Share

BAB 11A

"Waalaikumussalam, kalau mau silaturahmi silakan saja, Mas. Menyambung tali silaturahmi sangat dianjurkan dalam agama kita. Tapi, aku mohon jangan ada bahasan apapun tentang masa lalu. Kasihan Bapak dan Ibu. Bagiku, semua tentang kita sudah berlalu saat hakim mengetuk palu.”

Kiran menarik napas panjang setelah mengirimkan balasan untuk Haidar. Dia melemparkan ponsel ke sembarang arah. Aroma melati dari diffuser membuatnya menjadi sedikit lebih relaks. Dia melirik jam dinding. Dalam temaram lampu tidur, Kiran masih dapat melihat waktu menunjukkan hampir tengah malam.

Beginilah malam-malam yang dia lalui semenjak pembacaan ikrar talak dibacakan Haidar di depan pengadilan. Walau penat beraktivitas seharian, dia belum juga bisa memejamkan mata. Semua kelebatan masa lalu seakan memenuhi ruang ingatannya.

Hari-hari bahagia penuh canda, saling menguatkan saat program hamil yang dijalani belum juga berhasil, hingga saat-saat kelam yang sangat ingin Kiran lupakan. Semua kenangan itu sempurna m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nur Janah
wah Pras gencar banget ya pdkt nya.........
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
terlalu bodoh klu g sadar juga. cinta haidar udah g utuh dan sdh dibutakan juga oleh harta. laki2 seperti haidar g perlu ditangisi dan diingat. lupakan,maafkan dan cari ganti. cinta haidar utk kiran hanya ketika raya baik2 saja dan hilang seperti embun ketika raya sakit. jgn bodoh raya,cukup!!!
goodnovel comment avatar
Wahyu Sudaryanti
seharusnya kiran cukup pintar untuk menyadari klo mentalnya sakit dan butuh konseling harga dirinya terluka dengan pengabaian yg terus berulang dia yg biasa diutamakan dipaksa mengalah oleh keadaan dengan menyadari kekurangannya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status