Share

Bab 229. Jelita?

Krystal duduk di sofa kamarnya dengan sorot mata lurus ke depan, dan pikiran yang menerawang. Sekitar tiga jam yang lalu Krystal baru saja melihat video proses pemakaman bibinya. Selama proses pemakaman ingatan Krystal kembali mengingat dikala dirinya dulu menangisi makam kedua orang tuanya. Dia dan Galen menangis bersimpuh di makam kedua orang tuanya. Waktu berjalan begitu cepat. Krystal tidak menyangka telah berhasil melewati banyak penderitaan. Dalam benak Krystal kala itu berpikir kalau dirinya tak akan mampu melewati badai kehidupannya. Tapi takdir berkata lain, hidup Krystal jauh lebih baik dari sebelumnya. Ya, Krystal memang bersedih atas kepergian bibinya. Namun, perkataan Kaivan yang mengatakan bibinya kini telah tenang bersama dengan ibunya membuat Krystal lebih tenang. Mungkin ini memang takdir yang paling terbaik untuk semuanya.

Kaivan berdiri di ambang pintu, menatap hangat istrinya yang sejak tadi duduk di sofa. Kini Kaivan melangkah mendekat—lalu duduk di samping sang i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status