Share

Bab 27.

"Kita sudah sampai, Ris. Ayo turun," ajak Bang Ardi, membuatku kaget.

"Risa di dalam mobil aja ya, Bang. Nasinya dibungkus saja. Nanti Risa makan di mobil saja. Tak enak kalau dilihat teman-teman Abang. Abang bolos kerja karena Risa. Bagaimana pula kalau yang lihat pacar Abang? Kan jadi berabe urusannya," ujarku ragu-ragu. Bang Ardi malah tertawa lebar.

"Risa, Risa! Ada-ada aja kamu ini. Jam segini teman-teman Abang sudah masuk kantor. Mana ada lagi yang berani berkeliaran kalau tak ada izin dari atasan. Pacar? Pacar yang mana? Gak ada yang mau sama Abang. Udahlah, jangan berhalusinasi seperti itu. Ayo turun! Kalau kamu gak mau turun, Abang juga gak akan turun."

Bang Ardi menyandarkan kembali tubuhnya ke sandaran kursi mobil, sambil meringis memegangi perutnya. Tingkahnya lucu juga, membuat aku senyum-senyum sendiri.

"Iya, iya, Risa turun," ucapku sembari mengerling dengan kesal padanya. Dia malah tersenyum simpul.

Aku dan Bang Ardi turun dari mobil. Masih ada rasa ragu untuk masu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status