Chrystal bergegas turun dari TGV, yaitu Train à Grande Vitesse yang berarti kereta berkecepatan tinggi, train berwarna biru muda dengan garis putih di bagian atasnya itu yang telah membawanya dari Paris menuju ke Kota Avignon.
Selama dua jam lebih ia duduk di TGV yang bergerak dengan kecepatan 300 km per jam. Chrystal memilih tempat duduk di tingkat atas, kereta cepat ini adalah kereta dua tingkat. Jadi, Chrystal dapat menikmati dengan jelas indahnya pemandangan alam dari dalam kereta TGV yang sungguh-sungguh indah menakjubkan, pemandangan alam pedesaan di Prancis. Hamparan rumput hijau, pepohonan musim gugur dan peternakan sapi dan domba, serta kebun anggur yang membentang luas di sepanjang perjalanan, semuanya dapat dinikmati dari dalam TGV walaupun kereta api melaju dengan kecepatan tinggi.
"Kamu sudah di mana, Chrys?" Ares mengirim chat.
"Aku sudah sampai di Stasiun TGV Gare d'Avignon. Aku baru saja turun dari kereta." jawab Chrystal sambil memandang ke sekelilingnya.
Stasiun ini adalah stasiun baru, baru diresmikan pada tahun yang lalu. Memiliki desain modern yang terkesan futuristik, hanya saat ini masih terlihat agak sepi. Tampak hanya beberapa orang saja yang lalu lalang, dan mereka semuanya berbahasa Prancis. Di sini Chrystal jarang mendengar orang berbahasa Inggris. Mereka semua menggunakan Bahasa Prancis, tapi untunglah para petugas di sini bisa dan mengerti Bahasa Inggris jadi hal ini membuat Chrystal sangat terbantu.
"Kira-kira 15 menit lagi aku akan sampai di sana." Chrystal menjelaskan kepada Ares.
Chrystal pun melangkah menuju halte bus terdekat, dan menunggu bus yang akan menuju ke Pont Saint-Bénézet atau jembatan Pont d' Avignon karena Ares berjanji akan menunggunya di sana. Saat ini Ares tinggal di rumah neneknya di pinggiran Kota Avignon di Selatan Prancis, dan Ares ternyata sudah tiba di Kota Avignon beberapa hari lebih awal daripada Chrystal.
Sesaat kemudian, Chrystal sudah berada di tempat yang dijanjikan, di hadapannya terbentang Jembatan Pont d'Avignon. Begitu turun dari bus Chrystal disambut oleh udara musim dingin yang ternyata memang sangat dingin. Chrystal menarik topi musim dinginnya untuk menutupi telinganya yang mulai terasa sangat dingin, dan ia pun memasukkan kedua tangannya ke dalam kantung coatnya yang panjang berwarna cokelat muda dan tebal agar tangannya bisa terasa lebih hangat.
Di hadapannya terlihat dengan megah Jembatan Pont d' Avignon yang membentang di atas Sungai Rhone yang selama ini hanya bisa dilihatnya di foto-foto atau video di sosmed. Hampir tak percaya ia saat ini berada di sini, di Jembatan d' Avignon yang begitu dikenal hampir di seluruh dunia. Jembatan yang begitu historical dan juga terkenal berkat lagu 'Sur le Pont d' Avignon' yang berarti "di Jembatan Avignon." Jembatan ini merupakan saksi sejarah peninggalan warisan arsitektur gerejawi umat kristiani yang dibangun pada abad kedua belas, dan telah mendapat peringkat dari UNESCO sebagai salah satu Peninggalan Bersejarah Dunia. Dan jembatan ini sekarang terbentang di hadapannya.
Chrystal terus menyusuri jalan-jalan di kota tua yang begitu indah ini, dipagari oleh benteng besar di sekelilingnya. Tak sabar Chrystal untuk segera bertemu dengan Ares. Beberapa menit lagi ia akan bertemu dengan Ares untuk pertama kalinya. Membayangkan kedekatan mereka selama ini tiba-tiba Chrystal merasa malu.
Apakah Ares yang sebentar lagi akan ditemuinya akan sama dengan Ares yang selama ini dikenalnya, gumam Chrystal. Namun ia terus berjalan melangkahkan kakinya, detik-detik seakan berlalu begitu lama.
Chrystal memandang kesekelilingnya, mencoba mencari sosok Ares yang selama ini selalu dilihat dan diingatnya hanya lewat foto dan video call, tapi Chrystal tidak menemukan yang dicarinya. Chrystal masih terus mencari dimana Ares berada.
Tiba-tiba ia melihat ada seseorang yang sedang duduk sendirian di taman yang tak jauh dari Pont d' Avignon. Ia sedang duduk sendirian sambil memandang dengan kagum keindahan sekitar bangunan-bangunan kuno di sekeliling Jembatan Pont d' Avignon. Jantung Chrystal tiba-tiba berdegup kencang, ia bertanya-tanya pada dirinya apa itu Ares atau bukan. Chrystal menghentikan langkahnya sejenak, ia mengambil hpnya lalu mengetik sesuatu di kolom chat.
"Ares, aku sudah sampai. Kamu ada di mana?" tanya Chrystal.
"Aku menunggu di taman. Kamu di mana, Chrys? Aku akan menemuimu sekarang." jawab Ares sambil melayangkan pandangannya ke depan mencari sosok Chrystal. Ares pun mencoba untuk segera berdiri mencari Chrystal, tapi terlambat Chrystal saat itu sudah berada persis di belakangnya.
"Ares?" Ares pun menoleh.
"Hey. Chrystal?" Ares memandang Chrystal seakan tak percaya.
"Oh my God! Are you Chrystal?" Ares seakan tak percaya Chrystal berdiri di hadapannya saat ini, dan senyum pun mengembang dengan indah di bibirnya.
"Yes, it's me. I'm Chrystal." Chrystal pun tak kalah terpesonanya memandang wajah Ares yang saat ini berada di depannya ini.
"Aku sangat senang bisa bertemu denganmu Chrystal. Terima kasih karena kamu sudah mau bertemu denganku." lanjut Ares.
"Iya, aku juga sangat senang Ares. Aku tidak menyangka akhirnya kita bisa bertemu." jawab Crystal tak kalah senangnya dengan Ares.
Di dalam hati Chrystal sangat grogi karena ternyata Ares lebih keren dari apa yang selama ini dibayangkannya atau yang dilihatnya di foto-fotonya yang ada di akun sosmednya, maupun foto-foto yang pernah dikirimkan Ares untuk Chrystal.
"You are so beautiful Chrystal." lanjut Ares sambil terus menatap Chrystal.
"Thank you." hanya kalimat itu yang dapat Chrystal ucapkan pada Ares.
Ingin rasanya Chrystal berkata bahkan berteriak, kamu juga handsome, ganteng banget! Tapi kalimat itu tak bisa keluar dari bibirnya. Chrystal hanya tersenyum dan ada rona yang memerah di pipinya.
Chrystal dan Ares berteman sejak lama, mereka bersahabat dekat. Ares berasal dari Brazil dan tinggal di Kota Bahia. Selama hampir lima tahun ini mereka hanya bisa bertemu dan ngobrol lewat aplikasi chattingan atau Ares sering menelpon Chrystal, mereka mengobrol dan bertemu lewat video call. Rasanya hampir setiap hari Ares selalu menyapa atau menelpon Chrystal, sehingga Chrystal sudah sangat mengenal Ares.
"Hei Chrystal! Mengapa kamu melamun? Ayo kita jalan-jalan!" Ares mengagetkan lamunannya.
Chrystal pun berjalan di samping Ares yang tampak gagah berjalan di sampingnya, rasanya hampir tak percaya akan semua ini. Debar di dalam dadanya semakin kencang berdegup. Sayup-sayup terdengar alunan lagu Sur le Pont d' Avignon dari sebuah restoran di seberang sana yang terus mengalun mengiringi langkah-langkah kaki mereka berdua.
"Kamu tahu ga Chrystal, aku sangat menyukai kota ini." Tiba-tiba suara Ares memecah keheningan.
"Waktu kecil aku pernah beberapa kali ke kota ini, sering berjalan-jalan di kota tua ini bersama kedua orang tuaku juga nenek dan kakekku," lanjut Ares,"kakek dan nenek dari ibu berasal dari kota ini, mereka penduduk asli Avignon."
"Avignon adalah kota yang sangat indah, bersejarah dengan tempat-tempat penuh pesona. Banyak jalan-jalan kuno di sini. Banyak jalan yang dulu sering aku lalui di masa kecil dulu yang masih ada dan tetap sama sampai saat ini." Ares terus bercerita.
Chrystal dan Ares terus berjalan bersama, melangkahkan kaki mereka menyusuri jalan setapak di sepanjang tepi Sungai Rhone, menembus angin musim dingin yang terasa dingin menerpa wajah Chrystal.
Mereka terus melangkah menuju Jembatan d' Avignon yang panjang dan tampak megah menggantung di atas Sungai Rhone, salah satu sungai terbesar di Eropa yang melalui negara Swiss dan Prancis .
Kemudian mereka melangkahkan kaki menaiki anak tangga batu yang panjang berlantaikan keramik kuno yang terlihat begitu antik. Mereka berjalan menuju Jembatan Avignon yang melintasi Sungai Rhone tersebut . Airnya yang jernih mengalir dengan riak-riak kecil di bawah jembatan, tampak berwarna biru jernih dari atas jembatan.
Tampak bangunan-bangunan kuno di sekitar Pont d' Avignon yang begitu anggun. Semua tampak begitu indah. Crystal terus mendengarkan cerita Ares yang tak henti-hentinya bercerita tentang semua yang mereka lihat di sana. Chrystal sungguh sangat terpesona akan semua yang dilihatnya, dan terpesona dengan cerita-cerita Ares, tapi kadang-kadang ia suka salah fokus dengan ketampanannya dan Chrystal pun sering hanya tertunduk malu.
"Bangunan di sini kebanyakan berasal dari abad pertengahan yang sudah mengalami beberapa kali pemulihan." Ares terus bercerita.
Di kota ini setiap tahun selalu diadakan festival d'Avignon, yaitu festival yang menampilkan karya seni teater, tari, musik dan bioskop. Festival ini biasanya berlangsung pada tanggal 4 sampai 23 Juli dan itu merupakan festival terbesar dan termegah di dunia.
Chrystal dan Ares terus berjalan menyusuri Jembatan Pont d'Avignon. Dari atas jembatan terlihat jalan setapak di sepanjang tepian Sungai Rhone yang tadi mereka lalui bersama, tampak di kiri dan kanan jalan setapak itu berjejer pohon-pohon yang telah kehilangan daun-daunnya yang telah mengering dan jatuh berguguran pada awal musim gugur. Semuanya tampak begitu indah.
"Chrystal, ayo kita pergi ke Palais des Papes! Sebuah istana bersejarah di Avignon. Istana tersebut adalah tempat tinggal Kepausan atau Palace of the Popes dalam Bahasa Prancis nya dikenal dengan "Lo Palais dei Papas" pada masa abad keempat belas. Salah satu bangunan arsitektur Gothic abad pertengahan terbesar dan paling berpengaruh di Eropa, dan merupakan tempat Kekristenan Barat pada abad keempat belas. Kamu pasti akan menyukainya dan terpesona melihatnya."
Suara Ares yang penuh semangat tiba-tiba memecah keheningan. Ares mengajak Chrystal berjalan sambil terus bercerita. Chrystal semakin terpesona dan kagum pada Ares, ternyata Ares sangat banyak pengetahuannya tentang tempat-tempat yang selama ini begitu sangat dikaguminya, bahkan ia sampai mengetahui tentang sejarahnya dengan begitu detail.
"Ya, benar Ares. Aku pernah membaca dan melihat videonya di sosmed"
Chrystal memang sering melihat videonya, bahkan berulang kali dan itu selalu membuatnya terkagum-kagum dan tidak pernah membuatnya bosan. Dan sekarang, hari ini ia akan pergi ke sana untuk melihatnya secara langsung, dan itu bersama dengan Ares.
Chrystal mempercepat langkah kakinya bersama Ares di sampingnya. Senandung lagu Sur le Pont d' Avignon masih terus mengalun mengiringi langkah kaki mereka berdua, dan perlahan-lahan terdengar semakin mengecil dan menjauh. Chrystal pun sangat menyukai lagu tersebut karena dulu Ares pernah mengirimkan video lagu itu untuknya, dan Ares pernah menerjemahkan lirik lagu itu buat Chrystal.
Hampir seluruh anak-anak di Prancis mengenal lagu itu, bahkan lagu anak-anak tersebut telah membuat Avignon dikenal oleh dunia. Sur Le Pont d'Avignon adalah salah satu lagu kesayangan Ares di masa kecil. Chrystal pun mulai mencoba untuk ikut bersenandung kecil menyanyikan lagu anak-anak Prancis tersebut.
Puisi ini
Ten wiersz jestGaris surya di dinding
Żyłką słoneczną na ścianieSeperti semua fotografi musim semi
Jak fotografia wszystkich wiosenAku akan membawakanmu beberapa nyanyian hujan
Kantyczki deszczu wam przyniosęNada musik pudar di lonceng langit
Wyblakłe nutki w nieba dzwonSeperti menghirup angin muda
Jak młodym wiatrem oddychanieTuan-tuan yang tak terlihat sedang menari
Tańczą panowie niewidzialniDi jembatan di Avignon
Na moście w avignonMusik kuno hijau
Zielone staroświeckie granieSeperti donat anemia di keheningan
Jak anemiczne pączki ciszyHiruplah pohon itu karena Anda akan mendengar
Odetchnij drzewem bo usłyszyszSeperti sinar tonal
Jak promień naprężony tonUntuk rentang angin terberat
Jak na najcięższej wiatru gamieGaun pelayan berdaun sedang menari
Tańczą liściaste suknie panienGaun pelayan berdaun sedang menari
Tańczą liściaste suknie panienDi Jembatan di Avignon
Na moście w avignonDi pepohonan jendela hijau, lengan
W drzewach zielonych okien ramięGothic keperakan melalui spektrum bintang
Przez widma gwiazd srebrzysty gotykBurung emas berputar
Wirują ptaki błogo złoteSeperti kecapi yang lepas dari tanganku
Jak lutnie co uciekły z rąkDi hutan hijau, rusa betina putih
W lasach zielonych białe łanieMereka pergi ke pesta dansa yang lebih tenang
Uchodzą w coraz cichszy taniecLadies dan Tuan-tuan menari
Tańczą panowie tańczą panieDi Jembatan avignon
Na moście avignonLadies dan Tuan-tuan menari
Tańczą panowie tańczą panieDi Jembatan avignon
Na moście avignonLadies dan Tuan-tuan menari
Tańczą panowie tańczą panieDi Jembatan Avignon
Na moście avignonAvignon ... Avignon.
Kota Paus Avignon di Province-Alpes-Cote d Azur. Ares mengajak Chrystal makan siang di Restoran Le Bercail. Restoran yang terletak persis di tepi Sungai Rhone. Aresmemilih tempat duduk yang berada di teras luar yang menghadap ke kompleks Istana Paus Palais des Papes. Cantik sekali pemandangan dari teras Restoran Le Bercail ini, apalagi saat ini sambil makan siang berdua dengan Ares. Budaya makan di Prancis ternyata sangat berbeda. Kata Ares orang-orang di negara ini bisa menghabiskan waktu yang cukup lama pada saat makan, dan makanan yang mereka makan pun biasanya jumlahnya banyak dan bervariasi terutama pada acara-acara
Deburan ombak yang lembut di tepian pantai .... Menyapa hangat putihnya pasir yang terhampar luas .... Mengukir indah nya rasa yang tercipta .... Menyimpan kenangan yang terpahat di hati, di kaki Pegunungan Pyrenees di Teluk Biscay ....****Akhirnya mereka pun sampai di Pantai Biarritz, setelah melewati hampir dua jam perjalanan. Kawasan Pantai Biarritz yang berbatasan dengan Spanyol ini termasuk salah satu wilayah yang lumayan mahal di Prancis, tapi semuanya tak ada artinya dan terbayar sudah dengan keindahan yang terbentang di hadapannya ini. Banyak orang lokal duduk-duduk di cafe di sepanjang garis Pantai Biarritz di Barat Prancis ini, ada juga beberapa turis asia di sana, menikmati musim dingin yang terasa han
"Chrys, halo. Halo Chrys.""Ya, halo. Kenapa Fio?""Kamu udah siap belum? Aku otw ke rumahmu sekarang ya.""Aku lagi ga di rumah Fi. Emang ada apa? Tumben kamu mau ke rumah?""Masa kamu lupa Chrys, hari ini kan kita geladi bersih buat lomba padus besok.""Ya ampun, aku lupa Fi. Aku sekarang lagi di Prancis.""What? di Prancis? Kamu ga lagi mimpi, Chrys? Gimana bisa kamu ada di Prancis?""Ceritanya panjang Fi, nanti aja deh aku ceritanya." jawab Chrystal"Nanti kalau aku sudah pulang ya," lanjut Chrystal."Kamu ke sana sama siapa, Chrys?""Kamu pasti ga percaya kalau tahu aku pergi sama siapa.""Emang sama siapa, Chrys?""Ada deh." jawab Chrystal bikin Fiola semakin penasaran."Udah dulu ya Fi, nanti aku telepon lagi. Aku mau lihat Fête des L
Palavras nao bastam, nao da pra entender E esse medo que cresce e nao para Kata-kata tidaklah cukup, kau tak kan pernah mengerti Dan ketakutan yang tumbuh ini, tidak kian berhenti Jantungku berdebar kencang, Dan aku sendirian di sini ....
"Chrystal, kenalkan ini Claire, dulu kami sekelas di .... " kata-kata Ares tiba-tiba terhenti seketika, dan betapa kagetnya Ares begitu menyadari bahwa Chrystal tidak ada di sana, tidak berada di bangku kayu di sisinya. Padahal barusan ia duduk berdua dengan Chrystal di bangku ini."Chrystal?"Ares pun mulai melayangkan pandang ke sekitarnya, mencoba untuk menemukan Chrystal. Ares bermaksud ingin mengenalkan Claire pada Chrystal, tapi ia tidak menemukan Chrystal.Ares tidak menyadari sudah sejak kapan Chrystal tidak ada di sana, bukankah tadi mereka sedang duduk bersama di bangku itu sebelum Claire datang dengan tiba-tiba.Tapi mengapa Chrystal tiba-tiba pergi meninggalkanku, ya? Mengapa ia diam-diam pergi beg
Cinta itu aneh..Datangnya tak tau arah dan tak kenal waktu Dan tak pernah izin tuk singgah.. Tapi cinta itu berjuta rasanya..seperti sepotong pizza dengan aneka toping dan rasa.. Ada rasa rindu di dalamnya, ada rasa ingin bertemu,ada rasa cemburu, ada rasa takut kehilangan, ada rasa ingin memiliki dan ada rasa selalu ingin bersama...Lima menit lagi bus akan tiba dan Chrystal pun segera bersiap-siap dan berdiri di depan halte menunggu bus terakhir itu tiba."Chrystal, kamu ada di sini? Mengapa kamu pergi dengan tiba-tiba? Chrystal terkejut karena Ares tiba-tiba sudah berada di sampingnya."Kamukenapa Chr
Rintik-rintik hujan itu dingin ...Tapi tak selamanya hujan itu terasa dingin ...kadang dalam dingin nya hujan ada setitik rasa hangat."Chrys, mari kita duduk di halte itu, hujan turun lebih deras."Chrystal menatap langit sesaat, rintik hujan memang terasa lebih deras, butir-butir air hujan itu terasa perih menyentuh wajahnya, Chrystal pun perlahan mengikuti langkah Ares menuju halte bus."Chrys, mana tanganmu?""Untuk apa, Ares?""Kesinikan saja tanganmu."Seketika Ares menarik tangannya, membuat Chrystal bertambah bingung dan tib
Dari kejauhan Basilique Notre-Dame De Fourvière tampak bagaikan sebuah istana peri yang berada di atas khayangan. Gedung berwarna putih berbentuk bulat seperti sebuah tabung tinggi yang berdiri kokoh, yang diapit oleh dua buah bangunan seperti pilar besar yang menjulang tinggi bagaikan menara. Di puncak setiap menara tersebut masing-masing terdapat sebuah salib yang tampak menjulang tinggi menggapai awan. Sementara di atas bangunan utama di antara kedua pilar besar itu terdapat patung malaikat kecil yang sedang terbang memegang sebuah tongkat. Di bagian ujung tongkat itu terdapat sebuah bintang yang memancarkan sinar yang berkilauan.Bangunan tersebut didirikan oleh Saint Pothinus dan Saint Irenaeus, yaitu dua uskup pertama di Kota Lyon pada tahun 1079. Bangunan itu seolah-olah muncul dari balik awan-awan putih yang sedang turun ke bumi, tampak melayang di antarapepohonan yang menghijau kekuningan di kaki langit. Benar-benar