Share

Bersama

“Pak Ilham, maaf tadi saya tidak bisa mengangkat telepon dari bapak,” kata Tiara setelah mengucap salam.

“Bukan masalah, saya tahu anda pasti menghubungi saya kalau sudah senggang. Ini memang sudah malam tapi apa bisa kita berbicara secara langsung?”

Tepat seperti yang diinginkan Tiara.

“Tentu, tapi saya tidak bisa meninggalkan rumah sakit terlalu lama.”

Tiara menunggu dengan jantung berdebar saat Ilham di ujung sana terdiam, ada rasa takut dan juga harapan saat dia berbicara dengan laki-laki ini.

“Baiklah setau saya di depan rumah sakit ada cafe, kurasa kita bertemu di sana, saya akan datang lima belas menit lagi.”

Tanpa sadar Tiara mengangguk, antara lega juga takut. Tapi dia sadar kalau Ilham sama sekali tidak bisa melihat anggukannya. “Baiik, Pak.”

Begitu telepon dimatikan Tiara bersandar lemas di dinding, pandangannya tertuju pada lorong yang menghubungkannya dengan kamar sang suami, entah bagaimana keadaan F
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status