"Eh Ta, kamu juga lagi disini?" tanya Alexa yang cukup terkejut dengan kemunculan Meita yang tiba-tiba. "Meita, apa kabar? Ayo, duduk sekalian, kita ngobrol bareng," sahut mama Karel. "Alhamdulillah baik, Ma. Terima kasih, tapi aku nggak mau duduk bareng perempuan munafik seperti ini!""Ta, munafik seperti apa yang kamu maksud? Al disini karena mama yang mengajaknya, tadi kami bertemu ketika berbelanja. Ayo, duduk sini," ucap mama Karel dengan tenang dan senyuman. "Iya Ta, yuk duduk di sini," ucap Alexa sambil menarik kursi di sampingnya. "Nggak, aku masih ada keperluan. Maaf Ma, aku harus pulang karena nanti sore, cafeku dibooking untuk acara bedah buku, jadi aku nggak bisa lama-lama," jawab Meita sambil membungkukkan badannya untuk memberikan ciuman di tangan dan pipi mantan ibu mertuanya. "Alhamdulillah, bisnis cafemu lancar, semoga semakin barokah ya, Ta," ucap mama Karel sambil mengelus punggung Meita. "Barakallah, ya Ta," ucap Alexa menambahkan. "Makasih. Al, sebaiknya kam
Di malam hening, Karel merebahkan badannya di sofa sambil menekan-nekan tombol remot TV, mencari tayangan yang menarik minatnya. Tetapi tidak ada satupun yang membuatnya menghentikan pencariannya. Ia pun meletakkan remote TV lalu menutup kedua matanya dan tetap membiarkan TV menyala dengan tayangan siaran berita berbahasa Inggris. Pikirannya melayang tidak karuan setelah sang bunda memberitahu tentang insiden antara Alexa dan Meita. Karel mengetahui benar jika Alexa sudah pasti akan menjauhinya setelah insiden itu, yang tentu saja hal tersebut membuat suasana hatinya menjadi tidak karuan. "Telepon, nggak? Telepon, nggak? Nggak, telepon? Telepon!" lirih Karel sambil memainkan jarinya. Lalu dengan cepat ia mengambil telepon genggamnya, lalu menekan angka satu yang telah merupakan panggilan cepat ke nomor telepon Alexa. Alexa yang sedang asyik di dunia maya dalam pertemanan onlinenya pun terusik dengan suara dering gawainya. "Ish, ngapain sih malam-malam gini?!" lirihnya kesal sambil
"Mbak, kita udah jauh lho, aku takut," ucap Kaiya dengan wajah cemas dan tangan yang menggenggam erat tangan Kimi. "Tenang, in syaa Allah aman. Mbak bawa HP, kok. Nih tinggal pakai google map untuk cari jalan pulang," jawab Kimi tenang. "Trus baliknya kemana?""Ya ke pusat lokasi perkemahan, udah kamun tenang aja. Eh lihat tuh, ada sungai!" seru Kimi dengan menunjuk ke arah aliran sungai di sisi kanan mereka. Keduanya pun berjalan mendekati sungai. Keduanya pun berjongkok di pinggir aliran sungai dan mencelupkan tangannya. "Airnya dingin banget!" seru Kaiya "Air es!" sahut Kimi. Keduanya pun asyik berswafoto dengan berbagai gaya dan posisi. Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki mendekat. Kaiya pun mendekati Kimi dan bersembunyi dibalik badannya. "Kamu ngapain, wajarlah kalau ada orang kesini, namanya juga tempat wisata, kamu tenang aja," ucap Kimi untuk menenangkan adiknya, walaupun dirinya juga merasakan hal yang sama. Hampir satu jam berlalu, Kimi dan Kaiya belum juga kemb
Kimi menghentikan langkahnya di sebuah tenda berwarna biru langit, yang di depannya terdapat seorang pria yang sedang asyik membaca buku dan tanpa membutuhkan waktu lebih, ia segera menyadari kedatangan tamu di tendanya. "Lho, ngapain kalian disini?" tanya Mario yang dikejutkan dengan kedatangan ketiga putri Alexa. "Main aja, Om. Eh, om Karel kemana?" tanya Kimi dengan mata yang mencari keberadaan Karel di sekitar lokasi tenda. "Om Karel lagi ke __, nah itu dia," jawab Mario, lalu melambaikan tangannya ke arah Karel yang sedang berjalan mendekat. "Lho, kok kalian kesini? Ada apa?" tanya Karel sambil mengerutkan dahinya, sesampainya ia di tenda. "Mau interview, mau wawancara eksklusif sama om Karel," jawab Kimi. Karel dan Mario pun saling berpandangan. "Interview apa? Om jadi deg-degan," canda Karel yang membuat ketiga putri Alexa tertawa. "Eh duduk dulu, ayo sini duduk, biar santai," ajak Mario sambil memberikan tempat untuk ketiga putri Alexa. Kelimanya pun duduk bersila seca
Akhir pekan di Bogor pun berlalu dengan sepenggal harapan cinta yang dimiliki Karel untuk Alexa. Hanya saja ada sesuatu yang tidak mereka sadari, kehadiran Karel sekali lagi mengundang perhatian dan mendatangkan rasa keingintahuan para wanita akan sosok pria berkulit putih kemerahan, berambut lurus berwarna coklat dan memiliki postur tubuh yang tinggi dan tegap itu.Memiliki postur tubuh yang tinggi dan wajah blasteran, membuat Karel sulit bersembunyi dari mata dan kamera yang setia mengikutinya. Maka, tak sedikit dari mereka yang secara diam-diam mengambil foto Karel dan kemudian memasukkannya di laman media sosial mereka. Tentu saja, bukan hanya Karel yang kembali menjadi perbincangan. Alexa pun harus kecipratan mendadak tenar karena kedekatannya dengan Karel, yang berimbas kepada bisnis katering miliknya. "Bu, kita dapat lima orderan baru," ucap Zasky kepada Alexa sambil menunjukkan daftar permintaan katering untuk dua pekan mendatang. "Efek duda Belanda itu, beneran dahsyat!" la
"Karel Hardys, Direktur Operasional PT. Lazeesfood, siang tadi dilarikan ke rumah sakit dengan dugaan keracunan makanan. Karel Hardys bukan hanya satu-satunya korban keracunan makanan, tetapi telah terdata sedikitnya dua puluh lima orang dari tiga perusahaan, yaitu PT. Lazeesfood, PT. Ketarketir dan PT. Haluan Haluin, juga mengalami peristiwa yang sama.""Saat ini, pihak kepolisian dan juga BPOM sedang menyelidiki Triki Katering, sebagai penyedia jasa katering kasus keracunan makanan ini. Sang pemilik katering, Alexa Zivara saat ini tengah berada di kepolisian untuk dimintai keterangan."Ibu Alexa yang menyaksikan berita mengenai insiden yang melibatkan putrinya dari layar kaca tampak panik. Ia pun berusaha untuk menghubungi Zasky setelah berulang kali tidak berhasil menghubungi putrinya. "Zasky! Gimana ini? Kenapa? Ada apa sebenarnya?!" tanya ibu Alexa setengah panik melalui telepon genggamnya. "Maaf Bu, saya juga nggak tahu. Bu Al masih diinterogasi di dalam, ini aku baru aja kelu
"Ta, kamu tenang dulu. Beri kesempatan untuk Al bicara. Al, apa sebenarnya yang terjadi?""Aku juga nggak tahu, Ma __""Eh manggil Ma! Berani-beraninya kamu manggil __""Ta, Mama yang minta Al untuk manggil Mama. Sekarang kamu diam, sekali lagi kamu memotong ucapan Al, mama tidak akan memberikan ijin untuk menjenguk Karel, paham?!""Tapi Ma!""Baiklah, silahkan kamu pulang kalau kamu tidak setuju," ucap mama Karel. Mendengar ucapan mama Karel, Meita pun terdiam dengan hati yang kesal. "Ayo Al, lanjutkan," pinta mama Karel. "Semua prosedur keamanan sudah saya lakukan, bahkan sudah kami kroscek. Ada lima orang yang bertugas mencicipi setiap menu yang akan dikirim dan dari setiap menu kami simpan sambelnya di kulkas, jikalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Alexa. "Rekaman CCTV di dapur dan di semua area yang berhubungan dengan katering juga sudah diminta polisi. Saya juga penasaran, sebetulnya masalah ini terletak dimana?" lanjut Alexa. "Kalau begitu, kita tunggu saja
Keesokan harinya, manajemen Triki segera melakukan penyelidikan internal, guna menemukan penyebab dari kasus keracunan makanan yang menimpa beberapa pelanggan mereka. Dimulai dengan menginterogasi semua karyawannya tanpa terkecuali, pemeriksaan seluruh bahan baku yang tersimpan baik yang di mesin pendingin ataupun lemari. Kemudian, Alexa melakukan pemeriksaan langsung terhadap hasil rekaman CCTV yang otomatis tersimpan dalam laptop manajemen. "Bu, saya sudah cek semua hasil rekaman CCTV-nya, tapi saya nggak menemukan sesuatu yang mencurigakan," ucap Zasky. "Orang yang tidak dikenal ataupun karyawan dengan gerak-gerik mencurigakan juga nggak terlihat," lanjut Zasky lagi. "Ky, coba kamu panggil Dio," pinta Alexa agar memanggil kepala penanggung jawab distribusi. Tak lama, Dio datang menemui Alexa di ruang kerjanya. "Yo, waktu kamu anterin katering kemarin, ada yang beda nggak? Kamu tahukan maksudnya?""Iya, saya tahu Bu. Saya dari kemarin juga mikir, ada missed dimananya? Karena s