Tidak lama kemudian, Sinta sudah sampai di rumah Dewi dan dia langsung mengetuk-ngetuk pintu rumah temannya itu.
“Tokk...Tokk Dewi,” panggil Sinta kepada Dewi sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah temannya.
Dewi yang baru saja selesai mandi, dia mendengar suara Sinta di depan rumahnya. Dia pun langsung pergi ke arah pintu untuk membukakan pintu dan bertemu dengan temannya itu.
“Eh lu Sin yu masuk.”
Sinta pun langsung masuk ke dalam dan duduk di sofa rumah temannya itu.
“Oh iya yang lainnya belum pada dateng Dew ?” ucap Sinta yang menengok-nengok kepalanya ke semua arah rumah Dewi.
“Katanya masih di jalan tapi lama banget loh, padahal mereka berdua ngasih tau lagi di jalan udah dari tadi.”
Baru saja mereka membicarakan dua temannya itu, tiba-tiba Sinta dan Dewi mendengar suara motor di depan rumahnya Dewi. Dewi pun langsung pergi ke luar dan ternyata itu temannya yang bernama Hilda dan Clara
Leo pun langsung membeli PS 5 di toko online tersebut memakai uang ayahnya. Setelah Leo membeli PS 5nya, Leo sangat senang sekali dan dia melihat toko-toko yang lainnya sambil berbicara dengan ayahnya. Tiba-tiba ibu Leo pun datang dan tidak sengaja mendengarkan percakapan anaknya dengan suaminya itu.“Kamu mau beli apa Leo ?” tanya ibu yang tiba-tiba datang menghampiri Leo.Leo pun terkejut karena ibunya tiba-tiba datang. Dia mencoba untuk berbohong saja kepada ibunya, apalagi Leo tahu kalau ibunya pasti sangat tidak suka kalau anaknya membeli mainan yang cukup mahal.“Ng-ngga beli apa-apa ko Bu,” ucap Leo yang gugup karena takut dimarahi oleh ibunya.“Ngga beli apaan tadi ibu dengar kamu sama ayah ngomong beli mainan yang mahal, ayo jangan bohong ibu ngga suka kalau anak ibu bohong,” ibu Leo marah-marah kepada anaknya itu karena sudah berbohong padahal ibunya sudah mendengar perkataan sebelumnya.“Leo ngga
Orang tua Leo dan Leo pun pergi ke tempat swalayan untuk membeli kebutuhan dapur, tetapi ayah dan Leo hanya menunggu di luarnya saja. Di saat ibu Leo sedang belanja, Leo tidak sengaja melihat sepatu yang sangat keren sekali. Leo pun langsung berbicara kepada ayahnya untuk membeli sepatu.“Ayah...ayah ?” ucap Leo yang menarik baju ayahnya karena ayahnya sedang memainkan handphonenya.“Iya ada apa Leo ?” jawab ayah yang menengok kepada anaknya.“Itu Leo lihat sepatu keren banget yah, boleh beli ngga buat Leo ?”“Coba dulu tanya ibu kamu takutnya nanti ayah izinin ibu marah lagi sama ayah.”“Iya udah Leo tanya ibu dulu ya yah.”Leo menghampiri ibunya yang sedang belanja kebutuhan dapur untuk menanyakan tentang keinginan dirinya tadi.“Ibuuuu,” teriak Leo di tempat umum dan langsung menghampiri ibunya.“Yah nak kenapa ?” ucap ibu sambil memilih-mili
Sinta dan Dewi langsung menaruh handphonenya di atas meja, sedangkan Hilda dia masih saja memainkan handphonenya karena belum mengantuk. Sinta sebelum tidur, dia menyempatkan untuk mencuci muka terlebih dahulu agar mukanya lebih segar di saat tidur. Setelah mencuci muka, Sinta langsung tidur di atas kasurnya yang sangat nyaman.Di pagi hari yang cerah tepat hari ini adalah hari Kamis, Leo terbangun dari tidurnya dan langsung keluar kamar untuk mandi. Di saat Leo baru saja keluar kamar, Leo melihat ayahnya sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantor padahal ini masih pagi banget. Baru saja Leo ingin menanyakan hal itu, Leo baru ingat kalau PS 5 yang dia beli belum dibayar. Akhirnya Leo langsung menghampiri ayahnya untuk meminta agar ayahnya bisa membayar PS 5 ini sekarang juga.“Ayahhhh,” panggil Leo sambil berjalan ke arah ayahnya.“Kamu udah bangun Leo ?” tanya ayah yang sedang memakai sepatu kantornya.“Udah kok ayah, oh iya
Di sisi lain Sinta sangat kesal sekali karena dia harus terjebak macet padahal ini sudah lebih dari jam 7. Sinta merasa panik tetapi dia harus tetap berangkat ke sekolah walaupun sudah tahu kalau ini pasti telat. Ketika sudah tidak macet, Sinta merasa lega dan langsung jalan menuju ke sekolahnya. Sesampainya di sekolah, Sinta melihat gerbang sekolahnya sudah ditutup dan dia melihat ada pak satpamnya juga di depan gerbangnya.“Pak buka dong pliss saya sudah telat nih,” Sinta yang turun dari motornya dan memohon-mohon kepada pak satpam sekolahnya agar bisa membukakan pintu gerbangnya.“Ngga bisa, kamu kenapa juga telat kan peraturan di sekolah ini tepat pukul 7 gerbang sekolah ditutup.“Maaf pak tadi jalanan macet banget jadi saya telat.”“Itu bukan urusan saya kan bisa berangkat lebih pagi biar ngga kena macet,” ucap pak satpam yang masih saja tidak ingin membukakan pintu pagarnya karena ini sudah aturan sekolah ini.
“Pasrah lah gua kalau ngga boleh, oh iya gua baru ingat motor gua masih ada di pos satpam udah gitu kuncinya masih nyantol di motornya lagi,” ucap Sinta yang tiba-tiba teringat dengan motornya karena motornya belum dia pindahkan ke parkiran.“Udah tenang aja paling udah dipindahin sama pak satpamnya nanti tinggal lu ambil aja kunci motornya pas istirahat.”Sinta yang sedang mengobrol dengan teman sebangkunya, tiba-tiba mereka berdua ketahuan oleh gurunya karena malah mengobrol dan tidak mendengarkan gurunya menjelaskan materi.“Sinta, Hilda kamu lagi ngomongin apa sih ? Udah tau kamu Sinta telat bukannya perhatiin ibu malah ngobrol,” ucap guru Sinta yang tidak sengaja melihat mereka berdua sedang mengobrol.“Mampus kita Hil lu sih ngajak ngobrol gua jadi kena marah kan,” Sinta pun panik dan malah berbicara kembali dengan Hilda.“Sorry sorry gua penasaran banget tau.”“Eh kalian berdua buk
Sesampainya di kelas Sinta dan Dewi merasa lega karena masih belum ada guru. Mereka pun duduk di kursi masing-masing sambil menghilangkan ngos-ngosannya setelah berjalan cepat pergi ke kelas. Tidak lama kemudian guru yang Sinta takutin datang juga dan dia langsung memulai pembelajarannya. Di sisi lain Doni yang sejak tadi sudah berada di kelas, dia merasa heran dengan Leo karena tidak biasanya Leo fokus memainkan handphonenya terus.“Bro lu lagi ngapain dari tadi fokus terus ke hp ?” tanya Doni berjalan menghampiri Leo.“Ngga ngapa-ngapain bro gua cuman lagi lihat-lihat barang di toko online soalnya keren-keren deh,” jawab Leo sambil menunjukkan handphonenya kepada Doni.“Wih keren banget bro, memang lu mau beli ?” tanya Doni yang masih saja menatap handphone Leo karena melihat PS 5 yang sangat keren.“Gua udah beli bro kemarin dibeliin ayah gua.”“Hah beli apa ? Pantes aja lu dari tadi fokus ke
Mereka berdua pun langsung pergi ke kantin untuk makan terlebih dahulu. Sesampainya di kantin Leo dan temannya memesan makanan yang sama. Di sisi lain Sinta yang sedang istirahat juga memilih untuk tidak pergi ke mana-mana karena dirinya masih kenyang akibat sudah makan pada istirahat pertama. Akhirnya Sinta hanya mengobrol saja bersama temannya di kelas.“Sin lu kan ikut basket nanti lu kumpul kan ?” tanya Hilda yang kebetulan mengikuti ekstrakurikuler basket juga.“Iya gua kumpul Hil tapi nanti gua harus izin dulu sama orang tua gua takutnya nanti nyariin gua lagi.”“Waduh nanti lu tinggal telepon aja Sin pasti orang tua lu juga megang hp kan ?”“Iya pegang Hil cuman gua ngga ada pulsa buat nelepon orang tuanya,” ucap Sinta yang hanya mempunyai kuota saja tetapi orang tuanya tidak mempunyai whatsapp jadinya dia merasa bingung bagaimana mengabarkannya.“Iya udah nih tinggal pake hp gua aja kebetulan gua
Leo dan Doni menyusul Sinta ke arah lapangan. Sesampainya di lapangan, mereka pun duduk di bawah dan mendengarkan omongan dari guru olahraganya karena kebetulan pelatih basket sekolah ini adalah guru olahraganya.“Assalamualaikum buat anak-anak bapak semuanya yang baru saja bergabung, selamat datang di ekstrakurikuler basket ini semoga betah dan bisa mengikuti peraturan di sini. Di kumpul perdana ini, bapak hanya ingin memberi informasi sedikit saja perihal setiap kita latihan. Latihan untuk anak-anak baru akan dimulai pada Minggu depan dan memakai baju olahraga sekolah ini saja karena kalian belum mempunyai baju basket. Jadi persiapkan untuk Minggu depan jangan lupa membawa baju olahraga buat kita latihan dan apabila ingin membawa sepatu ganti pun dipersilahkan, sekian dari bapak apakah kalian paham semuanya ?”“Paham pak,” ucap serentak anak-anak yang baru saja bergabung di ekstrakurikuler basket.“Oke kalau paham jangan lupa yang