Share

37. Dia Anak yang Tampan

David masih larut dalam kesedihan. Hatinya lirih berbisik dalam isak tangis.

Maryam...

Mengejarmu ibarat mengejar embun untuk mendapatkan tetesnya di udara, kau ibarat molekul-molekulnya yang bisa kurasakan namun tak bisa kuraih dan kugenggam.

Bukan kau yang menyiksaku, Maryam.

Tapi keadaanlah yang memaksaku demikian.

Aku mati di sini.

Aku memang masih bernafas

Tapi jiwaku pergi dan hilang mengejar sosokmu yang semakin menjauh.

Aku rapuh,

Serapuh bangunan-bangunan Romawi yang ditelan oleh masa, namun dia tetap tegak.

Aku tak kuat, Maryam.

Haruskah aku pergi meninggalkanmu

Ke sebuah tempat di mana aku tak bisa lagi memandang wajahmu, Maryam?

Haruskah?

Tapi semakin aku menjauh

Dan mencoba menghilang darimu

Jiwaku semakin dekat

Sedekat jari-jari yang tak pernah memisah.

Maryam...

Lihatlah aku disini!

Aku bahkan kehilangan harga diri

Untuk me

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status