Share

Bab38 Tantrum dan Rahasia Sesil

"Sesil. Kenapa dia sampe teriak begitu?" gumamku.

"Rese banget wanita kecil itu," gerutu pak Anwar nampak kesal.

"Hei, Sesil. Sini, Nak!" panggil bu Melisa, yang langsung berdiri dari duduknya, ketika melihat Sesil yang mulai berjalan ke arah kami.

"Kalian nggak tau malu banget," hardik Sesil kepada kami. Pak Anwar melepaskan pegangannya tubuhku yang sudah berdiri tegap.

"Sil, jaga bicara kamu! Kamu nggak pantes ngomong begitu sama saya," tegas pak Anwar. Sebelum Sesil bersuara lagi, bu Melisa sudah berada di dekat anaknya itu.

"Bu," lirih Sesil yang langsung memeluk ibunya itu.

"Pak Anwar, tolong maklumi Sesil, dia masih labil," ujar ibu Melisa.

"Labil apa? Teriak- teriak dan ngata- ngatain atasannya begitu, apa pantas? Dia ini bukan gadis remaja, tapi sudah wanita dewasa," timpalku dengan sengaja.

"Diam kamu!" bentak Sesil kepadaku, membuat semua tamu yang ada di restoran, memandang ke arah kami.

"Sebaiknya kamu diam saja," pinta ibu Melisa dengan geram kepadaku.

"Dia sudah memperma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status