Share

Nona Wijaya

POV Hani

Mataku mengerjap perlahan serta rasa sakit di kepala ini mulai terasa lagi. Rasanya berat saat ingin melek membuka mata lebar.

"Aaaaw." Aku bergerak dan merasakan tanganku sakit sekali.

"Aaaaaaw!"

"Mbak Hani."

Mendengar suara laki-laki memanggil, aku pun berusaha untuk membuka mataku. Jam dinding berwarna putih adalah benda pertama yang bisa kulihat, lalu pandanganku mengedar, kesemua arah.

"Sepi?"

Aku baru sadar, jika ini bukan ruang perawatan yang tadi, ini dimana? Kenapa berbeda?

Perlahan kucoba bangkit namun tangan ini terasa amat sakit.

"Pelan-pelan, Mbak! Tangannya jangan banyak gerak dulu." Bayu membantuku.

Oh, iya aku baru ingat, tanganku 'kan retak. Sambil mengerjap perlahan aku minta untuk diposisikan duduk.

"Kenapa kita ada disini, Bay?"

"Semua demi kebaikan dan keselamatan Mbak Hani. Dokter Habibi yang mindahin Mbak kesini. Dia nggak mau Mbak semakin ngedrop gara-gara kelakuan Mas Heru. Kenapa Mbak nggak crita kalo suami Mbak itu temperamen?" Bayu nyeroc
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status