"Kak Reval, kakak jangan pergi ya, kakak tinggal di sini aja sama Reno. Kalo kakak pergi, Reno bakal kesepian."
"Reno anak ganteng, baik dan juga sholeh, kakak gak bakal pulang hari ini kok. Kakak cuman beresin baju kakak aja."
"Alhamdulillah, aku kira kakak bakal pulang hari ini." Reno cengengesan
"Gakk sayangg." Reval mengelus ngelus kepalanya
Sementara Reno sedang menemani Reval beberes di kamar, Asna kini sedang menganggu ibunya masak, sedangkan Lisa ia kini menjaga Asni bayi munggil itu
"Mama, Asna boleh bantu gak?" Asna menatap sang ibu dan Sinta fokus memotong bawang
"Gak usah sayang, kali Asna udah gede nanti, Asna boleh bantu mama."
"Uumm. Yuadah deh." Asna membalikkan badannya untuk pergi, Sinta hanya bisa tersenyum kala melihat ekspresi wajah anaknya yang cemberut. Sinta kembali fokus dengan pekerjaannya. Tak lama Asna kembali dan bertanya kepada sang ibu
"Mama mama." Asna menarik narik baju ibunya
Jam istirahatAlex kini sudah membuat rencana bersama Ramal sang sahabat. "Bos, apa kita kasih masalah ini pada Feby?""Gak usah, percuma kita kasih tau dia, dia gak bakal percaya lagi sama kita. Tapi gue yakin, suatu saat nanti Feby bakal percaya sama semua omongan gue. Liat aja nanti." Alex tersenyum sinisSaat ini keduanya belum bisa mengungkapkan kebenaran yang sesungguhnya. Pertama Alex hanya mencurigai kalo Lexsa dan Dirga berpacaran. Tapi saat ini berbeda, ia juga kaget saat mendengar berita tentang keduanyaSetelah membersihkan kamar mandi. Lexsa dan Dirga sungguh dibuat capek. Keduanya kini beristirahat atau duduk di lantai dan di tangan mereka ada sapu dan lap pel. Kemudian bersandar satu sama lain"Gue, kapok, gue gak mau telat lagi," ujar Lexsa kini ngosngosan"Ini semua gara gara lo tau gak,""Iya iya, gue yang salah...Dir, beliin gue minum dong, gue haus." Lexsa memegang tenggorokannya"Sama gue
Triiinggg....Bel telah berbunyi menandakan waktu pulang. Vanya dan Lexsa lebih dulu pulang, karna saat ini Lexsa benar benar marah. Vanya yang juga tidak tau kenapa Lexsa bisa semarah itu hanya bisa mengikuti kemauannyaDi tempat parkiran sudah ada keemapat bersahabat. Vino Kevin dan juga Bara kini bertanya bertanya kenapa Lexsa dan Vanya begitu cepatnya pulangnya"Kalian," ujar Wirda menatao ketiga cowok itu dan begitu pun mereka. "Anterin gue pulang dong, gue gak bawa motor, tadi gue datangnya sama Vanya." Wirda memasang wajah yang dibikin bikin sedih"Sama Bara aja, soalnya gue sama Vino."Wirda kini menatap Bara dengan wajah imut dan mengemaskan. Bukan keliatan imut di mata Bara, ia malah merasa jijik. "Ubah gak tuh ekspresi lo, jijik gue ngeliatnya." Bara membalikkan badanya dan segera naik di motor sportnya dan begitu pun pada Vino dan Kevin"Ayo naik."Wirda yang masih terdiam dan masih menatap Bara dengan ekspresinya se
Lanjut...Katanya sebentar, eh malah kebablasan. Sudah 4 jam Dirga berada di rumah Feby. Dirga yang awalnya akan pulang dari jam 2 tadi karna mengingat dirinya harus pulang untuk menyelesaikan masalab bersama istrinya. Tapi niat terhenti saat kedua orang tua Feby pulang dari pekerjaan merekaLangsung dong, Feby memperkenalkan Dirga kepada kedua orangtua. Orang tua Feby pun terlihat senang saat Dirga datang ke rumah mereka, apalagi ayah Feby terlibat sangat suka pada Dirga. Kedua orang Feby tau tentang Dirga, karna sebelum Dirga pindah ke Jakarta bersama kedua orangtua tuanya, keluarga Feby sudah mengenal baik keluarga DirgaTapi, karna sudah beberapa tahun tak bertemu dan tidak saling memberi kabar, akhirnya Bella tidak mengingat mereka lagi. Waktu itu Bella pernah bertemu Feby di rumah besannya. Masih ingat kan?Bella nampak biasa saja saat bertemu dengan Feby. Bella juga tidak tau jika Feby adalah anak dari tetangga nya dulu.Mereka y
Setelah bercerita panjang lebar, akhirnya makan malam sudah siap disajikan. Dasra ibunda Feby kemudian pergi menunggil mereka untuk makan bersama. Feby di mana? Bukannya tadi dia membantu ibunya memasak? Feby di dapur hanya di tugaskan untuk memasak sayuran aja oleh sang bunda. Ya, dari pada bosen di dapur mulu mending Feby pergi ke ruang tengahDalam hatinya Dirga kini sudah bener bener takut. "Pasti Lexsa bakal ngamuk besar nih." Bantinnya saat ini. Dirga melirik ke arah jam dinding rumah Feby dilihat waktu sudah menunjukkan jam 07:00 malam"Mampus gue." Batinnya lagi. Dirga yang tidak bisa berlama lama lagi di sana berpamitan untuk pulang. Tapi tetap saja di tahan oleh ayah dan Feby. Lagi lagi di tambah dengan kedatngan Dasra"Nak, Dirga mau kemana, kok buru buru amat? Makan dulu. Tante udah siapin loh.""Makasih tante, tapi Dirga masih kenyang kok.""Bohong! Dari tadi kamu di rumah ku loh, gakk lagi di rumah makan, masa iya kamu gak
Akhirnya doa Dirga terkabul. Sekian lama ia berada di rumah Feby akhirnya ia bisa keluar dari rumah itu, iya berterima kasih pada Bara yang telah membantunyaSetelah selesai dengan ritual di meja makan, mereka langsung melanjutkan obrolan mereka. Ayah Feby yang gerah berpamitan untuk pergi sebentar, selesai mandi ia akan gabung bersama mereka lagiDirga yang tidak bisa apa apa kini hanya bisa pasrah, ia terdiam sesekali tersenyum, tertawa kecil saat Feby dan ibunya Dasra menceritakan kembali masa lalu mereka."Dirga lo masih ingat, waktu itu lo hampir tenggelam pas banjir. Ingat kan?" tanya Feby pada Dirga, ia membalas dengan anggukan sesekalu tertawa kecil. "Iya."Waktu sudah menunjukkan jam 09:00 malam, Dirga kini mulai was was, perasaannya mulai tidak enak. Ia menatap kedua wanita yang ada di hadapannya itu. Saat ini ia berniat untuk berpamitan. Lagi lagi Dirga di tahan"Tunggu bokap gue dulu ya, lagi mandi. Nanti gak enak lo," ujar
Akhirnya doa Dirga terkabul. Sekian lama ia berada di rumah Feby akhirnya ia bisa keluar dari rumah itu, iya berterima kasih pada Bara yang telah membantunyaSetelah selesai dengan ritual di meja makan, mereka langsung melanjutkan obrolan mereka. Ayah Feby yang gerah berpamitan untuk pergi sebentar, selesai mandi ia akan gabung bersama mereka lagiDirga yang tidak bisa apa apa kini hanya bisa pasrah, ia terdiam sesekali tersenyum, tertawa kecil saat Feby dan ibunya Dasra menceritakan kembali masa lalu mereka."Dirga lo masih ingat, waktu itu lo hampir tenggelam pas banjir. Ingat kan?" tanya Feby pada Dirga, ia membalas dengan anggukan sesekalu tertawa kecil. "Iya."Waktu sudah menunjukkan jam 09:00 malam, Dirga kini mulai was was, perasaannya mulai tidak enak. Ia menatap kedua wanita yang ada di hadapannya itu. Saat ini ia berniat untuk berpamitan. Lagi lagi Dirga di tahan"Tunggu bokap gue dulu ya, lagi mandi. Nanti gak enak lo," ujar
Lanjut..."Feby gak sengaja meluk gue. Sumpah gue gak bohong sama lo. Plis dengerin penjalasan gue.""Pergi lo dari sini. Pergi." bentaknya. Dirga yang tidak bisa berbuat apa apa hanya bisa pasrah. Ia kemudian berdiri dan pergi keluar dari kamar ituSetelah memastikan Dirga bener bener keluar dari kamarnya Lexsa kemudian berdiri dan langsung menutup dan mengunci pintu kamarnya"Lexsa plis, dengerin penjelasan gue." mohonya dibalik pintu. Lexsa yang bener bener sakit hati dengan Dirga, tidak mau mendengar penjelasannya walau sekatapu, ia kini menangis dibalik pintu***Pagi hari yang indah nan cerah dan burung berkicauan. Di mana kedua pasangan muda itu masih tertidur di tempat mereka masing-masing. Dirga yang ketiduran di depan pintu dan begitu juga yang terjadi pada LexsaLexsa perlahan lahan terbangun dari tidurnya dilihatnya kamar begitu berantakan. "Kok mata gue agak sakit ya," ujar Lexsa yang masih tetap dengan posisi
Lanjut....Di kantin ketiga bersahabat itu sedang nongkrong. Siapa lagi kalo bukan Bara Kevin dan Wirda. Vino sama Vanya kemana? Entahlah mereka kemana"Tadi malam kok Lexsa nyari Dirga ya, apa Dirga gak pulang semalan?" tanya Kevin pada keduanya"Hah, masa sih?" Wirda terkejut sambari menatap Kevin. Kevin mengangguk. "Iya, kayaknya sih, soalnya Lexsa nelfon gue Bara dan Vino semalam nyariin Dirga.""Dirga bukannya kemaren lagi nganterin Feby pulang ya? Apa jangan jangan Dirga gak langsung pulang ke rumah dan malah mampir ke rumah Feby?""Tapi mana mungkin Dirga ngelakuin itu.""Iya sih." Wirda berpikir. Bara yang kurang tau juga masalah antara Dirga dan Lexsa memilih diam tak bersuara. Itu urusan rumah tangga keduanya mana mungkin Bara harus mencari tau secara detail masalah keduanya, menurutnya wajar, karna setelah kita menikah itu tak segampang membolak balikan tangan pasti ada rintangan, cobaan yang akan dirasakan semua orang yang