Kedua jalang agak ragu untuk menolak tawaran James Arthur yang terdengar mengiurkan.James Arthur tertawa bodoh. Ia masih menenguk alkohol di dalam botol dengan memperlihatkan wajah mencibir kepada kedua jalang yang di anggap sebagai wanita rendahan."Baiklah," balas kedua jalang yang akhirnya setuju dengan permintaan James Arthur. Karena mereka berpikir di apertemen James Arthur pasti banyak barang mahal dan juga bisa di colong di saat James Arthur tertidur lelap.James Arthur berdiri dari tempat duduknya. Ia menguap secara besar-besaran. Bahkan terlihat ogah untuk membayar tagihan minuman."Ayo," ajak James Arthur kepada kedua jalang yang terlihat siap pergi ke apertemen dan tetiba kedua jalang memutuskan menolak tawaran James Arthur karena mereka melihat ada pria kaya raya yang bisa memberikan kepastian daripada janji manis kepada mereka berdua."Maaf.... Kedua wanita ini sudah menjadi milik aku," ucap pria itu dengan nada mencibir kepada James Arthur.James Arthur hanya bisa berd
Hening.... Tidak ada yang menjawab pertanyaan Bella Saphira. Sehingga Bella Saphira kembali melanjutkan sarapan pagi seorang diri dengan hati teriris pilu.Di pihak lain, Ella yang sudah sampai ke hotel mewah. Ia segera mencari keberadaan Cintya. Cintya melihat kedatangan ibu tiri yang sesuai harapan. Ia segera berlari cepat ke arah Ella."Mom," ujar Cintya dengan nada sedihnya dan tidak lupa mengarang cerita sesuai dengan apa yang ada di dalam pikirannya.Ella segera meraih tubuh Cintya untuk di peluk dengan tujuan menenangkan Cintya dari rasa takut maupun trauma.Kedua mata Ella melihat banyak orang yang melirik ke arah dirinya dan Cintya. Ella merasa tempat ini tidak aman untuk Cintya bercerita apa yang di alami."Kita bahas di rumah," saran Ella yang tidak ingin Cintya mempermalukan diri sendiri di depan umum untuk kesekian kalinya.Cintya mengangguk pelan. Ia mengikuti Ella masuk ke dalam mobil.Di dalam mobil, Ella mengemudikan mobilnya cukup jauh dari hotel mewah."Ayo ceritak
"Aku habis di pecat dari pekerjaan," ujar Cintya dengan memasang wajah sedih dan kedua tangan meremas ujung kemeja bergambar hello Kitty.Di dalam hati, Cintya berharap ayahnya merasa iba kepada dirinya dan tidak marah lagi.Josep langsung berdiri dari tempat duduknya dengan mengebrek meja secara kasar. Kali ini ia benar-benar kehabisan kesabaran menghadapi Cintya yang selalu kena pecat dan menjadi beban keluarga."Di pecat katamu? Kau ini memang tidak berguna dan hanya jadi beban keluarga ini. Kapan kau mau kerja serius?" seru Josep dengan ocehannya yang panjang lebar kepada Cintya yang berdiri dengan kepala tertunduk ke bawah.Ella bergegas menasehati Josep untuk tidak mengoceh di hari pekan. Karena akan merusak suasana hati."Anak tidak tahu diri ini sudah merusak suasana hati aku," seru Josep yang masih memaki Cintya berulang kali.Cintya yang tidak terima di caci maki, ia segera bersuara."Semua ini salah Bella Saphira, dia yang datang ke tempat kerja aku dan membuat keributan di
"Jalang ini pandai juga bermain ciuman?" cibir William Randolph yang masih menatapi Bella Saphira dan James Arthur yang sibuk memadu kasih dengan berciuman di depan umum hingga menjadi tatapan orang sekitar yang hendak masuk ke dalam klub malam Norm.Berulang kali William Randolph mendengus kesal, karena ia merasa sedang melihat film romantis yang di putar di dalam bioskop.Selesai mengecupi bibir Bella Saphira, Jemari James Arthur mengusap bibir yang terlihat membengkak itu."Nanti aku datang menjemput mu," pamit James Arthur yang sengaja datang ke klub Norm untuk mencari Bella Saphira untuk meminjam uang yang akan di pakai untuk berjudi.Bella Saphira menganggukkan kepalanya, ia menatapi kepergian James Arthur dengan tatapan nanar. Kemudian memilih masuk lagi ke dalam klub malam.Sedangkan William Randolph memilih mengikuti James Arthur secara diam-diam dari arah belakang untuk mengetahui kemana James Arthur pergi setelah mendapatkan uang dari Bella Saphira."Klub malam kelas jelata
"Kau yakin mau menikah dengan aku?" tanya Cintya yang nafas terengah-engah. Kemudian mengunakan jemarinya untuk memegang rudal James Arthur yang masih tegang dan berulang kali masuk ke dalam celah inti tubuhnya.James Arthur mendesah kenikmatan, Saat jemari Cintya meremas badan rudalnya yang kini masuk setengah ke dalam celah tersebut."Tentu saja aku akan menikahimu setelah aku berhasil menyingkirkan Bella Saphira di hari pernikahan dengan begitu pegantin wanita akan tertukar dan pernikahan tersebut akan menjadi milik kita berdua," jelas James Arthur dengan wajah tanpa merasakan kesalahan sedikitpun akan trik jahatnya.Cintya memperlihatkan senyuman bahagia. Ia melepaskan cengkeraman tangannya dari badan rudal James Arthur.James Arthur langsung menghentakkan rudalnya masuk ke dalam tubuh Cintya dengan hentakkan kuat."Ahhhh...." pekik Cintya dengan suara nyaring, Hingga kedua tangan melingkar di leher James Arthur.James Arthur masih sibuk menghentakkan miliknya di dalam tubuh Cinty
"Ahhh... James... tolong pelan," pekik Cintya berulang kali dengan memohon pilu.James Arthur seolah menulikan telingannya. Ia sibuk menghentakkan miliknya dari bawah dan memaksa tubuh Cintya untuk bergoyang dari atas.William Randolph memijit-mijit dahinya berulang kali, Karena terusik oleh suara persetubuhan keduanya yang sejak tadi berteriak di sertai dengan desahan merdu dari sang wanita.Cintya yang sudah bisa menyesuaikan irama permainan James Arthur. Ia mulai bergerak secara binal tanpa bantuan James Arthur lagi."Kalau kalah bagaimana? bukankah sama saja bodoh. Uang tidak dapat, malah kehilangan barang bagus?' balas Cintya yang meraba-raba dada bidang James Arthur berulang kali. Lalu mengecup bibir James Arthur dengan panggutan.Jemari James Arthur juga tidak tinggal diam begitu saja, Ia mengunakan kedua tangannya untuk meremas bokong Cintya."Tidak akan kalah, Aku akan memilih mengalah di bagian akhir setelah mendapatkan banyak uang dari para penjudi. Setelah itu akan ku lel
Pekerja pria itu memilih meninggalkan ruangan, Karena menganggap tugasnya sudah selesai.Kedua mata William Randolph masih menatapi teknik permainan James Artur yang penuh trik tipuan yang begitu ahli mengelabuhi para pemain amatir.Tetiba senyuman William Randolph langsung miring setelah sebuah ide jahat terlintas di dalam kepalanya. Ide yang bisa mengubah masa depan Bella Saphira menjadi air mata darah."Aku tidak sabar untuk memberikan kau pelajaran," batin William Randolph yang masih teringat dengan apa yang di lakukan oleh Bella Saphira pada dirinya berapa hari lalu, Hingga ia dan Ricky menjadi cibiran di kalangan CEO.James Arthur yang sudah mendapatkan banyak uang dari kekalahan lawannya. Ia tertawa terbahak-bahak sembari mencibir lawan yang tidak berdaya menghadapi dirinya."Kau hanya sampah yang tidak berguna," cibir James Arthur kepada pria tua yang kalah hingga tidak punya uang untuk di pertandingkan lagi.Pria tua itu memilih pergi dengan wajah sedih dan malu.William Rand
William Randolph kembali memilih diam, Ia kini sibuk menyusun setiap kartu di tangan untuk menjatuhkan mental James Arthur. Lalu mendesaknya dengan rencana selanjutnya."Sepertinya kemenangan ada di tangan aku," batin William Randolph yang tertawa bahagia di dalam hati.kedua mata James Arthur kembali menatapi William randolph dengan tatapan murkah. Semua uang yang barusan ia kumpulkan kini tidak tersisa sama sekali. Bahkan trik menipu juga tidak mempan pada William Randolph yang sejak tadi menang bertubi-tubi."Sial," umpat James Arthur dengan wajah murkahnya. Kemudian melempar semua kartu di tangan ke arah wajah William Randolph.William Randolph hanya diam melihat kemarahan James Arthur."Aku menang lagi," ucap William Randolph yang memperlihatkan kartu di tangannya.James Arthur melirik kartu sakti di tangan William Clanton, Ia semakin murkah karena tidak terima dirinya bisa kalah dari si pria cupu yang di hadapannya.William Randolph masih memperlihatkan wajah bodohnya di hadapan