Pukul sepuluh malam, Dion, Lidya dan Tante Luna memutuskan untuk pulang. Mereka bertiga pulang dalam keadaan marah, kesal, heran, bingung, malu, pokoknya semua rasa itu bercampur aduk menjadi satu. Dion jadi merasa tersaingi dengan Aliando yang selama ini dianggap sebagai menantu yang tidak berguna di keluarga Arjuna, tapi mendadak berubah sekarang, dia malah berada di atasnya, jauh melampaui batas. Dion jadi merasa terancam dengan posisi dirinya sebagai menantu yang dibangga-banggakan di keluarga Arjuna. Pekerjaan mapan, dia juga berasal dari keluarga kaya, terhormat -setara dengan keluarga Arjuna -yang membuat Dion menyandang predikat sebagai menantu idaman di keluarga tersebut.Lidya yang menjadi istri dari seorang laki-laki tampan dan mapan seperti Dion, dianggap sebagai perempuan yang beruntung karena bisa menikah dengannya.Hal itu membuat Lidya merasa bangga, besar kepala, dia terus menyombongkan diri dan kerap menghina Nadine -adiknya -yang menurut semua orang nasibnya sun
Nadine mengerjap, bingung menjelaskan mengenai hal itu pada Mamanya. Dia belum bisa cerita soal identitas Aliando kepada Mama dan Papanya sebelum mendapat ijin dulu. "Maaf, kalau soal itu, aku belum bisa ngasih tau ke Mama dan Papa. Tapi, pasti, suatu saat nanti, Mas Aliando akan menceritakan siapa dia yang sebenarnya kepada kita semua." Jawab Nadine setelah terdiam sebentar sambil mengulas senyum kepada kedua orang tuanya. Kinanti mendecakan lidahnya saat tidak langsung mendapat jawaban dari Nadine, memilih menghempaskan punggung ke sandaran kursi, hal itu malah jadi beban pikiran lagi.Arjuna menghela napas, mengusap muka, dia juga jadi ikutan penasaran. "Kalau tidak...kasih tau sama Papa dan Mama...soal pekerjaan Aliando. Sebenarnya Aliando itu bekerja di mana, Nad? Kerja Apa? Apa dia masih bekerja di rumah makan milik David ...anaknya Pak Irawan itu?" Tanya Arjuna. Tapi Arjuna juga tidak yakin dengan hal itu. Nadine beralih kepada Sang Papa. "Maaf ya, Pa. Sebenarnya mengenai
Aliando mengerutkan kening saat membaca pesan dari Tasya. Siang ini Tasya kembali mengirimi pesan setelah sebelumnya tidak dia gubris sama sekali. [Kenapa Pak Al jadi susah sekali ditemui?] Tasya bercerita di pesannya jika dia habis ke rumah lagi untuk bertemu dengan dirinya, dia juga sampai pergi ke kantor perusahaan Sadewa Group, ke warung kopi dan choffe shop tempat dirinya biasa ngopi, sudah keliling dunia katanya untuk mencari keberadaan dirinya, tapi tetap saja tidak berhasil bertemu. Aliando menghela napas, geleng-geleng kepala, Tasya jadi semakin gencar mendekati dirinya. Tasya juga masih gencar mengirimi pesan, walau pesannya selalu dia abaikan.Seperti siang ini, pesan dari Tasya dia abaikan lagi, memilih untuk tidak dia balas. Namun beberapa detik kemudian, Tasya tidak menyerah, kembali mengirim pesan -kali ini berganti mengirimkan beberapa foto. Karena penasaran, Aliando pun membuka foto tersebut. Sebuah foto Tasya yang sedang selfie dengan pakaian yang super seksi
Orang di sebrang sana menjelaskan panjang lebar mengenai situasi yang terjadi di restoran milik Dika.Orang itu menceritakan jika nama Dika ternyata telah buruk di mata semua orang. Baik di mata konsumen mau pun para karyawannya. Restoran milik Dika mendapat rating jelek. Kerap mendapat kritikan dan komplain dari para konsumen atas pelayanannya yang kurang memuasakan.Dika juga dikenal sebagai Boss yang galak di mata para karyawannya, suka marah-marah tanpa alasan yang jelas dan suka bertindak semena-mena terhadap mereka. Hal itu pula yang membuat para karyawan jadi kesal dan beberapa kali merasa sakit hati. Aliando agak kaget saat mendengar fakta itu. Oh ternyata Dika dikenal sebagai seorang Boss yang galak dan semena-mena terhadap para karyawannya. Aliando benar-benar tidak menyangka jika Dika akan berubah menjadi orang yang besar kepala seperti itu setelah sukses. Sepertinya kesuksesan telah membutakan matanya. Kekayaan dan kejayaan yang dia peroleh membuatnya lupa daratan.
Namun walau rencana Aliando dan Nadine untuk membuat Tasya kesal dan jengkel berhasil, tapi ternyata perempuan itu tidak menyerah begitu saja. Saat Aliando mengabari Tasya ketika waktu sudah menunjukan pukul sepuluh lebih, dia beralasan jika dia lupa datang, Tasya malah bilang untuk tidak usah menemuinya di restoran saja, tapi malah menyuruh Aliando untuk menemuinya di sebuah hotel. Dia telah check in di sebuah hotel. Astaga. Tasya memang benar-benar perempuan gilak! Hal itu membuat Nadine jadi naik pitam.Itu berarti Tasya memang menginginkan sesuatu yang lebih di atas ranjang dengan suaminya. Tasya juga mengirimkan foto lagi. Kali ini foto dia yang mengenakan handuk yang dililitkan hanya sebatas dadanya saja, yang membuat kedua belahan dadanya terlihat jelas, sengaja dipamerkan. [Saya tunggu kedatangan Pak Al ke sini ya. Pokoknya Pak Al harus datang. Saya tidak mau tau. Untuk mengganti makan malam kita yang batal tadi. Saya udah mempersiapkan semuanya untuk memuaskan Pak Al ma
Di kediaman keluarga Arjuna, terlihat Kinanti yang baru saja menutup pintu kamar yang dulu ditempati Aliando dengan keadaan lesu. Mukanya masam, setengah masih berpikir.Kinanti habis dari dalam kamar itu. Kinanti baru saja mengecek ke kamar itu untuk mencari sesuatu yang bisa memberikan petunjuk yang mengarah tentang siapa Aliando yang sebenarnya. Tapi, di dalam kamar itu, dia tidak menemukan apa-apa. Kinanti juga sudah mengecek kamarnya Nadine. Tapi juga sama.Mumpung saat ini mereka berdua sedang tidak ada di rumah, diam-diam, Kinanti mengendap-ngendap masuk ke dalam dua kamar itu. Kinanti sangat penasaran karena Aliando mendadak mempunyai uang yang sangat banyak. Bayangkan saja. Sampai bermiliar-miliar an. Setiap hari, Kinanti terus berpikir dan menerka-nerka asal muasal uang yang dimiliki Aliando tersebut. Kinanti dan Arjuna menerka-nerka kalau mungkin saja Aliando mendadak jadi miliarder atau kemungkinan lain, dia sengaja menyembunyikan identitas sebagai orang kaya (dia b
"Ya...aku udah tau siapa suamiku yang sebenarnya...Mas Al udah cerita semuanya sama aku...bahkan...aku juga udah bertemu dengan kedua orang tua kandungnya Mas Al dan diajak ke rumah mereka, kedua mertuaku, yang secara otomatis jadi kedua orang tuaku juga, aku udah dikenalkan kepada mereka, Sya. Ya, sudah seharusnya dong sebagai seorang suami untuk melakukan hal itu pada istrinya?" Jawab Nadine setelah terdiam sebentar dengan senyum yang sangat dipaksakan. Dia sengaja mengeraskan suaranya untuk memanas-manasi Tasya. Semenjak Nadine mengetahui kejadian Aliando yang mengeluarkan black card, dia memang belum cerita kepada Tasya lagi -karena Tasya juga lama tidak ada kabar -tapi kini muncul-muncul malah membuat onar. Namun jika soal dia yang sudah mulai menerima Aliando, dia sudah memberitahu Tasya. Tasya melotot, pandangannya langsung ke mana-mana, tubuhnya menegang -seketika. Beberapa detik kemudian, Tasya mendadak berpikir. Jadi, ternyata Aliando sudah mengungkapkan identitasn
"Aku sengaja ngerjain kamu biar kamu itu marah sama aku, aku juga sengaja enggak menggubris chat dari kamu supaya kamu itu sadar diri. Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu malah semakin menjadi-jadi." "Betul apa yang dibilang sama istriku, mau kamu menggodaku dengan cara apa pun, mau kamu telanjang bulat sekali pun di depanku, aku enggak bakalan tergoda." "Dan aku malah tertawa saat kamu mengirimi foto yang enggak senonoh itu. Bukannya tergoda, tapi, ujung-ujungnya malah buat hiburan bagi kami berdua...sambil mikir...kok ada ya perempuan enggak punya malu seperti kamu?" Ujung Kalimat Aliando benar-benar menohok ulu hati Tasya. Apalagi saat melihat Aliando dan Nadine kompak tersenyum, sengaja memamerkan kemesraan di depan Tasya. Tasya tidak bisa membalas perkataan Aliando. Dia hanya menundukan kepala dalam-dalam. Dia malu sekali dengan Aliando. Tasya teringat bagimana dia mengejar-ngejar Aliando belakangan ini, menggoda, sampai menebalkan muka dan rasa malu, melalukan berbagai macam