Share

444. Pintu Rahasia Istana

“Jadi ini lelaki pincang itu yang Tuan Putri maksud?” tanya Kakek Gentar lalu terkekeh.

“Benar, Kek,” jawab Tuan Putri.

Kakek Gentar berjalan mendekati Bimantara yang sedang bertumpu pada tongkat hitamnya. Dia memandanginya dari ujung rambut ke ujung kakinya. Bimantara terdiam bingung. Dia masih mengingat siapa kakek itu sebenarnya. Dia yakin kakek itu pernah ada dalam hidupnya sebelum ingatannya menghilang.

Kakek itu hendak meninju perut Bimantara, namun dengan sigap naluri ilmu bela diri Bimantara datang hingga dengan cepat dia mampu menangkap lengan kakek itu. Kakek Gentar tertawa.

“Gerak refleksmu bagus juga,” puji kakek itu.

Tak lama kemudian kakek itu mengarahkan tendangannya ke tongkat hitam yang menjadi tumpuan Bimantara berdiri. Lagi, dengan sigap Bimantara melompati kaki kakek itu lalu mendarat dengan selamat di lantai. Kakek Gentar kembali tertawa.

“Sepertinya ilmu bela dirimu sudah mumpuni,” puji Kakek itu.

Bimantara terdiam awas. Dia khawatir Kakek itu menguji ilmunya kem
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status