pula kamu datang untuk menemaniku bukan?”Di sini titik kesalahan b
“Malam ini jadi?” tanya Axel memastikan.“Iya,” sahut Cheryl.“Nanti aku jemput ya,” ucap Axel dengan menggunakan nada bicara yang sangat enteng.“Gak perlu, gak usah. Nanti aku datang sendiri aja ke sana, sekalian Abang mau pergi. Jadi bisa bareng,” jawab Cheryl dengan cepat.Di sini Axel terdiam, dia benar-benar merasakan perubahan Cheryl. “Oh.”“Iya, ini udah mau pergi kok.” Cheryl berucap tanpa merasa ada sesuatu yang salah dengan ucapan sebelumnya.“Ya sudah.”Di sini Axel benar-benar jauh dari sifatnya yang dulu, dia benar-benar menahan emosinya, agar dia tetap bisa melanjutkan semuanya berdasarkan apa yang sudah dia rencanakan, karena sekarang bukan sebuah hal yang mudah untuk dia bisa berbicara dengan Axel.Di tengah perjalanan, Abangnya Cheryl menatap Cheryl, dia tengah memikirkan sesuatu hal. “Tumben mau diantar? Mau ketemu siapa memangnya?”“Axel,” jawab Cheryl apa adanya.Mendengar jawaban dari Cheryl membuat Abangnya terdiam dalam beberapa saat. “Tumben? Sudah baikan atau
Tok tok tok“Masuk,” sahut seorang pria di dalam yang tidak tahu siapa yang baru saja mengetuk pintunya sampai terdengar suara langkah kaki, hanya saja pria pemilik nama Dirga itu masih enggan mengalihkan pandangannya.“Selamat sore Mas.”Suara yang sangat dia kenali membuat Dirga mengalihkan pandangannya sampai dia mengernyit sendiri karena melihat siapa orang yang datang dan dia tanda tanya dengan tujuan dari orang itu datang.“Mau apa kamu ke sini?” tanya Dirga dengan nada dan juga ekspresi yang terlihat tidak suka.“Aku mau ngajak kamu pergi makan, kalau gak sore ini ... malam ini.”“Gak, gak bisa.” Dirga langsung memberikan sebuah penolakan, karena memang dia tidak ingin jika dia harus bersama dengan Novita.Bukannya merasa kesal atau bete mendapatkan sebuah penolakan, Novita malah dengan santai melangkahkan kaki sampai pada akhirnya dia berdiri di samping Dirga yang membuat Dirga mengernyit tanda tanya pada apa yang akan Novita lakukan.Tangan Novita secara perlahan menyentuh tu
Di sebuah tempat yang begitu mewah dengan orang-orang penting yang berlalu lalang, lain dengan dua orang yang baru saja melangkahkan kaki sampai di pintu masuk acara ini.Sebuah senyuman yang terukir dengan sangat lebar di bibir seorang wanita yang mendapatkan sebuah undangan di acara ini, dia merasakan sebuah kesenangan yang sangat tinggi, karena dia tengah bersama dengan seorang pria yang berhasil menempati hatinya dalam waktu yang lama dan ingin kembali dia miliki.“Tidak usah gandengan tangan.”Kalimat itu langsung keluar dari mulut Dirga saat dia merasakan kalau Novita baru saja menggandeng tangannya, tapi bukan melepaskan gandengan tangannya, Novita malah terus menggandengnya dengan tatapan yang sangat dia fokuskan memperhatikan Dirga.“Udah lah Mas, gak usah kayak gini. Mereka aja santai gandengan tangan, kenapa kamu tidak mau?” Novita berucap sambil mengedarkan pandangannya yang memang banyak orang yang sekarang tengah bersama dan saling bergandengan.“Mungkin mereka pasangan,