Share

Peluru Untuk Fahmi

Sarah kembali melanjutkan kegiatannya membersihkan ruangan kecil dalam kontainer. Sambil memakai kemeja Theo yang terlalu besar, dia mengelap deretan buku-buku yang mulai berdebu di rak. Baru saja dirinya selesai mandi dan membersihkan diri, peluh menetes lagi di dahinya. "Ya, ampun. Panas sekali," gumam Sarah.

Terlintas dalam benak gadis cantik itu untuk keluar dari ruangan peti kemas dan mencari angin sebentar. Ragu-ragu, Sarah berjalan ke arah pintu keluar dan membukanya. Namun, sayang sekali karena ternyata Theo telah mengunci pintu itu rapat-rapat.

"Ya, ampun," Sarah berdecak pelan, lalu berbalik ke arah ranjang dan mengempaskan tubuhnya. Dia membaringkan diri dalam posisi telentang. Teringat oleh Sarah telepon genggam yang menjadi satu-satunya harta yang tersisa, harus direbut secara paksa oleh Ammar.

"Papa," benak Sarah berpindah pada sang ayah. Entah bagaimana kabar Abizar saat ini, Sarah hanya bisa berdoa semoga ayahnya berada dalam keadaan baik-baik saja.

Namun, sepertinya d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status