Rumah Rowman.
Mungkinkah rumah itu yang menjadi tempat persembunyian pria itu saat ini. Lantas mengapa Rowman berusaha menghindarinya seharian ini. Apakah ia sudah berbuat hal yang salah padanya.
“Mayya..” Marlon memegangi sebelah pundak Mayya hingga membuat wanita itu tersadar. “Kau bisa datang padaku jika kau merasa sakit. Aku akan menyembuhkannya dan kita akan pergi sejauh mungkin dari tempat ini.”
Semula tak mengerti dengan perkataan yang diarahkan untuknya. Namun melihat kesungguhan yang ditunjukkan oleh Marlon membuatnya sadar bahwa saat ini lelaki itu berucap tak main-main. Apa yang baru saja dikatakan Marlon merupakan sebuah petuah dari keburukan yang mungkin nantinya akan ia alami.
“Mayya..” Mayya kembal
“Aku bersedia..” “Apa?” nadanya setengah tak percaya, namun aku paham dia hanya ingin memastikan apa yang didengarnya dengan baik untuk sekali lagi. “Aku akan ikut bersamamu. Bawalah aku pergi menjauh. Dimanapun itu, asal tak kembali kesini.” Dengan satu tarikan napas aku berhasil mengatakannya. Aku membulatkan tekadku. Aku pergi. “Mayya... kembalilah. Biarkan aku masuk. Aku akan membuat pria itu menerima ganjaran atas perbuatannya. Biarkan aku masuk.” Suara aneh itu kembali berdengung ditelingaku. Aku tetap berusaha berjalan dengan benar meski aku merasa pandanganku mulai merabun. Aku tak mau pingsan disini. aku harus bertahan. Aku tidak lemah.  
Tatiana berlari dengan seluruh kekuatan yang ia punyai menuju sebuah kamar yang ditempati oleh Mayya. Napasnya terdenga memburu tajam saat menapaki setiap langkahnya berlari menuju tempat itu. setelah mendengar kabar yang mengejutkannya, Tatiana tak hentinya merapalkan doa agar Mayya baik-baik saja. Max berkata bahwa saat Marlon membawanya ke kastil, Mayya sudah terkulai tak sadarkan diri. Marlon pun tak tahu apa yang terjadi pada Mayya karena ia meninggalkan Rowman berbicara empat mata dengan Mayya. Setelahnya Mayya yang setuju untuk pulang bersamanya tiba-tiba saja tak sadarkan diri. Begitu sampai didepan pintu, Tatiana tanpa permisi langsung mendobrak daun pintu kayu itu. Dilihatnya disana, Arion dan yang lainnya sudah berkumpul mengelilingi kasur yang biasa ditiduri oleh Mayya. Dengan langka
“Kenapa? Kau terkejut melihat kedatanganku, Ayah?” tanya Mayya dengan senyuman yang memiliki sejuta arti. Mayya yang berdiri ditengah kepakan sayap putihnya tersenyum sinis pada sosok Maximus yang masih berada dalam keterkejutannya. Wanita itu mengeluarkan sayap yang serupa dengan milik sang ibu. Mayya mewarisi semua kekuatan yang berasal dari orang tuanya. “B-Bagaimana b-bisa?” Tanpa sadar Maximus berjalan mundur menghindari wanita itu. Mayya melangkahkan kakinya dengan gerakan sepelan mungkin. tatapan merahnya yang penuh ancaman seakan-akan ingin menelan bulat-bulat pria yang baru saja dipanggilnya dengan sebutan ayah. Sesekali dalam langkahnya, sayap yang dimilikinya mengepak hingga membuat hembusan angin yang menggerakkan barang-barang disana. lalu tangan kanan Mayya terangkat dengan n
Sebuah tangan lainnya nampak menahan pedang itu ditangannya. Lelaki jangkung yang entah datang dari mana menjadi tameng bagi Jackson dan juga Rowman. Beruntung ia tak menuruti semua instruksi yang diberikan oleh Mayya. Ia yakin kedatangannya pun takkan cukup membantu. Mereka membutuhkan banyak orang untuk bisa selamat dari tempat ini. “Max..” “Sudah berakhir. Jackson takkan berubah menjadi Bad Blood karena aku sudah membelokkan takdirnya.” Ucap Max.Rowman memeluk erat tubuh Jackson. Setelah ini ia akan pulang dan bertemu dengan permata hatinya. Mayya harus mengetahui bahwa dia tak bersungguh-sungguh ingin meninggalkan gadis itu dan juga kedua anak mereka. Rowman akan menjadi ayah yang baik bagi keempat anaknya. “Max, to
Rowman merasa rongga dadanya mengembang. Ia takjub dengan makhluk mungil yang menggeliat tenang dalam dekapannya. Bayinya, itu adalah anaknya bersama Mayya. Bagian dari dirinya dan Mayya yang bersatu. Jika Rowman mampu, maka saat ini ia akan nekad memindahkan surga dan neraka demi kebahagiaan ini.” “Akan kau namakan siapa dia?” tanya Revana. Rowman membelai kepala anaknya dengan penuh kasih sayang. “Aku ingin menamainya Clearesta. Seperti nama kakek dari ibu.” “Anak kedua. Perempuan.” Kini Marlon yang bersuara. Mendengarnya membuat Rowman terkesiap. Ia akan memiliki sepasang bayi laki-laki dan perempuan. Ia akan menjadi seorang ayah yang sempurna. “Jika yang itu, aka
SOLUSI Seorang pria berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Arion berjalan pelan, sangat pelan mendekati Rowman. Ia tak perlu mengetuk pintu untuk dipersilahkan masuk ke dalam sana. Sejak hari itu, Rowman tak pernah mempermasalahkan dirinya untuk masuk tanpa permisi, karena pria itu sendiri seolah kehilangan kehidupannya sejak kematian Mayya.Ia merasa ironis dengan keadaan yang terjadi saat ini. Semua terasa begitu cepat. Kejadian yang tak diinginkan itu benar-benar telah membuat banyak orang sangat terpukul, tak terkecuali Maximus yang memilih untuk mengurung dirinya di istananya pasca ia mengetahui semua kenyataan yang ada.Dan itu rasanya dirasakan pula oleh Rowman. Kehilangan yang mendalam telah membuatnya menutup diri. Lelaki itu memilih bungkam dan menghabiskan waktunya sambi
SOLUSI Seorang pria berjalan masuk ke dalam ruangan itu. Arion berjalan pelan, sangat pelan mendekati Rowman. Ia tak perlu mengetuk pintu untuk dipersilahkan masuk ke dalam sana. Sejak hari itu, Rowman tak pernah mempermasalahkan dirinya untuk masuk tanpa permisi, karena pria itu sendiri seolah kehilangan kehidupannya sejak kematian Mayya. Ia merasa ironis dengan keadaan yang terjadi saat ini. Semua terasa begitu cepat. Kejadian yang tak diinginkan itu benar-benar telah membuat banyak orang sangat terpukul, tak terkecuali Maximus yang memilih untuk mengurung dirinya di istananya pasca ia mengetahui semua kenyataan yang ada. Dan itu rasanya dirasakan pula oleh Rowman. Kehilangan yang mendalam telah membuatnya menutup diri. Lelaki itu memilih bungkam dan menghabiskan waktunya s
"Jadi, kau mau mengatakan bahwa bisa saja wanitaku terlahir dalam bentuk lain. Apakah itu ... ?" Arion menoleh ke arah Rowman dan menganggukkan kepalanya. "Ya, Bisa jadi Mayya terlahir kembali tidak sebagai manusia. bisa saja dia terlahir kembali menjadi binatang atau tumbuhan. Kau tidak bisa memilih. Dewa sudah memberikan pilihan dan sejak dalam kandungan, Mayya sudah memilih jalan hidupnya sendiri termasuk kematiannya saat ini. semua itu adalah pilihan Mayya sebelum dia terlahir ke dunia ini, Rowman." Rowman menggeleng keras. Ia tak pernah berpikir bahwa Mayya nya akan terlahir dalam wujud bukan manusia. Tidak bisa ia bayangkan bagaimana nantinya jika sosok Mayya yang ada di dimensi lain adalah binatang atau tumbuhan. Tentu akan semakin sulit untuk menemukan keberadaannya. Bukan, ia tidak mempermasalahkan seperti apa wujud wanitanya. Selama itu Mayya, dalam wujud tikus got sekali pun Rowman akan