Bukannya menjawab, Anggia malah balik bertanya seraya menunjuk Nadine."Kamu...istrinya Tuan Al?" Suara Anggia terbata, masih sambil sesenggrukan. Nadine mengangguk. Detik berikutnya, Anggia terhenyak, terdiam untuk beberapa detik -seperti tengah berpikir -sebelum kemudian beralih menatap ke arah Aliando. "Tapi...kenapa pada malam itu...Anda bilang...kalau anda belum menikah, Tuan Al? Belum mempunyai istri?" Tanya Anggia. Sontak saja, mata Aliando seketika melebar.Hei ...kapan mereka bertemu? pada malam apa mereka bertemu? Pertanyaan Anggia ini benar-benar bisa bikin orang langsung salah paham begitu mendengarnya! Aliando saja baru pertama kali ini melihat perempuan itu!Dan ...perempuan itu ...dengan seenak jidat menyinggung kalau 'pada malam itu' mereka bertemu? Aliando langsung berpikir bahwa ada yang tidak beres dengannya. Apa dia mau cari gara-gara dengan dirinya dan Nadine?!Mendengar itu, lipatan di kening Nadine semakin bertambah. Ia mendadak gelagapan, lantas menole
"Aku juga enggak tahu kalau pertemuan kita pada malam itu di bar...hubungan kita pada malam itu...hubungan one night stand kita akan membuatku mengandung anak Anda, Tuan dan bayi yang sedang aku kandung ini adalah anaknya Anda!" Lanjut Anggia dengan emosi menggebu-ngebu. Kedua matanya juga telah basah. Ucapan dan ekspresi wajah Anggia yang kini sedang dia perlihatkan itu seakan seperti beneran. Tak terlihat seperti sedang berbohong. Tampak begitu meyakinkan. Aliando dan Nadine terbelalak untuk yang kedua kali diikuti oleh semua orang yang ada di situ begitu mendengar penuturan Anggia. Mereka berdua bagai disambar petir disiang bolong! Ruang pesta itu kembali lengang untuk beberapa saat. Kini semua orang tercengang, mulut-mulut terbuka lebar, tengah kompak mencerna ucapan Anggia barusan. "Enggak mungkin...itu enggak mungkin...jangan berbohong kamu...Mas Al enggak mungkin melakukan hal itu!!!" Nadine langsung berseru seraya menggeleng-gelengkan kepalanya, nada suaranya meninggi -n
Apakah hal itu yang tadi dimaksud oleh suaminya? Apakah kejadian itu yang dimaksud suaminya dengan 'akan terjadi sesuatu di pesta ini'? Apakah kejadian itu yang dimaksud 'dengan keadaan akan berubah berbanding terbalik'? Pikir Lidya. Dion yang baru sadar jika dia sedang diperhatikan oleh Lidya, segera melirik ke arah istrinya. Benar, saat ini Lidya sedang menatapnya tajam. Pasalnya, ia dan Dimas barusan fokus menikmati rencana mereka yang berjalan mulus -sesuai keinginan mereka. Beberapa saat yang lalu, mereka berdua sedang tertawa puas dalam hati. Terus mampus-mampusin Aliando dan Nadine.Keributan yang terjadi di depan matanya itu, benar-benar menjadi tontonan yang menarik bagi mereka berdua. "I-ni...y-ang tadi kamu...maksud itu, Mas? Yang kamu bilang kalau katanya akan terjadi sesuatu di pesta ini? Yang kamu bilang, katanya, kalau keadaan akan berubah berbanding terbalik? Ini yang kamu maksud?!" Tanya Anggia terbata.Suaranya tercekat, tertinggal di tenggorokan. Dion terdiam
Pak Damar juga tidak tinggal diam saja, ikut menghampiri Anggia dengan kemarahan yang sama membaranya. "Aku kasih tau ya sama kamu kalau aku itu adalah Ayahnya, Aliando. Aku paham sekali sifat anakku itu seperti apa dan semua tentangnya itu aku paham sekali karna kami sudah bersama sejak dia masih kecil. Jadi, aku paham betul Aliando itu laki-laki seperti apa!!!" Seru Pak Damar sembari menunjuk muka Anggia. Kedua matanya melotot, wajahnya mengeras, merah padam, serta napasnya juga menderu. Kemudian, Pak Damar tergelak, berkacak pinggang, lantas melanjutkan kalimatnya. "Bisa saja...kamu itu tidur dengan banyak laki-laki...dari tampangnya saja sudah kelihatan kalau kamu itu adalah wanita yang enggak bener...dan sampai banyaknya laki-laki yang sudah tidur denganmu...kamu sampai enggak tau siapa Ayah dari bayi yang ada di dalam kandunganmu itu!!!" Kata Pak Damar lagi dengan nada dingin dan sinis. Anggia mendongak demi mememastikan ucapan Pak Damar barusan. Tapi dia tidak kunjung menj
"Al-Al...aku pikir...kamu itu adalah laki-laki baik. Seorang suami yang setia sama istrinya. Kamu mencintai Nadine dengan sepenuh hatimu...tapi...ternyata...penilaianku selama ini sama kamu itu salah besar!" Ucap Dimas tegas sambil berdecih, wajahnya mengeras, kedua tangannya tenggelam di saku celana. Menatap Aliando lurus dengan tatapan jijik dan sinis. "Laki-laki yang kelihatannya baik, yang kelihatannya enggak akan main perempuan, tapi ternyata malah sebaliknya! Malah selingkuh! Ckck. Beneran enggak terduga kamu, Al. Malu-maluin banget tau enggak sih kamu!" Mata Dimas lalu menyipit, rahangnya terkatup rapat, kemudian melanjutkan bicara. "Dan kamu tau, Al...kamu itu sudah mengkhianati Nadine tau enggak...kamu itu sudah menyakiti Nadine!!!" Lanjut Dimas sambil menuding muka Aliando. Keberanian Dimas kembali muncul kepermukaan setelah melihat Reno mengungkapkan kekecewaanya kepada Aliando.Mendengar hal itu, Aliando mendengus dingin, tapi ia tidak membalas apa-apa, hanya menatap
Semua anggota keluarga Sadewa mengerjap, mata mereka membulat -seketika. Mencerna perkataan Aliando dalam sepersekian detik. "Sepertinya sudah enggak ada kata ampun lagi buat kalian semua karna kalian sudah berani lagi sama aku, kalian udah menuduhku yang bukan-bukan, malah mengompori hal yang belum pasti kebenarannya..." Lanjut Aliando. Seketika semua anggota keluarga Sadewa terbeliak, saling lirik satu sama lain, segera menyadari bahwa tindakan mereka tadi itu benar-benar bodoh. Dion dan Dimas agak dag dig dug ser sebenarnya mendengar hal itu, keduanya langsung saling pandang, seakan tengah menyamakan frequensi.Namun, keduanya berusaha untuk tetap bersikap tenang, terus mengatakan kepada diri mereka masing-masing kalau semuanya akan baik-baik saja. Aliando tidak akan berpikir bahwa mereka lah dalang dibalik kejadian ini (jadi mereka tidak akan sampai ketahuan). Toh, pasti, Anggia tidak akan membawa-bawa nama mereka. Dan mengenai ide Nadine yang meminta dilakukannya test DNA,
Anggia merasakan jantungnya berdetak kencang, sekujur tubuhnya gemetaran hebat. Ia mengigit bibirnya kuat-kuat, kentara sekali jika perempuan itu sedang dilanda ketakutan. Bagaimana ini? Aliando akan melaporkan dirinya ke polisi jika hasil test DNA menyatakan sebaliknya? Lalu dia akan dijebloskan ke penjara setelahnya? Dan dia akan melahirkan di penjara? Enggak-enggak. Anggia buru-buru menggeleng, ia tidak mau masuk penjara dan melahirkan di sana. Astaga. Kenapa jadi kayak gini sih! Teriak Anggia dalam hati. Frustasi bukan main. Gagal sudah tugas yang ia jalankan. Kini semua mata tengah tertuju ke arah Anggia, menunggu perempuan itu bersuara. Anggia baru saja diintimidasi dan diancam oleh Aliando dan Pak Irawan. Mereka berdua mengancam Anggia jika akan melaporkan Anggia ke polisi atas tuduhan palsu dan pencemaran nama baik. Pak Irawan baru kepikiran soal itu setelah Aliando menyinggung akan melaporkan Anggia ke polisi.Maklum, tadi karena saking marahnya, ia jadi tidak bisa
"E-ee....i-itu Tuan...Nona...s-saya..." Kata Anggia terbata. Pandangannya langsung jelalatan ke mana-mana setelah sebelumnya menatap ke arah anggota keluarga Sadewa agak lama. Sekujur tubuhnya gemetaran, dia tampak sedang dilanda ketakutan. Anggia masih dilema ; antara mengatakan hal yang sebenarnya kepada Aliando dan Nadine atau tidak. Melihat Anggia yang ketakutan sekaligus seperti kebingungan itu, Nadine dan Aliando segera mendesak perempuan itu untuk melanjutkan kalimatnya. "Tuan Al...Nona Nadine..." Ucap Anggia setelah terdiam sebentar, masih terbata, suaranya juga tercekat di tenggorokan. Aliando dan Nadine mengangguk. Kedua alisnya terangkat, menunggu kalimat Anggia selanjutnya. "Sebenarnya...aku melakukan hal ini karna disuruh sama seseorang Tuan dan Nona...bukan karna kemauanku sendiri..." Kata Anggia lagi. Seketika Aliando dan Nadine terkejut mendengar pernyataan Anggia yang lain, diikuti oleh semua orang yang ada di situ. Jadi perempuan itu disuruh oleh seseorang